Belanja APBD Surabaya untuk produk UMKM mencapai Rp 1,2 triliun - WisataHits
Jawa Timur

Belanja APBD Surabaya untuk produk UMKM mencapai Rp 1,2 triliun

Pemkot Surabaya telah mengoptimalkan belanja untuk UMKM dan akan terus melakukannya

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan total belanja APBD Kota Surabaya untuk Sektor Usaha Mikro dan Kecil (UMK) mencapai Rp 1,2 triliun per 25 November 2022. Sementara itu, total belanja APBD Kota Surabaya untuk Produk Dalam Negeri (PDN) mencapai Rp 1,7 triliun pada periode yang sama. Data tersebut dipublikasikan oleh Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP).

“Pemkot Surabaya telah dan akan mengoptimalkan belanja UMKM dan produk dalam negeri. Ini soal koordinasi dengan ekonomi nasional. Jangan lagi menikmati APBD untuk pabrikan besar saja,” kata Eri, Selasa (29/11).

Eri juga memaparkan sejumlah inovasi yang dilakukan Pemkot Surabaya untuk mendorong partisipasi UMK dan meningkatkan penggunaan produk lokal. Diantaranya adalah pembuatan paver yang melibatkan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), yang kemudian dibeli Pemkot Surabaya melalui APBD. Program pengaspalan ini menyentuh setiap sudut kampung di Surabaya.

“Kalau kita percaya mereka, UMK punya kemampuan yang sudah terbukti, MBR punya kemampuan yang sudah terbukti. Buktinya produksi plester MBR yang kami latih sebelumnya lolos uji Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Karena APBD mengalir ke rakyat di bawah, ini adalah alat untuk mempercepat pemulihan ekonomi,” ujarnya.

Eri menambahkan, Pemkot Surabaya juga menjalankan berbagai program yang melibatkan penjahit dan pengrajin UMKM di desa-desa. Pemkot Surabaya memerintahkan ratusan ribu seragam dan sepatu dibagikan secara gratis kepada siswa SD dan SMP dari keluarga kurang mampu.

“Ini seperti mendayung tiga pulau sekaligus. Kami memberdayakan UMKM, memastikan semua siswa dapat bersekolah dengan nyaman karena memiliki seragam dan sepatu baru, serta meringankan orang tua karena tidak perlu membeli seragam dan sepatu baru. ‘ kata Ery.

Eri juga memastikan APBD Surabaya dikhususkan untuk produk lokal. Diakui Eri, saat berbelanja kebutuhan sehari-hari, pihaknya mengutamakan komponen dalam negeri. Dia tidak ingin APBD digunakan untuk membeli barang-barang impor.

“Kecuali yang tidak bisa produksi di dalam negeri. Kalau ada bos jasa yang masih suka beli produk impor padahal ada produksi dalam negeri, langsung saya keluarkan,” kata Eri.

Eri melanjutkan, pada tahun 2023, APBD Surabaya akan mengalokasikan belanja sebesar Rp3 triliun untuk sektor UMKM. Selain melalui alat penerbitan APBD, lanjut Eri, pemberdayaan UMKM juga dilakukan melalui program Rumah Padat Karya yang tersebar di berbagai kelurahan di Surabaya. Aset menganggur Pemkot Surabaya telah diubah menjadi “rumah padat karya” untuk memberdayakan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

“Ada warung kopi, barber shop, laundry, cuci motor, produksi kue, destinasi wisata, lahan pertanian perikanan dan sebagainya. Program ini telah melibatkan ribuan warga MBR,” kata Eri.

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button