Tiket Masuk Harganya Rp3,75 Juta, Ini 5 Kegiatan Konservasi di Taman Nasional Komodo: Okezone Travel
KOORDINATOR Penyelenggara Program Konservasi Taman Nasional Komodo (TNK) Carolina Noge memaparkan lima kegiatan yang dilakukan untuk menjaga keutuhan perlindungan TNK di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Pertama, penguatan kelembagaan, yakni intensifikasi kajian ilmiah di bidang ini.
“Kemudian yang kedua penguatan kelembagaan dari sisi sumber daya manusia yaitu memberikan pelatihan, sosialisasi dan lain sebagainya yang akan kita lakukan bersama dengan Balai Taman Nasional Komodo. Misalnya pelatihan menyelam dan pembuatan peta,” katanya dalam jumpa pers mingguan dengan Menteri Pariwisata dan Industri Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno yang dipantau secara virtual di Jakarta.
Upaya ketiga adalah pengamanan dan pengawasan berupa patroli bersama dengan masyarakat setempat.
Mengingat TNK mencakup wilayah daratan dan perairan, maka perlu dikembangkan lebih banyak infrastruktur tambahan terkait pengawasan dan keamanan.
Patroli ini termasuk pencegahan kebakaran, penangkapan ikan ilegal, penangkapan ikan berlebihan dan perburuan liar, antara lain. Selain itu, patroli rutin atau sesekali dilakukan sesuai kebutuhan.
Langkah selanjutnya adalah penguatan ekonomi masyarakat. Salah satunya adalah pemberian oleh-oleh yang terbuat dari hasil kerajinan masyarakat setempat bagi setiap wisatawan yang berkunjung ke TNK. “Kami akan mendampingi ini dan terus menciptakan nilai ekonomi,” kata Caroline.
Akhirnya, kelompok kepentingan yang relevan memastikan bahwa wisata alam diperkuat. Beberapa program yang dilaksanakan menyangkut digitalisasi manajemen kunjungan.
Nantinya, biaya konservasi akan dibayarkan melalui aplikasi Pemprov NTT bernama INISA yang menyediakan fungsi sistem reservasi online dan akan diluncurkan pada Agustus 2022.
Berdasarkan kajian daya dukung dan daya dukung berdasarkan jasa ekosistem dan integritas konservasi di TNK, ditemukan rekomendasi untuk memungut biaya konservasi di Pulau Komodo, Pulau Padar dan perairan sekitarnya sebesar Rp3,75 juta per orang per tahun disertai dengan batas pengunjung 200.000 orang per tahun.
Biaya konservasi, yang disebut sebagai kompensasi jasa ekosistem, berkurang setiap kali wisatawan mengunjungi TNK. Jasa ekosistem ini termasuk, namun tidak terbatas pada, berkurangnya ketersediaan air dan oksigen, serta meningkatnya polusi dan limbah.
“Selain itu, ada layanan konservasi. Jadi bukan hanya kompensasi biaya nilai jasa ekosistem, tapi jasa lain yang masuk dalam biaya itu, termasuk tiket masuk dan lain-lain,” katanya.
Source: travel.okezone.com
