Suasana Hangat Kedai Kopi Mbah Nduts Hamur Kampoeng Heritage Kajoetangan banyak dikunjungi wisatawan pejabat

JATITIMES – Sebuah kafe di Kampoeng Heritage Kajoetangan yang memberikan nuansa sejarah, penuh makna dan tentunya bersejarah, bernama Kopi Hamur Mbah Ndut.

Sebuah kedai kopi yang terletak di 4 Jalan Jenderal Basuki Rahmat Gang, No. 938, Desa Kauman, Kecamatan Klojen, Kota Malang. Situs ini berada di sebelah kompleks makam Mbah Honggo Kusumo.

Pemilik kedai kopi Hamur Mbah Ndut, Rudi Haris, menjelaskan awal mula berdirinya kedai kopi tradisional ini. Dia mengaku awalnya berjualan sembako. Namun, saat Kampoeng Heritage membuka Kajoetangan, Rudi membuka Kedai Kopi Hamur Mbah Ndut pada tahun 2018.

Rudi juga menata tata letak Warung Kopi Hamur Mbah Ndut untuk menjaga keaslian bangunan dan nuansa heritage. Selain itu, bangunan rumah sudah ada sejak tahun 1923, dan di dalamnya masih banyak barang antik yang masih bisa digunakan.

Dari pantauan JatimTIMES.com, atap bangunan masih dipertahankan dengan motif pelana berukuran 8,5 x 17,5 meter dari rumah. Dimana bangunan yang kini berusia 99 tahun ini dihuni oleh generasi ketiga.

Dimulai dari pemilik pertama yaitu Haji Ridwan dan Mardikyah, kemudian dilanjutkan oleh keluarga Saadiyah dan saat ini ditempati oleh Rudi Haris yang merupakan generasi ketiga dari keluarga Haji Ridwan dan Mardikyah.

“Ada juga banyak barang lama di sini, jadi kami akan mengeluarkannya di masa depan. Seperti radio yang dibeli tahun 1961, struknya juga ada harga Rp 6.900 waktu itu, beli di Toko Srikandi dulu di perempatan yang sekarang menjadi Whiz Prime Hotel,” kata Rudi.

Selain itu, banyak barang antik lainnya yang dipasang di toko dan rumah Mbah Ndut. Mulai dari kursi, lemari kayu, foto lama, koper, televisi, telepon, kaset dan radio.

Rudi mengaku Kedai Kopi Hamur Mbah Ndut merupakan kedai kopi pertama bernuansa sejarah di Kampoeng Heritage Kajoetangan setelah Pemerintah Kota Malang (Pemkot) meresmikan kawasan wisata Kampoeng Heritage Kajoetangan pada 2018.

“Sebelum warga lain membuat kafe, saya buat dulu. Kemudian, karena tempat saya ramai, banyak warga yang mulai membuat kafe,” jelas Rudi.

Menurutnya, Kedai Kopi Hamur Mbah Ndut sangat mendukung konsep utama Kampoeng Heritage Kajoetangan. Selain itu, akses menuju toko ini juga sangat mudah. Rudi pun menjelaskan alasan pengaturan Mbah Ndut di kafe miliknya.

“Ini adalah rumah kakek-nenek istri saya, rumah para pakar untuk sebuah keluarga besar. Padahal, rumah Mbah Ndut selalu dikenal karena badan ibu mertua saya gendut,” kata Rudi.

Tidak banyak yang dijual di kafe Hamur Mbah Ndut. Tinggal diseduh kopi, latte, sekoteng dan jajanan jadul lainnya yaitu onde-onde dan jemblem. Menu-menu ini sangat cocok dinikmati dalam kondisi Kota Malang yang cenderung dingin dan sejuk.

“Untuk kopi asli Rp 7.000, kopi susu Rp 8.000, Sekoteng Rp 5.000. Kemudian buka setiap hari mulai pukul 08.00 WIB, tutup sebelum magrib dan buka kembali setelah Isya,” jelas Rudi.

Hingga saat ini, banyak wisatawan dari dalam dan luar negeri mengunjungi kafe Hamur Mbah Ndut. Mulai dari Malaysia, Belanda, Jerman, Perancis, Brunei Darussalam.

Tak hanya turis, para pejabat daerah, termasuk mantan menteri, sempat mampir ke kafe tersebut. Mulai dari Walikota Malang Sutiaji hingga mantan Menteri Perdagangan Republik Indonesia di era Presiden keenam Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono yakni Mari Elka Pangestu.

“Mantan Menteri Perdagangan di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Prof Mari Elka Pangestu menyempatkan diri mampir ke toko saya pada 12 Agustus 2022,” kata Rudi.

Ia juga berharap, mengingat potensi ekonomi yang sangat besar di Kampoeng Heritage Kajoetangan, Pemkot Malang terus memperhatikan kondisi di kawasan Kampoeng Heritage Kajoetangan agar lebih banyak dikunjungi wisatawan domestik maupun mancanegara. (Datang)

Source: news.google.com