Pembatasan akses data memperumit praktik jurnalisme data di Indonesia - WisataHits
Jawa Timur

Pembatasan akses data memperumit praktik jurnalisme data di Indonesia

“Kami membahas itu. Ada beberapa isu yang kami kemukakan, sebelumnya kami meneliti latar belakang dan sebagainya terkait sejarah dan perkembangan kota Malang,” kata Eko.

Dari titik awal hingga pandemi. Kemudian laporan mereka memeriksa perkembangan kereta api, perkebunan. Ini menghasilkan modal yang sangat besar. Kemudian sejarah kota Malang yang lahir pada zaman penjajahan.

“Ternyata ketika kami mencatat dan menambahkan laporan di tempat serta beberapa data dari jurnal yang kami hasilkan, kami mengolahnya dan kemudian menghasilkan sebuah buku. Ini adalah salinan fisik dari ‘Pagebluk dan Kota’. Ini diproduksi oleh co-editor, kata Eko sambil menunjukkan salinan buku tersebut.

Jadi selain foto, mereka juga mengambil beberapa foto, ilustrasi dan juga foto sejarah dari berbagai sumber dari luar khususnya dari Belanda, kemudian ada juga QR code yang bisa di scan kemudian ada video diskusinya, diantaranya laporan di lapangan tentang perkembangannya dan sebagainya.

“Kemudian kami juga melakukan kerja jurnalistik selama pandemi dan menunjukkan jurnalisme data. Ini memang sebuah tantangan. Data mungkin banyak, tapi verifikasi data seperti apa? Ternyata ketika kami verifikasi di lapangan, banyak kesenjangan antara data yang diberikan pemerintah, misalnya dengan data dari beberapa lembaga sebagai data neraca,” katanya.

Eko mencoba melihat bagaimana sebenarnya kemarin selama pandemi, banyak tantangannya. Biaya besar berlimpah, tetapi penanganan kasus Covid-19 yang sebenarnya tidak signifikan. Jadi dana besar tidak linier dengan pemrosesan kasus. Masih banyak orang yang terinfeksi yang kemudian meninggal juga.

“Ini adalah laporan seri pertama yang kami buat bersama tiga jurnalis.” Eko menunjuk slide yang dia tunjukkan.

Selanjutnya, mereka mempresentasikan laporan rinci yang terdiri dari empat judul. Dalam bentuk serial pelaporan tentang sinyal bahaya penyakit mematikan. Jadi, sebelum terjadi delta fall, ada trend seperti misalnya di kota Malang justru terjadi peningkatan yang luar biasa pada grafik. Luar biasa signifikan.

“Kami ingin mengingatkan bahwa ini adalah ancaman yang berpotensi menjadi ancaman kematian, dll. Tapi kalau kemudian kita sertakan konfirmasi, konfirmasi dari pihak, kita temukan beberapa jalan buntu, misalnya soal birokrasi,” keluhnya.

Apa saja kendala tersebut? Lagi-lagi, data sulit diakses, bahkan jika disajikan setelah laporan, misalnya, dan menimbulkan banyak reaksi. Termasuk menampilkan Terakota.id ketika ada manipulasi data yang disampaikan KawalCOVID19 oleh pemerintah kota Malang dan Surabaya.

“Bagaimana ini bisa terjadi? Itu memang temuan di lapangan. Kami verifikasi memang ada gap data, ada manipulasi data, lalu ditindaklanjuti. Banyak LSM kemudian mendesak pemerintah untuk lebih terbuka menangani kasus di kota Malang, karena banyak pihak swasta dan masyarakat yang terlibat dalam penanganan kasus ini. Nanti bisa tercipta kolaborasi,” serunya.

Source: www.alinea.id

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button