Pelaku Usaha Pariwisata Sarangan, Minta Pemkot Magetan Berhenti sejenak - WisataHits
Jawa Timur

Pelaku Usaha Pariwisata Sarangan, Minta Pemkot Magetan Berhenti sejenak

Sarangan adalah properti wisata air legendaris di Kabupaten Magetan, Jawa Timur.

Beritatrends, Magetan Telaga Sarangan merupakan obyek wisata air legendaris di Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Wisata ini bertepatan dengan beberapa objek wisata di Tawangmangu. Bahkan selama musim kemarau panjang, air surut di danau ini, tetapi tidak mengering.

Asal usul Danau Sarangan Magetan di Jawa Timur tidak lepas dari cerita tentang Ki Pasir dan Nyi Pasir yang konon tinggal di daerah tersebut.

Ternyata di balik keindahan alamnya, wisata sarangan memiliki cerita mistis yang juga diyakini oleh warga sekitar. Mistik yang mengandung mitos-mitos yang berkaitan dengan proses penciptaan Telaga Sarangan. Konon didirikan oleh pasangan bernama Ki Pasir dan Nyi Pasir.

Terlepas dari kisah Mesteri pasangan tersebut, Sarangan merupakan tempat wisata yang termasuk sebagai kota tujuan, artinya biasanya wisatawan yang datang ke Sarangan dari luar kota perlu menginap, sehingga Pemerintah Kabupaten Magetan selalu meningkatkan Mempercantik keindahan yang ada dan menambah wisatawan berkendara melintasi Telaga Sarangan.

Salah satu pengunjung Danau Sarangan, Yanti, warga Krian Sidoarjo mengatakan, “Sarangan itu dingin, pemandangannya indah, saya selalu ingin datang ke sini dan saya baru saja tiba di sini, ini pertama kalinya saya di Sarangan. .

“Untuk keistimewaannya sendiri, viewnya sesegar udaranya, karena di Sidoarjo panas, di sini udaranya segar untuk harga tiket yang murah, tapi dalam situasi pandemi ini agak terlalu mahal,” kata Yanti.

Fitri menambahkan menurut saya, karena suasananya sejuk dan sejuk, disini sepi dan orangnya ramah, rukun, ramah, cara bicaranya juga sopan.

“Sarangan pas untuk refreshing, suasananya asri dan sejuk apalagi kita dari surabaya, kalau disana panas kita cari suasana yang sejuk, juga tempat untuk bersantai dari suasana kota, jadi saat kita melihat-lihat Di gunung kita lihat suasananya tenang,” ujarnya.

Di tempat lain, Nisan sebagai pelaku ekonomi mengatakan: Saya kira ini masa pemulihan, jadi kita harus bekerja ekstra keras, dan kita juga meminta bantuan pemerintah untuk membimbing kita, agar kita bisa booming lagi, sehingga orang ingin mengejarnya sarangan

Logikanya pengunjung sudah banyak tapi okupansi dan harga belinya belum jadi baru tahap recovery jadi menurut saya pengunjung Sarangan baru refreshing kalau beli bla bla bla belum datang.

“Kami mohon dukungan pemerintah untuk menggalakkan dan menggenjot Sarangan agar bisa pulih kembali dan kami belum stabil dalam pemulihan ini dalam hal ini karena kami masih harus bayar PLN, air dan pajak, sekarang masih pas-pasan, belum sangat sibuk,” kata Nisan.

Yang kami tawarkan memang wisata alam jadi hanya pemerintah yang bisa diuntungkan jika bisa menambah wahana agar masyarakat tidak keluar sarang sementara ini wisata mojosemi yang terus berkembang dengan banyak wahana.

Silakan kembangkan sarangan sendiri, ini sementara hanya perahu, kuda yang dinikmati, hanya pemandangan ini, mohon pemerintah untuk mempertimbangkan kembali bagaimana terobosan di sarangan ditampilkan, sehingga kita bisa memajukan sarangan.

“Untuk harga tiket, bagaimana menurutmu? Kami usulkan tidak bisa diubah menjadi Rp 19.00 – jadi ya Monggo, kalau tiketnya benar-benar bertahan, tolong tambah lagi pengembangan pariwisatanya, tiket seperti itu mahal selama masa pemulihan pandemi,” kata Nisan.

Menurut saya sarangan harus diintervensi oleh pemerintah agar kedepannya bisa lebih dikembangkan lagi, agar kita juga bisa mendapatkan tiket pembangunan sarangan, bukan wisata yang monoton, yang sebenarnya kita jual adalah cuaca dingin Pemandangannya bagus , namun perlu ditambahkan seperti mainan anak atau misalnya apa yang cocok untuk sarangan dengan jangkauan yang sempit agar menarik kembali.

“Saat ini semrawut, antara jalan untuk orang di jalan, untuk kuda, untuk kendaraan jadi tolong diatur ulang ya, kita hanya saling mendukung, masyarakat, pemerintah, pelaku perhotelan utama pelaku sarangan, kita bekerja sama-sama kita tidak menyalahkan siapa-siapa tapi kita membangun sarangan demi kebaikan, mendorong sarangan agar penuh kembali, pemulihan lebih cepat,” pungkas Nisan.

Source: beritatrends.co.id

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button