Odiga, aplikasi perencana perjalanan berbasis AI yang dikembangkan oleh mahasiswa ITB - WisataHits
Jawa Barat

Odiga, aplikasi perencana perjalanan berbasis AI yang dikembangkan oleh mahasiswa ITB

Odiga, aplikasi perencana perjalanan berbasis AI yang dikembangkan oleh mahasiswa ITB

Dua mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) mengembangkan inovasi berupa aplikasi web perencanaan perjalanan bernama Odiga. Aplikasi perencanaan perjalanan ini memanfaatkan ini Pengelompokan K-Means, penyaringan kolaboratif, dan algoritma genetika.

Menurut situs resmi ITB, inovasi tersebut dikembangkan oleh dua mahasiswa ITB dari Institut Teknik Fisika, yaitu Nafi Mulyo Kusumo dan Syarifa Khairunnisa, dan mahasiswa dari Sekolah Tinggi Ilmu Komputer Informatika Cipta Karya, Muhammad Rifqi Syatria. Odiga sendiri dirancang untuk memudahkan masyarakat yang menginginkan perjalanan liburan yang lebih hemat.

Empat fungsi dipasang di Odiga. Fitur pertama adalah perencanaan perjalanan dengan peta interaktif dari Mapbox GL JS. Fitur ini memungkinkan pengguna untuk memilih tempat yang ingin dikunjungi langsung di peta.



Fitur selanjutnya adalah penjadwalan berbasis waktu kecerdasan buatan (AI). Dengan sekali klik, pengguna dapat mengetahui timeshare paling efektif berdasarkan lokasi tempat dan jumlah hari itinerary.

Ada juga fitur pengoptimalan rute berbasis AI. Sebelumnya, urutan tempat yang ingin dikunjungi mengikuti urutan tempat yang dimasukkan pengguna ke dalam aplikasi web. Penyortiran ini mungkin memakan waktu pengguna karena jalur yang mungkin tidak searah. Dengan fitur ini, urutan perjalanan menjadi lebih jelas dan pengguna dapat menghemat waktu.

Kemudian fitur terakhir adalah rekomendasi tempat yang akan digunakan Algoritma filter kolaboratif. Saat mengunjungi tempat baru, referensi tempat wisata dapat membantu wisatawan memaksimalkan pengalaman berwisatanya. Odiga menawarkan rekomendasi tempat dengan peringkatnya dan dapat ditambahkan langsung ke rencana perjalanan pengguna.

Saat menyiapkan aplikasi untuk kompetisi ini, Syarifa mengakui bahwa proses brainstorming itu penting. Proses brainstorming untuk mendapatkan ide membutuhkan pemikiran desain. Ini adalah tip kemenangan tim Odiga.

“Tahap pertama pemikiran desain adalah berempati. Saat menentukan ide, cobalah memvalidasinya, memvalidasi lagi, agar idenya benar-benar tepat sasaran. Meski secara teknis sangat matang, mungkin karena tidak efektif dan hilang berlaku dalam kehidupan sehari-hari nilai jualnya berkurang. Jadi pastikan dulu idenya benar,” pungkas Syarifa.

Berkat inovasi tersebut, Syarifa dan tim meraih juara 1 kompetisi Compfest 14 2022. Kompetisi yang diselenggarakan Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia ini dimulai pada akhir Juni 2022 dan diakhiri dengan malam penghargaan pada 30 Oktober. tahun lalu.

Foto: website ITB

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button