Mencapai 6,2 juta wisatawan, melampaui sebelum pandemi • Radar Jogja - WisataHits
Yogyakarta

Mencapai 6,2 juta wisatawan, melampaui sebelum pandemi • Radar Jogja

Mencapai 6,2 juta wisatawan, melampaui sebelum pandemi • Radar Jogja

RADAR JOGJA – Setelah sempat terpuruk akibat pandemi Covid-19, sektor pariwisata di DIJ kini sudah bisa pulih kembali. Hal ini terlihat dari jumlah kunjungan wisatawan yang masuk. Pada tahun 2022, mampu melampaui tingkat pra-pandemi, mencapai 6,2 juta wisatawan.

Kepala Dinas Pariwisata DIJ Singgih Raharjo mengatakan, berdasarkan data sementara, jumlah kunjungan wisatawan pada 2022 telah melampaui tahun 2019 atau sebelum pandemi. Jumlah 6,2 juta wisatawan itu diyakini lebih banyak dari sebelum pandemi.

“Artinya indikator yang ingin kami sampaikan adalah pariwisata pra pandemi dan pasca pandemi sudah pulih seperti tahun 2019. Kalaupun surplusnya tidak terlalu besar,” ujarnya kemarin (17/1).

Singgih menjelaskan, daya beli wisatawan cukup memuaskan. Termasuk untuk turis domestik Rp 2,1 juta per orang per kunjungan. Sedangkan wisatawan mancanegara (wisman) $5,40 per orang per kunjungan.
Kedua indikator tersebut mencerminkan bahwa Jogjakarta sangat dipercaya oleh wisatawan dan daya belinya cukup tinggi. “Ada beberapa faktor yang mempengaruhi wisatawan mancanegara. Dari tanah mereka belum membuka lebar. Kedua penerbangan belum memulihkan konektivitasnya,” katanya.

Meski wisatawan mancanegara datang ke Jogja, penerbangan langsung juga dinilai belum selengkap dulu. Kedatangan wisman juga karena meningkatnya aksesibilitas dari Singapura dan Malaysia. Hal ini mempengaruhi wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Jogjakarta. “Dua destinasi ini tidak hanya dilayani oleh satu atau dua maskapai saja, tapi lebih dari itu,” jelasnya.

Menurutnya, Singapura memiliki Scoot Air Malaysia dan Batik Air yang juga terbang hampir setiap hari. Malaysia dan Batik akan terbang bersama Malaysia Airways dan Air Asia. “Sebentar lagi insya Allah akan ada senyuman dari Bangkok ke YIA. Ini pasti akan mempengaruhi wisatawan ASEAN dan Eropa,” katanya.

Hasil ini tidak lepas dari strategi Dispar DIJ untuk menyebarkan event di kabupaten/kota. Dan terbukti kemacetan parah tidak benar-benar terjadi di saat-saat terakhir Natal dan Tahun Baru. Padahal, situasinya cukup kondusif dan berimbang. “Untuk hunian, mungkin kota Jogja dan Sleman. Karena Bantul, Kulonprogo tidak terlalu banyak. Host family di desa wisata juga menjadi alternatif,” imbuhnya. (wia/laz)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button