Melali bersama Bali Becik, Plesiran di Bali yang ramah lingkungan - WisataHits
Jawa Tengah

Melali bersama Bali Becik, Plesiran di Bali yang ramah lingkungan

Gianyar

Kegiatan Komunitas KemBali Becik melalui alias berplesiran dengan cara yang berbeda.

Salah satu tim kampanye, Saraswati Ratnanggana menjelaskan, komunitasnya bertujuan untuk mempromosikan potensi wisata ramah lingkungan di masyarakat.

“Tujuan kami adalah untuk memperkenalkan bahwa ada kegiatan pariwisata yang lebih berkelanjutan di Bali, mulai dari akomodasi dan makanan, pengalamannya seperti tempe dulu. Terus kalau mau beli oleh-oleh juga ada tempatnya,” ujarnya.

tim detikBali berkesempatan menghadiri acara KemBali Becik pada Jumat (12/02/2020). Sebanyak tiga destinasi menjadi tujuan dari kegiatan ini.

Pertama, detikBali diajak mengunjungi Mana Ubud. Di sana, detikBali diajak menikmati suasana penginapan yang pecinta alam. Mana Ubud memiliki fasilitas ramah lingkungan.

Mereka juga telah menggunakan panel surya untuk kebutuhan pencahayaan sekitar. Atap genteng dilepas dan diganti dengan alang-alang.

Selain itu, Mana Ubud juga menawarkan menu yang no MSG dan no beef. Beras yang digunakan juga merupakan jenis beras prebiotik.

Setelah dari Mana Ubud, tim detikBali Diundang ke industri rumahan pembuatan tempe, Ini adalah Tempe yang terletak di Desa Angantaka, Kecamatan Abiansemal, Badung.

Pada kesempatan ini tim detikBali sensasi langsung membuat tempe, mulai dari memasak kacang kedelai, menaburkan ragi tempe hingga proses pengemasan. Kami diberi pengarahan langsung oleh pemilik usaha Benny Susanto (27).

Benny Susanto menjelaskan, dirinya sering mengadakan kelas atau workshop bagi para wisatawan yang berminat membuat tempe. Pria asal Solo itu bahkan menyebut pelanggannya berasal dari luar negeri.

Dalam kesempatan itu, Benny mengatakan usaha tempenya sudah merambah pasar internasional.

“Tempe buatan saya sudah sampai di Singapura,” ujarnya detikBali.

Benny menambahkan, pihaknya juga berinovasi dengan membuat makanan olahan tempe seperti keripik tempe dan coklat tempe, dan yang paling dekat adalah membuat tepung tempe.

Setelah puas dengan pengalaman membuat tempe, KemBali Becik mengajak tim detikBali ke tujuan berikutnya, Yasminida Bali.

Pada kesempatan ini tim detikBali diajak melihat produksi souvenir dari bahan ramah lingkungan seperti sabut kelapa, kain bekas dan bambu.

Barang dengan nilai eceran tinggi dapat diproduksi dengan bahan daur ulang ini. Sebut saja, alat makan, asbak rokok, sikat, tas.

Saraswati mengatakan, penunjukkan ketiga lokasi di atas tidak terlepas dari konsep yang mereka tawarkan, yaitu eco-friendly.

“Sebenarnya kami cukup banyak mendengar tentang bisnis hijau sejak awal kami meluncurkan kampanye KemBali Becik,” imbuhnya.

Mana Ubud misalnya, yang mereka kenal sebagai salah satu yang memulai akomodasi ramah lingkungan.

“Kemudian ada Tempe, kita lihat evolusi mereka dari buka usaha tahun 2018 sampai sekarang mau go internasional tapi masih memikirkan ekonomi yang unik. Lalu ada Ibu Yasminida yang bisnisnya sangat inovatif,” ujarnya.

Tonton video “Cina promosikan penggunaan bambu sebagai pengganti plastik agar ramah lingkungan”
[Gambas:Video 20detik]
(dpra/hsa)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button