Masjid Salman ITB, masjid unik dengan arsitektur filosofis di Bandung - WisataHits
wisatahits

Masjid Salman ITB, masjid unik dengan arsitektur filosofis di Bandung

Harga tiket: Gratis, Jam operasional: 24 jam, Alamat: Jl. Ganesh, Lebak Siliwangi, Kec. Coblong, Kota Bandung, Jawa Barat; Kasus: Verifikasi lokasi

Masjid Salman ITB Bandung memiliki sejarah panjang yang cukup rumit dalam proses pembangunannya. Anda yang mengajar siswa pada waktu itu mengetahui hal ini. Berbeda dengan masjid di kampus lain yang saat ini sangat mudah dibangun, karena masjid umum ada di semua kampus.

Di Indonesia, semua kampus atau universitas memiliki masjid. Fungsinya tidak hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga untuk kegiatan keagamaan lainnya. Selain itu, banyak siswa menggunakannya sebagai tempat untuk berkumpul dan berdiskusi tentang mata pelajaran.

Padahal, keberadaan masjid di kampus tidak khusus untuk mahasiswa. Sebagian besar dari mereka terbuka untuk umum, yang berarti siapa pun dapat mengunjunginya. Misalnya warga sekitar, atau mereka yang sedang dalam perjalanan dan ingin berhenti untuk menunaikan kewajibannya. Namun, pengelola tetap dimiliki oleh mahasiswa dan pihak terkait lainnya.

Daya tarik milik Masjid Salman ITB

Daya Tarik Masjid Salman ITBKredit Gambar: Facebook Masjid Salman ITB

Tidak ada kekurangan masjid di suatu daerah, apalagi untuk kelas kecamatan. Masjid Salman ITB memiliki daya tarik sehingga lebih banyak dikunjungi bagi mereka yang menginginkan ketenangan jiwa. Beberapa hal tentang arsitektur bangunan dan sejarah panjangnya juga menarik untuk dibahas.

1. Masjid pertama di kampus negeri

Masjid yang terletak di seberang kampus ITB ini merupakan salah satu yang pertama di kampus negeri. Proses pembangunannya tidak berjalan mulus, butuh banyak perjuangan. Saat itu, izin mendirikan tempat ibadah cukup rumit karena dianggap memecah belah.

Bahkan ada yang mengatakan bahwa komunis akan mengajukan izin Lapangan Merah jika izin masjid disetujui. Selain itu, siswa yang shalat dianggap aneh oleh teman-temannya dan disebut sebagai “unta Arab”. Sebelum adanya Masjid Salman ITB, mahasiswa yang ingin melaksanakan salat Jumat harus bersiap-siap berjalan jauh menuju Masjid Cihampelas.

Udara segar mulai terasa setelah Jenderal AH Nasution datang pada 1964. Di akhir kunjungan, ia mengusulkan agar setidaknya ada masjid sebagai tempat ibadah dan pusat pertukaran informasi bagi mahasiswa. Mereka yang mendukung pembangunan masjid langsung menyetujui dan mengajukan proposal ke rektor.

Sayangnya, upaya tersebut tidak berjalan mulus karena ditolak mentah-mentah oleh rektor yang menjabat saat itu. No Fear, No Planting barangkali adalah tekad panitia pembangunan tempat ibadah yang saat ini dikenal dengan nama Masjid Salman ITB. Mereka terus berjuang dengan menekan berbagai pihak.

Seiring waktu, dukungan semakin banyak. Tidak hanya mahasiswa tetapi juga dosen termasuk dosen non-Muslim saat itu bernama Drs Woworuntu dan Profesor Roemond yang berkebangsaan Belanda. Karena penolakan sudah terjadi di badan tertinggi di kampus, upaya dilakukan untuk meminta persetujuan presiden.

Saat itu presiden yang menjabat adalah Soekarno, beliau juga lulusan ITB. Meski awalnya panitia sempat ragu, namun nyatanya upaya mereka membuahkan hasil. Tanpa pikir panjang, Presiden Soekarno langsung memberikan dukungannya. Tak hanya itu, ia juga memberikan nama berdasarkan salah satu sahabat Nabi, yakni Salman Al Farisi.

2. Filosofis Desain Arsitektur

Masjid Salman ITB tidak dibangun sembarangan, hampir seluruh bagiannya memiliki makna yang cukup dalam. Contohnya adalah menara yang terletak di depan bagian utama masjid. Tarian ini besar dan kuat, pertanda bahwa setiap muslim harus memiliki pendirian yang teguh dan tidak mudah terpengaruh.

Terbuat dari beton, menara ini hampir tidak memiliki ornamen untuk menghiasinya. Bukan tanpa alasan, arti filosofi adalah menyuruh kita untuk hidup sederhana dan jelas. Tingginya melebihi bangunan induk masjid, bentuknya persegi panjang tanpa menyempit setinggi atap.

Jangan heran jika melihat Masjid Salman ITB tidak memiliki bentuk masjid pada umumnya. Alasannya, tidak ditemukan kubah di sini, melainkan atap berbentuk cawan. Sama seperti orang yang berdoa, memang akal menyuruh kita untuk selalu berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Interiornya tidak kalah menarik, terutama bagian dindingnya. Ada coretan atau garis membujur, mendatar, dan vertikal. Garis vertikal menunjukkan hubungan antara manusia dan Tuhan. Sedangkan garis horizontal tidak lain adalah hubungan antar manusia. Keduanya perlu dijaga dengan baik dan seimbang agar memiliki ketenangan jiwa.

3. Suasana nyaman dan asri

Daya tarik Masjid Salman ITB selanjutnya adalah suasananya yang terlihat nyaman dan asri. Hal ini karena lokasi tersebut dikelilingi oleh berbagai semak belukar. Lanskap hijau begitu jelas terlihat dari jauh, atau jika dilihat dari atas. Taman di sekitar masjid tidak hanya menambah kesan asri tapi juga asri dan enak dipandang.

Luas masjid ini sebenarnya sangat luas, hanya saja bangunan utama masjid ini tidak jauh berbeda dengan masjid-masjid lainnya. Bagian lainnya berupa lapangan rumput hijau, biasanya digunakan untuk kegiatan keagamaan di luar ruangan. Siapapun yang datang ke sini dijamin betah berlama-lama, sama seperti di kawasan Bandung pada umumnya.

Alamat dan rute menuju lokasi

Alamat Masjid Salman ITBKredit gambar: Google Maps Suryani

Lokasi Masjid Salman ITB sudah pasti di Kampus ITB atau Institut Teknologi Bandung. Penduduk setempat tidak akan kesulitan menemukannya, karena cukup terkenal. Lain halnya dengan warga di luar Bandung, ada yang tidak tahu harus kemana. Alamat lengkapnya di Jalan Ganesha No. 7, Lebak Siliwangi, Coblong, Bandung, Jawa Barat.

Jarak dari pusat kota Bandung atau alun-alun sekitar 5 kilometer, sangat dekat tentunya. Jarak ini dapat ditempuh hanya dalam waktu 20 atau 25 menit perjalanan dengan kecepatan kendaraan rata-rata. Misalkan Anda sedang berada di alun-alun, silakan menuju ke Jalan Otto Iskandar Dinata lalu ke arah Jalan Suniaraja.

Menuju ke arah Bandung Indah Plaza, lalu Jalan Ir H Juanda. Tetap di jalan utama lalu menuju ke arah Jalan Rhino Singa dan Jalan Ciungwanara. Setelah sampai di pertigaan, belok kiri menuju Jalan Ganesa, Anda sudah sampai di komplek kampus ITB. Posisi masjid ada di sebelah kiri, silahkan parkir kendaraan agar aman.

Jika Anda masih kesulitan menemukan lokasi Masjid Salman ITB maka Anda bisa menggunakan aplikasi peta digital. Cukup ketik tujuan di kotak pencarian, lalu ambil rute terdekat. Anda juga bisa menggunakan rambu pemandu sebagai penunjuk arah atau bertanya kepada penduduk setempat, namun kali ini hanya saat mendekati lokasi.

Siapapun bisa berkunjung dan berada di masjid ini, jadi bukan hanya untuk umat Islam saja. Asalkan tidak mengganggu aktivitas yang sedang berlangsung, termasuk sholat. Di masjid ini tidak dipungut biaya, bahkan untuk harga parkir juga gratis. Sebaliknya, Anda harus menjaga ketertiban dan kebersihan setiap saat.

Kegiatan menarik yang bisa dilakukan di Masjid Salman ITB

Kegiatan Masjid Salman ITBKredit gambar: Twitter Ismail Ali Harahap

Apa yang terlintas di benak Anda ketika mendengar kata masjid? Tentu saja ibadah dan kegiatan keagamaan lainnya tentunya. Masjid Salman ITB juga tidak luput dari kegiatan tersebut, namun masih ada beberapa kegiatan lainnya. Berikut aktivitas yang biasa dilakukan di tempat ibadah ini!

1. Doa berjamaah

Lebih baik jika Anda datang ke masjid ini untuk berdoa terlebih dahulu. Meskipun belum masuk waktu sholat wajib, kalian boleh melakukan sholat sunnah di masjid sesuai perintah. Sholat di sini dijamin lebih khusyuk karena suasananya tenang dan damai. Udara alami yang masuk melalui ruang kecil di dinding.

2. Dengarkan pelajaran

Tidak jarang Masjid Salman ITB digunakan untuk kegiatan pengajian Islam, Anda bisa mengikutinya jika diadakan. Biasanya pengajian di masjid ini sering dilakukan pada hari jumat atau sabtu ketika kegiatan santri sudah tidak padat lagi. Pembicara datang dari berbagai lokasi, tergantung jadwal pada saat itu.

3. Studi dan diskusi

Jika Anda datang dan ada siswa yang berkumpul dan membuka buku, kegiatan mereka saat itu adalah belajar dan berdiskusi. Memang Masjid Salman ITB sering dijadikan tempat berkumpul untuk menuntut ilmu, tak jarang untuk sekedar bercengkrama dengan teman-teman. Pertukaran informasi adalah hal yang lumrah di sini.

4. Berkumpul

Seperti yang dikatakan sebelumnya, masjid megah ini terbuka untuk umum. Tidak hanya di kalangan mahasiswa, tetapi juga di kalangan warga sekitar kampus dan mereka yang sedang berwisata. Tidak ada salahnya jika Anda bingung ketika Anda sampai di sana. Silaturahmi merupakan salah satu ajaran Islam yang tidak boleh ditinggalkan, selain itu memungkinkan untuk berkenalan.

Fasilitas yang tersedia di area masjid

Fasilitas Masjid ITB SalmanKredit gambar: Google Maps Adhitya Ahmad

Fasilitas di Masjid Salman ITB cukup lengkap, meski sebenarnya bukan tempat wisata. dibandingkan dengan masjid di tempat lain, bisa dikatakan jauh lebih lengkap. Tak hanya toilet dan tempat parkir, ada juga kantin tak jauh dari lokasi. Selain itu, setiap pagi dan sore hari disediakan kopi dan teh gratis.

Berkunjung ke tempat ibadah bukan hanya untuk berwisata. Tujuan lainnya adalah untuk memperkuat iman dan mendekatkan diri kepada Tuhan. Karena Masjid Salman ITB memiliki bangunan yang unik dan sejarah yang panjang, tidak salah jika banyak yang penasaran dan ingin melihatnya secara langsung.

Source: www.itrip.id

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button