Manunggal Karyo Gapoktan sedang mencetak sawah Surjan baru seluas 12 hektar di Garongan Kulon Progo
Wartawan Tribun Jogja Sri Cahyani Putri Purwaningsih
TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO – Gapoktan Manunggal Karyo mencapai 12 hektar (ha) areal sawah baru Surjan di Bulak Pelem Sewu, Garongan, Kapanewon Panjatan, Kabupaten Kulon Progo.
Langkah ini didukung oleh Pemerintah Kabupaten Garongan dan Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo sebagai optimalisasi lahan sawah Surjan di kabupaten ini.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kulon Progo Aris Nugroho menjelaskan, persawahan Surjan merupakan lahan pertanian yang terdiri dari terasering.
Baca Juga: Kecelakaan Truk Pengangkut Pisang Tabrak Warung dan Pohon Mangga di Jogonalan Klaten
Padi dan palawija ditanam di bawah, sedangkan tanaman hortikultura yang bernilai ekonomi tinggi seperti cabai, bawang merah, dan mentimun ditanam di atas.
Ia menuturkan, produktivitas padi di lahan sawah Surjan sekitar 6,5 ton gabah kering giling (GKG) per hektare.
“Jadi produktivitas di lahan Surjan sangat tinggi. Sementara pertanian yang lebih rendah sedang memanen, yang atas telah dipanen. Jadi pendapatan petani selalu ada,” kata Aris dalam rapat, Selasa (11 Januari 2022).
Ia mengatakan, penanaman di lahan sawah Surjan masih aman meski musim hujan.
“Kemarin terbukti tanah Surjan hulu masih aman terendam air,” katanya.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kulon Progo juga mendukung sawah Surjan di Garongan menjadi kawasan pendidikan pertanian untuk pariwisata dan budaya.
Hal itu ditandai dengan penandatanganan bersama antara DPP, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP), Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora), Dinas Pariwisata (Dinpar) dan Dinas Kebudayaan (Disbud).
“Kami sepakat untuk meningkatkan nilai ekonomi di daerah ini sehingga lebih bermanfaat untuk meningkatkan pendapatan petani,” kata Aris.
Baca Juga: DPK Gunungkidul Tunjuk Duta Baca untuk Tingkatkan Budaya Baca
Pj Bupati Kulon Progo, Tri Shaktiyana, terus mengoptimalkan pertanian di sawah Surjan sekaligus melestarikan warisan leluhur yang telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda.
Selain itu, kerjasama antar pihak juga diperlukan.
“Sektor pertanian tidak hanya dikelola oleh Kementerian Pertanian. Kolaborasi diperlukan untuk menciptakan nilai. Dikaitkan dengan Dinpar, DKP dan lainnya untuk kesinambungan. Sehingga bertani tidak hanya untuk orang tua, tapi juga untuk generasi milenial.” , tutupnya. (scp)
Source: news.google.com