Institut Teknologi Bandung gelar sosialisasi pengolahan bahan baku Hanjeli di Desa Waluran Mandiri kawasan Geopark Ciletuh Sukabumi - WisataHits
Jawa Barat

Institut Teknologi Bandung gelar sosialisasi pengolahan bahan baku Hanjeli di Desa Waluran Mandiri kawasan Geopark Ciletuh Sukabumi

TatarSukabumi.ID – Institut Teknologi Bandung (ITB) melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat menyelenggarakan KKN melalui sosialisasi pengolahan alat hanjeli di Desa Waluran Mandiri Kecamatan Waluran Kabupaten Sukabumi Jawa Barat pada tahun 2022.

Kegiatan tersebut akan dilakukan secara marathon pada 23-24 Juli, disusul 20-22 September dan 19-20 November 2022.

Tim pelaksana PNS di Lembaga Penelitian dan Kepegawaian ITB diketuai oleh Dr.Ir. Dadang Sumardi, MP., dengan Dr.Ir. Eri Mustari, MP., Dr.Ir. Mia Rosmiati, MP dan Dr. orang Irlandia Rijanti Rahaju Maulani, SP., MSi.

Rangkaian kegiatan yang dilakukan antara lain sosialisasi dan koordinasi program nirlaba kepada kelompok sasaran di Desa Waluran Mandiri Kecamatan Waluran Kabupaten Sukabumi mulai tanggal 19 Maret 2022, dilanjutkan dengan pelatihan pembuatan pakan ikan dari bekatul Hanjeli dan pembuatan pakan ikan. Pupuk organik tanggal 23 dan 24 Juli 2022 dari gudang pengolahan dan limbah tanaman Hanjeli berbahan dasar biji Hanjeli.

Selain itu, pembangunan rumah jemur pada 21-23 Agustus 2022 dan pelatihan good manufacturing practice pengolahan makanan berbahan dasar biji Hanjeli serta evaluasi kegiatan pengabdian kepada masyarakat pada 19 November 2022.

“Hanjeli merupakan tanaman serealia yang berpotensi sebagai pangan lokal dan sebagai pangan fungsional,” ujar Dr. orang Irlandia Dadang Sumardi, MP sebagai Ketua dan Moderator yang juga Dosen di Institut Teknologi Bandung Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH).

BACA JUGA: PDDI Kabupaten Sukabumi Pendatang Baru Raih 2 Medali di Porprov XIV Jabar 2022

Dadang Sumardi, ketua tim program pengabdian kepada masyarakat untuk pemberdayaan masyarakat melalui sosialisasi pengolahan komoditas hanjeli di Desa Waluran Mandiri menjelaskan hanjeli sebagai tanaman yang telah dikenal dan dibudidayakan di Asia Timur dan Asia Tenggara selama ribuan tahun sebagai bahan makanan dan sebagai bahan baku bahan dalam pengobatan Cina.

Penggunaan hanjeli di Indonesia saat ini semakin menurun, bersaing dengan bahan makanan lain seperti beras dan tepung terigu.

Dadang Sumardi mengakui upaya Masyarakat Desa Waluran Mandiri di bawah inisiatif dan bimbingan Yayasan Rumah Hanjeli Indonesia, sebuah organisasi nirlaba lokal yang berhasil mengembangkan penggunaan Hanjeli dengan cara yang lebih inovatif.

Masyarakat setempat membuat hanjeli menjadi berbagai makanan antara lain nasi hanjeli dan bubur, yang juga telah dibuat menjadi rangginang, wajit, dodol, dan peuyeum, serta berbagai kerajinan lainnya.

Kampung Waluran Mandiri tidak hanya diolah menjadi makanan, namun berkat Hanjeli telah menjadi kampung wisata di kawasan Geopark Ciletuh yang kerap diburu wisatawan.

BACA JUGA: PT Pos Indonesia Sukabumi imbau penerima BSU sejahtera segera cairkan bantuan sebelum 20 November, cek tanggal penerima bantuan di sini

“Permasalahannya adalah teknik pengolahan, termasuk proses pengeringan yang masih sederhana sehingga kualitas olahannya masih belum maksimal dan terkendala musim,” kata Dadang.

Selain itu, menurut Dadang Sumardi, tujuan pengabdian kepada masyarakat ITB di Desa Hanjeli Waluran adalah untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan masyarakat dalam teknik budidaya Hanjeli yang produktif, pengolahan Hanjeli sesuai GMP dan pengolahan limbah menjadi pakan ternak, sehingga memberikan nilai tambah. meningkat dari tanaman Hanjeli.

“Limbah dari proses budidaya dan pengolahan tidak dimanfaatkan secara produktif. Perlu peningkatan pemahaman dan keterampilan masyarakat dalam teknik budidaya produktif, Good Manufacturing Practices (GMP) dalam pengolahan dan teknik pengolahan limbah Hanjeli,” tandasnya lagi.

Tujuan lainnya, lanjut Dadang, adalah untuk terus mendorong minat para pengusaha mandiri mengolah hanjeli di masyarakat, yang diharapkan dapat menurunkan minat bekerja di luar negeri sebagai TKI.

Pengabdian masyarakat dengan tema penyebaran teknologi pengolahan hanjeli dan pemanfaatan limbah pengolahan hanjeli membantu masyarakat meningkatkan produktivitas dan kualitas barang olahan hanjeli.

“Mengolah biji Hanjeli menjadi produk bernilai ekonomi yang memenuhi persyaratan Good Manufacturing Practice melalui teknologi fermentasi limbah tanaman Hanjeli, yang diolah menjadi pupuk organik yang dapat digunakan dalam kegiatan pertanian. Pengolahan dedak biji sisa pengolahan biji hanjeli menjadi pakan ikan,” jelas Dadang.

BACA JUGA: Raker Parade Nusantara, Kabupaten Sukabumi Dibidik Sektor Pariwisata

Kegiatan amal di Institut Teknologi Bandung dilakukan melalui metode alamat individu dan kelompok sedangkan metode komunikasi dibangun melalui metode komunikasi langsung dan metode komunikasi tidak langsung.

Pelaksanaan kegiatan dimulai dari persiapan, penyesuaian konsep desain dan pentahapan pelaksanaan kegiatan, sinkronisasi dan koordinasi kegiatan dengan pemangku kepentingan, pelaksanaan kegiatan, monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan.

Capaian tujuan dari kegiatan ini, kata Dadang, untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang prinsip-prinsip good manufacturing practice dalam mengolah hanjeli menjadi produk pangan, meningkatkan kemampuan anggota kelompok dalam memanfaatkan sisa pengolahan biji hanjeli menjadi pakan ikan dan pengolahan dari hanjeli. limbah tanaman menjadi pupuk organik, peningkatan pengetahuan usaha pengolahan berbasis biji hanjeli, berlanjutnya minat wirausaha mandiri di masyarakat, yang akan menurunkan minat bekerja sebagai TKI di luar negeri.

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button