Geliat Kampung Batik Girilayu: Optimalisasi Turunan - WisataHits
Jawa Tengah

Geliat Kampung Batik Girilayu: Optimalisasi Turunan

KARANGANYAR – Kabupaten Karanganyar tidak hanya menyimpan potensi wisata berupa keindahan alam di lereng Gunung Lawu. Bumi Inwithoutri juga memiliki potensi untuk dieksplorasi di ruang usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Khususnya produk batik dari Desa Girilayu, Kecamatan Matesih.

Ada sentra pengrajin batik di desa Girilayu. Jumlahnya mencapai ratusan orang. Mereka cukup konsisten dalam membuat tie-dye turunan yang khas. Bahkan, Girilayu juga disebut sebagai Desa Wisata Batik.

Untuk meningkatkan kualitas produk serta pemasaran, para perajin ini sering mendapatkan pelatihan dan pendampingan. Melalui berbeda bengkel dan seminar.

Kepala Desa Girilayu, Slamet, menjelaskan melalui Sekretaris Desa (Sekdes) Murtono, mayoritas perajin batik di daerahnya telah memperoleh keterampilan secara turun-temurun. “Desa Girilayu sebenarnya memiliki potensi tie dye. Namun, masih perlu didorong dalam hal inovasi, kreativitas dan pemasaran. Agar masyarakat lebih sejahtera,” ujarnya kemarin (8/7).

Tono (panggilan Murtono) menambahkan, sejalan dengan visi dan misi Kabupaten Karanganyar untuk menjadikan desa sebagai pusat pertumbuhan ekonomi daerah. Diiringi dengan bertambahnya 1.000 wirausahawan.

Maka pemerintah desa (Pemdes) Girilayu berusaha memaksimalkan potensi batik yang ada. Salah satunya melatih pengrajin batik. Khususnya pelatihan membuat motif batik sesuai karakteristik Desa Girilayu dan Kabupaten Karanganyar.

“Baru-baru ini desa dan pengrajin membicarakannya bersama. persetujuan untuk implementasi lokakarya pemasaran digital. Rencana ini disambut baik oleh masyarakat. Sekitar 30 pengrajin ambil bagian dalam tahap pertama ini. Termasuk 20 pelaku UMKM dan 10 perwakilan dari LPK (Lembaga Pelatihan Kejuruan) di Karanganyar. Nanti akan mengikuti panduan gratis selama enam bulan,” tambah Tono.

Tono mengakui berbagai bantuan pemerintah desa telah meningkatkan kualitas dan kapasitas perajin batik Girilayu. Hal ini memungkinkan batik yang dihasilkan dapat bersaing di pasar.

“Semoga dengan peningkatan potensi ini dapat menambah nilai tambah bagi masyarakat Desa Girilayu. Sekarang kami juga telah mendirikan BUMDes (Badan Usaha Milik Desa). Khusus untuk perajin batik kita di Girilayu,” jelasnya.

Sementara itu, kata Kepala BUMDes Girimakmur Nanang Satlimardek, hampir 200 warga menggeluti profesi membatik. BUMDes berupaya memberikan pelatihan dan pendampingan bagi para perajin. Kerjasama dengan sejumlah mitra dari berbagai perusahaan, termasuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

“Harapannya, melalui pelatihan ini masyarakat khususnya perajin batik dapat mengembangkan produksinya. Karena fokus kami saat ini adalah pengembangan motif batik turunan,” jelasnya.

Sementara itu, Desa Girilayu memiliki bengkel berupa rumah batik. Pusat pelatihan terletak di sini, sekaligus tempat pameran karya-karya batik warga setempat.

“Sesi pelatihan diadakan secara rutin untuk sesama pengrajin. Kami menawarkan bantuan dari berbagai elemen. Sehingga nantinya bisa kita maksimalkan motif yang diturunkan dan menjadi ciri khas Batik Girilayu,” kata Nanang. (telepon/fer)

Source: radarsolo.jawapos.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button