Disparpora Sragen Dorong 24 Embrio Desa Wisata Tetap - WisataHits
Jawa Tengah

Disparpora Sragen Dorong 24 Embrio Desa Wisata Tetap

SAGEN – Kementerian Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Sragen mencatat ada 24 desa wisata yang baru berdiri dan empat desa percontohan. Potensi ini masih bisa digali dengan berbagai konsep.

Direktur Disparpora Sragen Yuniarti menyampaikan pengembangan konsep embrio desa wisata ini sesuai dengan karakteristik masing-masing. Misalnya, kawasan Boyolayar disiapkan untuk kegiatan berlayar atau makan ikan di Waduk Kedung Ombo (WKO).

“Jadi idenya datang dari potensi masing-masing desa. Setiap desa berbeda-beda,” jelasnya Jawa Pos Radar Solo, Rabu (3/8).

Sebagai contoh desa yang sedang berjalan yaitu Desa Karungan dengan pasar Bahulak. Dengan upaya yang dilakukan, memasuki desa percontohan. Ada juga Siwur Emas di Gesi, Desa Batik di Kliwonan dan Sangiran di Desa Krikilan. Ia yakin akan muncul desa-desa wisata. Selain itu, ada potensi yang masih bisa dimanfaatkan.

“Potensi ini bisa menggerakkan perekonomian masyarakat sekitar,” imbuhnya.

Ia menekankan, pengelola desa wisata harus konsisten mengembangkan wilayahnya. Disparpora siap mengajukan ke gubernur. Setidaknya desa sudah memiliki SK.

“Desa liburan dikelola oleh masyarakat desa. Membangun komunitas yang paham desa wisata harus dilakukan bersama masyarakat,” jelasnya.

Ia tidak memungkiri bahwa harus ada perawatan saat melakukan wisata buatan. Kemudian harus dilakukan perhitungan untuk pengembalian investasi terkait dengan bangunan yang disiapkan. Jadi pikirkan cara untuk menjualnya. (din/adi/bendungan)

SAGEN – Kementerian Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Sragen mencatat ada 24 desa wisata yang baru berdiri dan empat desa percontohan. Potensi ini masih bisa digali dengan berbagai konsep.

Direktur Disparpora Sragen Yuniarti menyampaikan pengembangan konsep embrio desa wisata ini sesuai dengan karakteristik masing-masing. Misalnya, kawasan Boyolayar disiapkan untuk kegiatan berlayar atau makan ikan di Waduk Kedung Ombo (WKO).

“Jadi idenya datang dari potensi masing-masing desa. Setiap desa berbeda-beda,” jelasnya Jawa Pos Radar Solo, Rabu (3/8).

Sebagai contoh desa yang sedang berjalan yaitu Desa Karungan dengan pasar Bahulak. Dengan upaya yang dilakukan, memasuki desa percontohan. Ada juga Siwur Emas di Gesi, Desa Batik di Kliwonan dan Sangiran di Desa Krikilan. Ia yakin akan muncul desa-desa wisata. Selain itu, ada potensi yang masih bisa dimanfaatkan.

“Potensi ini bisa menggerakkan perekonomian masyarakat sekitar,” imbuhnya.

Ia menekankan, pengelola desa wisata harus konsisten mengembangkan wilayahnya. Disparpora siap mengajukan ke gubernur. Setidaknya desa sudah memiliki SK.

“Desa liburan dikelola oleh masyarakat desa. Membangun komunitas yang paham desa wisata harus dilakukan bersama masyarakat,” jelasnya.

Ia tidak memungkiri bahwa harus ada perlakuan ketika membentuk wisata buatan. Kemudian harus dilakukan perhitungan untuk pengembalian investasi terkait dengan bangunan yang disiapkan. Jadi pikirkan cara untuk menjualnya. (din/adi/damm)

Source: radarsolo.jawapos.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button