BMKG temukan sesar Cugenang dan dorong Pemkab Cianjur relokasi warga ke kawasan seluas 9 kilometer persegi - Halo Semarang - WisataHits
Jawa Tengah

BMKG temukan sesar Cugenang dan dorong Pemkab Cianjur relokasi warga ke kawasan seluas 9 kilometer persegi – Halo Semarang

Halo Semarang – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mendorong Pemda Cianjur segera memindahkan permukiman warga di sepanjang zona patahan atau Sesar Cugenang.

Area sesar seluas kurang lebih 9 kilometer persegi telah dinyatakan sebagai area pemukiman yang berbahaya karena risiko gempa bumi.

“Gempa Cianjur 5,6 Magnitudo pada 21 November 2022 dipicu oleh patahan atau patahan Cugenang. Ini kesalahan baru yang teridentifikasi dalam survei yang dilakukan BMKG,” kata Dwikorita seperti dilansir bmkg.go.id pada Sabtu (11/10/2022).

Dwikorita menuturkan, karena jalur patahan tersebut berada di kawasan Cugenang, maka disebut Sesar Cugenang.

Sebelumnya, gempa Cianjur diduga akibat aktivitas Sesar Cimandiri, karena pusat gempa berada di dekat patahan.

Setelah dilakukan analisis mekanisme sumber dan sebaran gempa susulan, evaluasi citra satelit dan foto udara serta rekaman lapangan detail dari BMKG mengenai pola sebaran dan karakteristik rekahan permukaan (retakan/retakan di permukaan bumi), maka ditarik kesimpulan dari sebaran titik longsor, kelurusan morfologi dan pola sebaran kerusakan bangunan akibat gempa Cianjur akibat sesar baru Cugenang.

Dwikorita mengatakan sesar Cugenang membentang sekitar 9 kilometer dan melintasi sedikitnya 9 desa.

Dari 9 desa yang dilintasi Sesar Cugenang, 8 desa termasuk dalam wilayah Kecamatan Cugenang.

Delapan desa tersebut meliputi Desa Ciherang, Desa Ciputri, Cibeureum, Nyalindung, Mangunkerta, Sarapad, Cibulakan dan Desa Benjot. Desa terakhir, Nagrak, berada di Kabupaten Cianjur.

“Karena Sesar Cugenang merupakan sesar aktif, maka rentan terhadap perpindahan atau deformasi, getaran, serta kerusakan tanah dan bangunan. Daerah di sepanjang sesar perlu dibersihkan peruntukannya untuk pemukiman agar tidak ada korban jiwa atau kerugian material jika terjadi gempa lagi di tempat yang sama,” imbuhnya.

Dwikorita mengatakan penemuan atau penentuan zona sesar baru ini sangat penting dalam membantu proses rehabilitasi dan rekonstruksi berbagai bangunan yang terkena dampak gempa November lalu.

Sebab, rumah warga dan fasilitas umum dan sosial lainnya tidak boleh dibangun kembali di sepanjang jalur gempa.

Namun, lanjut Dwikorita, kawasan ini bukan berarti tidak bisa dimanfaatkan.

Dengan demikian, kawasan di sepanjang jalur sesar Cugenang dapat terus dikembangkan untuk pertanian, cagar alam, daerah resapan atau dengan konsep ruang terbuka tanpa pengembangan permanen untuk tujuan wisata.

“Intinya kawasan lintasan sesar Cugenang dilarang untuk pemukiman atau bangunan permanen lainnya,” ujarnya. (HS-08)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button