Diskumdag akan memberikan data baru kepada para pedagang pasar - WisataHits
Jawa Timur

Diskumdag akan memberikan data baru kepada para pedagang pasar

Utamakan yang punya tata cara PKL, siapkan jok belakang

KOTA BATU – Untuk menghindari kontroversi, Pemkot Batu akan mendata ulang jumlah pasti pedagang yang berhak menempati Pasar Induk Among Tani yang saat ini sedang dibangun. Dengan data yang jelas, diharapkan relokasi pedagang dari pasar relokasi ke pasar baru dapat berjalan lancar. Karena bisa dikatakan proses pemindahan pedagang pemulangan ke pasar induk sangat rumit. Mulai dari munculnya kelebihan dan kekurangan pembangunan, hingga pendataan detail sebelum berangkat dan pindah.

Saat ini, pembangunan telah berhasil dilakukan. Namun, otoritas yang bertanggung jawab belum mengkonfirmasi jumlah dealer yang telah direlokasi. Kepala Biro Koperasi, Usaha Mikro, Industri dan Perdagangan (Diskumdag) Kota Batu Eko Suhar tono mengatakan, proses tersebut disebut verifikasi faktual. Tujuannya adalah untuk menyinkronkan data yang disepakati antara pedagang dan Departemen Perdagangan tentang jumlah pedagang sebelum relokasi. Data yang sesuai tidak akan menimbulkan masalah saat pindah ke gedung baru nanti.

“Kami akan menyinkronkan data kembali ke data saat dealer pindah. Tujuan kami agar pedagang yang sudah memiliki SK terpenuhi haknya, tergantung apa yang perlu diperoleh,” jelas Eko. Serbuk yang terletak di pasar utama yang akan direvitalisasi harus menawarkan ruang untuk 2.209 dealer. Sementara lainnya, yakni PKL Pasar Pagi, menjual 1.097 PKL. Namun, bagi PKL yang tidak memiliki hak bedak di dalam bangunan, ditempatkan di area belakang bangunan pasar. “Luas pasarnya 4,5 hektar. Luas pembangunannya 3,36 hektar. Luas kios yang kami sediakan bervariasi di dalam gedung, mulai dari 4 meter persegi, 6 meter persegi hingga 12 meter persegi. Sementara itu, kami akan memberikan bedak PKL dengan luas masing-masing 3 meter persegi,” katanya.

Selain itu, Kementerian Perdagangan dan Perdagangan juga akan menyusun rencana regulasi baru. Ketika struktur selesai. Maka pihaknya akan mencari pihak yang dianggap mampu mengelola pasar senilai Rp 151 miliar tersebut. Selain itu, konsep pasar pariwisata 24 jam semakin menuntut pengelola untuk kreatif dan mampu menghadapi situasi apapun.

“Sebenarnya siapa yang akan menjadi manajer, kami masih belum tahu siapa yang akan menjadi manajernya. Bisa UPT, Perumda atau bahkan BLUD. Tapi kalau melihat kepengurusan sebelumnya, sepertinya masih condong ke UPT,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Komisi B DPRD Kota Batu Hari Danah Wahyono mengatakan pasar sayur nantinya juga akan ramai didatangi dari pasar induk. Karena rencananya, di lahan parkir belakang pasar sayur, akan dijadikan sebagai area pedagang unggas menjual daging.

“Untuk memilah dan menjaga kondisi pasar. Karena kita tahu bahwa menjual ayam ke bebek dan unggas lainnya pasti bau dan berantakan. Jadi rencananya akan dibuat tempat khusus di belakang pasar sayur,” ujarnya. Pihaknya berharap perekonomian di pasar sayur tidak lesu seperti saat ini. (lima/penutup)

Source: radarmalang.jawapos.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button