Jawa Timur

Tips menjaga keamanan di tempat wisata yang ramai

JAKARTA, WWW.PASJABAR.COM – Jika Anda mengunjungi tempat wisata populer atau menonton konser, pasti akan banyak orang di sana. Namun keramaian dapat menimbulkan bencana jika tidak dapat dikendalikan.

Misalnya, tragedi Halloween di Itaewon, Korea Selatan yang menewaskan lebih dari 150 orang. Inilah salah satu peristiwa memilukan yang terjadi di destinasi wisata. Lalu ada insiden Gujarat Bridge, sebuah jembatan di India yang menjadi salah satu destinasi wisata terpopuler di sana.

Kemudian peristiwa dalam negeri, yaitu tragedi Kanjuruhan Malang; dan konser grup K-pop di Tangerang Selatan.

Oleh karena itu, kita harus memastikan keselamatan di tempat-tempat ramai. Tips menjaga keamanan di tempat wisata yang ramai berikut ini dikutip dari siaran resmi Pegipegi, Jumat (11/11/2022).

1. Jadilah pengamat

Luangkan waktu sejenak untuk mengamati sekeliling Anda saat Anda mulai memasuki tujuan wisata yang terkenal dengan kepadatannya. Waspadai sudut yang memungkinkan Anda untuk keluar jika situasinya menjadi darurat, seperti B. Gerbang masuk, gerbang keluar atau jalur akses lainnya yang dapat digunakan sebagai bukaan pelepasan. Jangan ragu untuk bertanya kepada petugas keamanan atau pemandu wisata setempat mengenai lokasi pintu masuk dan keluar di tempat wisata ramai yang Anda kunjungi.

Bepergian seharusnya menyenangkan, tetapi jangan terbawa oleh kesenangan dan jangan lupa untuk waspada terhadap lingkungan Anda. Salah satu cara terbaik untuk menghindari risiko diinjak-injak adalah Anda harus peka dan menilai situasi kerumunan. Apakah kepadatan pengunjung masih terkendali, overcrowded atau melebihi ambang batas? Jika Anda merasa tidak nyaman, lebih baik menjauh dari keramaian.

2. Ukur tingkat keramaian

Anda dapat dengan mudah mengukur besarnya risiko massal. Pertama, jika Anda tidak mudah melakukan kontak fisik dengan orang-orang di sekitar Anda, maka kerumunan itu masih aman. Kedua, ketika Anda secara tidak sengaja menabrak orang lain, situasinya biasanya cukup padat. Dalam hal ini Anda harus lebih pintar. Ketiga, jika tidak bisa menggerakkan tangan dengan bebas, misalnya tidak bisa menyentuh wajah, maka berhati-hatilah karena ini menunjukkan bahwa jumlahnya telah melebihi batas normal.

3. Hindari poin risiko

kemacetan adalah titik-titik yang berisiko menghambat pergerakan orang banyak, seperti pintu keluar, gang dan jembatan. Titik ini merupakan pintu keluar bagi orang-orang, tetapi juga merupakan titik bencana di mana orang banyak dapat berkumpul dan celahnya menyempit saat terjadi kepanikan. Hal ini disebabkan oleh sikap alamiah manusia bahwa dalam keadaan darurat mereka sibuk bergerak menuju suatu titik demi menyelamatkan diri.

Oleh karena itu, menurut langkah pertama, peran pengamat merupakan aspek penting dengan melihat jalan keluar alternatif lain seperti jendela, tangga darurat dan pagar.

4. Temukan tempat berteduh

Anda juga dapat perlahan-lahan keluar dari keramaian dan mencapai titik tertentu untuk berlindung. Jika Anda berada di daerah tersebut di luar, awasi pohon, tiang, kendaraan, atau benda kokoh lainnya untuk dipanjat atau dipanjat untuk melindungi diri Anda saat keramaian tidak terkendali. Saat di daerah dalamperhatikan juga sisi-sisi dan benda-benda di lingkungan yang memungkinkan untuk dijadikan sebagai tempat berteduh.

5. Terus bergerak

Ketika situasi tidak memungkinkan untuk berlindung, lebih baik bergerak mengikuti arus keramaian dengan berjalan dengan seimbang. Saat berjalan di keramaian, biasanya Anda akan merasakan jeda setelah didorong maju oleh arus keramaian, seperti gelombang air. Dalam situasi ini, Anda perlu bergerak secara diagonal, menggunakan ruang kosong di antara orang-orang ketika ada jeda.

Anda juga harus mencatat bahwa orang pada umumnya memiliki refleks untuk tidak didorong atau bahkan mencoba melawan arus. Padahal, ketika dua hal ini dilakukan, Anda akan kelelahan karena energinya sudah habis. Menjadi penting untuk menghemat energi di keramaian untuk mengelola risiko di keramaian.

6. Tangan gaya petinju

Kematian karena terinjak-injak bukan satu-satunya risiko. Saat kerumunan bergerak maju dan situasi menjadi semakin padat, tubuh Anda secara tidak langsung akan terjepit di bawah tekanan dari sisi yang berbeda. Risikonya Anda bisa mengalami sesak napas. Angkat lengan Anda seperti petinju, pastikan ada cukup ruang antara tangan dan dada Anda. Ini membantu Anda menahan tekanan dengan kedua tangan yang bisa menyumbat saluran udara.

7. Pertahankan pola pernapasan

Orang-orang di keramaian bisa terkena mati lemas, suatu kondisi di mana seseorang kekurangan oksigen karena pernapasan yang tidak normal, seperti mati lemas, terpapar bahan kimia atau asap, panik, menderita penyakit tertentu. Kondisi ini dapat menyebabkan ketidaksadaran, cedera otak, dan bahkan kematian. Kegagalan pernapasan mengalami beberapa kematian dalam tragedi Itaewon dan Kanjuruhan. Karena itu, kendalikan diri Anda dan atur pernapasan Anda sebaik mungkin dan hindari teriakan yang tidak perlu.

8. Jika Anda jatuh, lindungi kepala Anda

Ini adalah langkah terakhir ketika Anda terjebak dalam kerumunan yang melarikan diri dan kepanikan pecah. Jika segera berdiri tidak memungkinkan, Anda bisa mengambil posisi sedikit berjongkok ke samping, seperti bayi dalam kandungan. Lindungi kepala Anda dengan kedua tangan untuk mengurangi risiko cedera kepala akibat tendangan. Posisi jongkok juga melindungi organ penting seperti paru-paru dan jantung. (lari)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button