Desa Tembi, Desa Wisata Hits dengan Alam di Bantul - WisataHits
wisatahits

Desa Tembi, Desa Wisata Hits dengan Alam di Bantul

Harga tiket: Rp20.000, Jam operasional: 24 jam, Alamat: Timbulharjo, Kec. Sewon, Kab. Bantul, DI Yogyakarta; Kasus: Cek lokasi

Pesona alam Indonesia nampaknya mampu memikat para wisatawan baik domestik maupun mancanegara yang datang berkunjung. Alamnya begitu luas, mulai dari gunung, bukit, hutan, taman, dll. Salah satu daerah di Indonesia yang memiliki beragam tempat wisata dengan konsep menarik adalah Yogyakarta. Di kawasan Tembi terdapat desa wisata.

Yogyakarta sendiri dikenal memiliki banyak tempat wisata dengan nuansa alam yang tidak membosankan. Desa wisata ini juga menyuguhkan panorama alam berupa persawahan, sungai dan pepohonan hijau membuat kesan pedesaan terasa di tempat wisata ini. Kondisi alam di sana benar-benar bisa menyegarkan pikiran.

Di Yogyakarta terdapat beberapa desa wisata yang menyuguhkan pemandangan alam yang berbeda satu sama lain. Setiap desa wisata memiliki daya tarik tersendiri sehingga karakteristik desa wisata dengan desa wisata lainnya berbeda. Wisatawan yang ingin menyegarkan pikiran bisa datang ke desa wisata ini.

Daya Tarik Desa Wisata Tembi

Atraksi Tembi BantulKredit Gambar: Info Liburan Facebook

1. Memiliki cerita yang menarik

Desa wisata Tembi di wilayah Bantul memiliki sejarah tersendiri yang berbeda dengan desa wisata lainnya. Dalam sejarahnya, Ki Ageng Panahan berhasil mengalahkan musuh Kesultanan Pajang bernama Arya Penangsang pada abad ke-16. Harga keberhasilan Panahan Ki Ageng adalah Alas Mentaok.

Pada tahun 1577 Alas Mentaok diubah menjadi kawasan Kotagede. Namun, Ki Ageng Pemanahan meninggal pada tahun 1584, yang kemudian menyebabkan Kotage kehilangan pendirinya. Peranan Ki Ageng Panahan kemudian dilanjutkan dengan penambahan Senapati dan ia mengembangkan wilayah Kotagede.

Beberapa tahun kemudian, wilayah Kotagede ditinggalkan oleh penguasanya seperti Sultan Agung pada tahun 1645 dan membuat masyarakat kerajaan haus akan kekuasaan. Anak-anak raja yang merupakan generasi penerus kemudian dititipkan di suatu tempat yang disebut Tembi.

Alasan menyetor di Tembi adalah untuk menghindari hal-hal negatif. Di sana, anak-anak raja dilatih oleh Nyai dan Kyai Tembini menjadi anak yang berbudi luhur, peka, dan bermartabat. Pada tahun 1997, tempat itu diubah menjadi Desa Wisata. Di tengah desa, ada pohon Preh besar yang menjadi makanan Nyai dan Kyai Tembini.

2. Presentasi beberapa paket wisata

Desa wisata ini diresmikan pada tanggal 31 Agustus 2007 oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X sebagai kawasan desa yang memamerkan kerajinan GMT. GMT sendiri merupakan singkatan dari Gabusan, Manding dan Tembi. Ada beberapa paket wisata yang bisa diikuti wisatawan saat berkunjung ke desa wisata.

Salah satu paket wisata yang bisa diikuti wisatawan saat berkunjung ke desa wisata terkait kerajinan ini antara lain membuat kerajinan tangan berupa tempat pensil, topeng atau kain batik, pembuatan pewarna atau gerabah, pembuatan pasta kacang, paket seni angklung atau gejok lesung. .

Selain itu, ada paket aktivitas kuliner dimana wisatawan diajak mengolah bahan makanan seperti membuat sagon dan membuat pisang goreng. Masyarakat Desa Wisata Tembi yang akan membantu wisatawan untuk melakukan kegiatan ini. Di sana, wisatawan akan belajar bagaimana mengolah makanan tradisional.

Ada juga paket wisata luar negeri, seperti mencoba jalan kaki, menangkap belut, tarik tambang di sawah berlumpur, menangkap bebek di sawah berlumpur, dan membajak sawah. Wisatawan juga bisa memilih perjalanan keliling desa yang terorganisir menggunakan gerobak, bisa juga menggunakan sepeda ontel.

3. Punya Rumah Budaya

Di desa wisata ini juga terdapat museum rumah budaya atau disebut Tembi, rumah budaya yang menjadi tempat penyimpanan dokumentasi. Selain itu, tempat ini juga menyimpan informasi tentang budaya dan sejarah Jawa. Seperti namanya, di dalam Rumah Budaya ini terdapat koleksi berbagai benda yang berhubungan dengan budaya.

Ada beberapa koleksi di desa wisata Tembi, antara lain batik, bahan seni gamelan, bajak, tombak, keris, burung kormoran, hingga kompor yang merupakan peralatan tradisional Jawa. Selain itu juga terdapat poster-poster lama, dokumentasi foto-foto lama, dari motor tua hingga sepeda.

Menariknya, rumah budaya ini dilengkapi dengan perpustakaan berisi 5.000 naskah. Rumah budaya ini juga sering digunakan untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan seni budaya, antara lain pertunjukan musik, teater dan tari, pertunjukan seni tradisional, pameran seni dan pembacaan puisi.

Alamat dan rute menuju lokasi

Alamat Desa Tembi BantulKredit gambar: Google Maps Oengan Sirait

Untuk menuju tempat wisata bernuansa budaya ini, wisatawan bisa menggunakan kendaraan roda dua atau roda empat. Lokasinya berada di Kabupaten Bantul, Yogyakarta, tepatnya di Kecamatan Sewon. Desa wisata Tembi terletak tidak jauh dari pusat kota, di Desa Timbulharjo, Dusun Tembi, tepatnya Jalan Parangtritis KM 8.5.

Jarak dari Tugu Yogyakarta sekitar 11-12 kilometer atau dari Malioboro 0 KM Yogyakarta sekitar 9 kilometer. Untuk rutenya, Anda bisa melalui Malioboro atau Yogyakarta dengan mengikuti google maps. Kendaraan dapat diarahkan ke selatan melalui Jalan Parangtriris. Sekitar 20 menit wisatawan akan tiba di lokasi.

Harga Tiket Masuk Desa Wisata

Tiket Desa Tembi BantulKredit gambar: Google Maps Tembi Rumah Budaya

Untuk menikmati keindahan dan keunikan desa wisata Tembi, harga tiket masuknya berkisar antara Rp 20.000 hingga Rp 50.000 tergantung jenis perjalanan terorganisir yang dipilih wisatawan. Kemudian biaya parkir mobil Rp 5000 dan parkir motor Rp 3000.

Tempat wisata ini buka 24 jam sehari. Untuk perjalanan terorganisir, ada biaya terpisah mulai dari Rp 20.000 hingga Rp 250.000.

Kegiatan menarik untuk dilakukan di desa Tambu

Kegiatan Desa Tembi BantulKredit Gambar: Google Maps saya buat Bawa

1. Menginap di homestay

Desa Wisata Tembi menawarkan beberapa penginapan bagi wisatawan yang menawarkan suasana pedesaan. Homestay berbentuk limasan dan joglo yang merupakan rumah adat khas Jawa. Dari keluarga angkat, wisatawan akan melihat petani membajak sawah atau aktivitas lainnya.

Udaranya sangat segar dan segar baik di siang hari maupun di malam hari. Wisatawan dapat mendengarkan kicauan burung bangau dan burung blekok. Bahkan di malam hari, wisatawan dapat mendengar tangisan kodok dan jangkrik khas pedesaan.

2. Wisata kuliner

Di desa wisata ini, wisatawan juga bisa menikmati masakan khas pedesaan yang jarang ditemukan di daerah lain. Ada beberapa menu masakan khas Bantul yang bisa dicoba di Desa Wisata Tembi dengan penyajian yang sederhana seperti gedang klutuk, sagon, bebek tembi, sayur lodeh, dll.

Selain makanan tradisional, wisatawan juga dapat menikmati menu minuman khas Bantul, seperti jamu tradisional dan wedang jamu. Menikmati sajian kuliner lokal di restoran dengan suasana pedesaan tentu menjadi kesenangan tersendiri bagi wisatawan yang lebih sering berada di perkotaan.

3. Berburu Foto

Suasana pedesaan didominasi oleh persawahan yang hijau, sungai dan beberapa homestay berupa joglo atau limasan. Oleh karena itu sangat disayangkan wisatawan tidak membawa kamera atau smartphone untuk mengabadikan momen foto di desa wisata Tembi.

Fasilitas yang tersedia di kawasan wisata

Fasilitas Desa Tembi BantulKredit gambar: Google Maps Kawi Boedisetio

Untuk fasilitasnya sendiri tersedia tempat parkir yang cukup luas untuk kendaraan roda dua dan empat. Selain itu, ada juga jalan setapak bambu dengan pengintai yang terletak di ujung jalan setapak dari desa Tembi.

Di sana, wisatawan dapat memilih paket wisata seperti wisata kuliner, wisata luar negeri, wisata desa dengan gerobak atau sepeda, serta wisata budaya. Jadi banyak aktivitas yang bisa dilakukan disana.

Ada juga mushola bagi umat muslim, rumah makan yang menyajikan makanan dan minuman tradisional Bantul, gazebo untuk duduk menikmati suasana, dan berbagai wahana menarik.

Desa wisata Tembi merupakan salah satu tempat wisata yang menarik untuk dikunjungi ketika wisatawan sedang berlibur di wilayah Bantul. Selain mengunjungi pantai pasir hitam, wisatawan bisa datang ke desa wisata ini.

Source: www.itrip.id

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button