Aksa Mahmud: PSM Aset Sulawesi Selatan - WisataHits
Jawa Barat

Aksa Mahmud: PSM Aset Sulawesi Selatan

CELEBESMEDIA.ID, Makassar – Pendiri Bosowa Group HM Aksa Mahmud menegaskan bahwa PSM merupakan aset atau brand dari Sulawesi Selatan (Sulawesi Selatan). Oleh karena itu, ia meminta kepada manajemen Bosowa untuk terus menjaga dan mengembangkan PSM Makassar lebih lanjut.

“Saya minta manajemen Bosowa untuk melindungi merek Sulawesi Selatan (Sulsel), jadi saya minta pengembangan PSM,” ujarnya pada Gala Dinner Launching Bosowa Wisata di Pantai Indah Bosowa Makassar di JL Metro Tanjung Bunga, Sabtu (7/7). 2022) malam.

Aksa Mahmud menegaskan, PSM yang saat ini dikelola Bosowa berdampak pada nama besar Sumsel.

“PSM identik dengan Sulawesi Selatan, identik dengan Bugis Makassar Toraja, Mandar, makanya Bosowa mendirikan akademi sepak bola di Polewali Sulawesi Barat, itulah generasi para pemain PSM,” ujarnya.

Ia juga menceritakan sejarah PSM Makassar yang pernah diambil alih oleh pengusaha Jawa Barat, Arifin Panigoro. Pemilik PSM saat itu diketahui adalah duo Ilham asal Makassar, yakni Andi Ilham Mattalatta dan Ilham Arief Siradjuddin. Padahal, di belakangnya ada Arifin Panigoro.

“Kenapa saya bilang Bosowa harus urus PSM, brand asal Sulsel, karena dulu waktu Walikota Aco (IAS) ada, ada aturan yang mewajibkan semua asosiasi sepak bola menjadi perseroan terbatas ( PT). Saat Aco jadi walikota dia punya PSM, lalu IAS menjualnya ke Arifin Panigoro,” jelasnya.

Saya tidak ingin PSM diambil alih oleh orang yang bukan darah Sulawesi Selatan. Aksa segera memerintahkan putranya Sadikin Aksa untuk segera membeli kembali PSM Makassar. Bosowa bertanggung jawab atas merek Sulawesi Selatan karena PSM sama dengan Sulawesi Selatan.

“Saya sudah menyuruh anak saya Sadikin untuk menghubungi Pak Arifin Panigoro agar PSM bisa dibeli kembali. Bagaimana kita mau ambil PSM kalau PSM itu milik masyarakat Jabar,” jelasnya.

Kata Aksa saat Bosowa meminta untuk membeli kembali PSM. Arifin Ponerogo juga setuju untuk mengizinkan PSM kembali ke Sulawesi Selatan.

“Sayang kalau PSM itu dikelola orang luar, bukan orang Sulsel yang mengurus PSM, itu historis,” ujarnya.

Dalam sebuah acara yang dirangkaikan dengan HUT ke-77. Aksa juga berbagi sejarah singkat tentang PSM Makassar, klub tertua di Indonesia yang didirikan pada tahun 1915 oleh 5 klub persatuan yaitu: Persebaya, Persib Bandung, Persija dan PSMS Medan.

“Empat klub ini sudah terdegradasi ke divisi dua. Yang terbaru adalah PSMS Medan dan satu-satunya PSM yang tersisa yang belum melakukannya,” jelasnya.

Ia juga mengungkapkan bahwa PSM hampir mengalami nasib yang sama di Liga 1 musim lalu. Karena PSM tidak memiliki home base di Sulawesi Selatan, khususnya di Makassar.

“Tahun lalu kami berakhir di Jawa karena kami tidak memiliki lapangan dan hampir jatuh ke Divisi 2 karena kami berada di urutan ke-15, hanya 3 klub di bawah kami karena kami tidak memiliki stadion dan penonton. ” dia berkata.

Dukungan masyarakat Sulsel terhadap PSM Makassar memang sangat kuat, kata Aksa Mahmud, sehingga ia berharap home base PSM tetap berada di Sulsel.

“Jadi pas supporter bilang tepoki, para pemainnya mati-matian berusaha, dan ketika mereka berbasis di Jawa, tidak ada yang mengatakan tepoki, jadi kami harus mencoba, mudah-mudahan Pare-Pare bisa lolos verifikasi sehingga bisa menjadi home base,” katanya. berharap.

Untungnya, lanjutnya, Wali Kota Taufan Pawe sangat antusias dan luar biasa dalam memberikan dukungan kepada PSM. Sehingga ia berharap pada 25 Juli nanti ada tim dari PSSI yang akan meninjau Stadion BJ Habibi Parepare

“Insya Allah PSM akan bermain di Parepare. Kalau main di Parepare, insya Allah PSM akan di atas selama ada suporter yang bilang tepoki,” pungkasnya.

Laporan: Darsil Yahya

Source: celebesmedia.id

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button