8 rekomendasi novel Prancis yang cocok untuk dibaca sambil bersantai

Prancis tidak hanya menawarkan fashion mewah dan tempat wisata romantis, Prancis juga memiliki beberapa penulis papan atas yang karya-karyanya indah untuk dibaca.

Dari abad ke-14, Prancis menghasilkan legenda sastra yang ikonik dan epik. Berikut rekomendasi novel Prancis yang wajib kamu baca sekali seumur hidup.

1. Les Misérables karya Victor Hugo (1862)

Ilustrasi dari novel Victor Hugo (instagram.com/leahbookaddict)

Jean Valjean, yang mencuri sepotong roti, berakhir di penjara dan harus bekerja keras selama 19 tahun. Setelah dibebaskan dari penjara, Jean Valjean menyembunyikan identitasnya sebagai mantan narapidana. Jean Valjean menjadi pemilik pabrik dan membantu kaum tertindas.

Di sisi lain, Fantine memiliki seorang anak yang ditinggalkan oleh kekasihnya. Hidup Fantine gila sampai dia menjual rambut, gigi, dan tubuhnya. Fantine meminta Jean Valjean untuk menjaga putrinya Cossette. Identitas Jean Valjean terungkap dan harus dipaksa kembali bekerja. Setelah dibebaskan, Jean Valjean kembali menyembunyikan identitasnya dan mencoba menemukan Cossette.

Les Miserables juga dilakukan berkali-kali di film dan di layar lebar. Novel klasik ini menggambarkan hukum yang terlalu ditegakkan dan hanya berpihak pada kelas atas. Novel ini menceritakan tentang orang-orang yang miskin dan tertindas.

Seorang narapidana dianggap memalukan dan dikucilkan oleh masyarakat. Mereka tidak diberi kesempatan untuk memperbaiki kesalahan mereka. Itu juga mencerminkan kasih sayang ibu kepada anaknya. Kisah orang-orang yang tidak bahagia menghiasi sebagian besar plot novel.

2. Le Chercheur d’Or oleh JMG Le Clezio (1985)

Ilustrasi novel karya JMG Le Clézio (instagram.com/pguillaumet)

Alexis dan adiknya Laure tinggal di Mauritius. Mereka sangat menyukai pantai, hutan, dan rumahnya. Suatu hari badai datang dan menghancurkan rumah mereka. Ayah Alexis dan Laure juga hampir terbunuh. Hal itu semakin parah ketika keluarganya berjuang secara finansial dan jatuh ke dalam kemiskinan.

Ayah Alexis selalu memberitahuku bahwa ada sepanci emas di sebuah pulau bernama Rodriguez. Bahkan, ayahnya menyimpan peta untuk sampai ke harta karun itu. Alexis memutuskan untuk membawa kapal Zeta ke pulau Rodriguez. Kemudian Perang Dunia I datang, hampir 4 tahun di sana Alexis tidak menemukan apa-apa. Dia bertemu Ouma, gadis Prancis-India yang disukainya.

Novel ini diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Le Clezio dianugerahi Hadiah Nobel pada tahun 2008 untuk karya sastra ini. Banyak kisah petualangan yang dideskripsikan dalam novel ini, petualangan Alexis dan Laure menjelajahi hutan Mauritius, perjalanan Alexis di kapal Zeta, atau perjalanan Alexis bersama Ouma di Pulau Rodriguez. Penulis juga memberikan kesan bahwa harta yang dicari tidak selalu berupa materi, melainkan kebahagiaan bersama orang-orang terkasih.

3. Le Comte de Monte-Cristo oleh Alexandre Dumas (1846)

Novel bergambar (instagram.com/l.ivressedelire)

Setelah kapten kapal Pharaon meninggal, Dantes diangkat menjadi kapten oleh pemilik kapal. Dantes memiliki pacar bernama Mercedes yang juga menyenangkan temannya Fernand Mondego. Temannya Caderousse juga cemburu pada Dantes, yang sangat kaya. Danglars, yang juga iri dengan penunjukan Dante sebagai kapten kapal. Maka Mondego, Danglars, dan Caderousse menyusun rencana untuk menjebak Dantes atas pengkhianatan.

Singkat cerita, Dantes dipenjarakan di Chateau d’If karena dia adalah seorang Bonapartis, pengikut Napoleon Bonaparte. Teman-teman Dantes meninggalkannya. Danglars menjadi kapten kapal Pharaon dan gundiknya Mercedes menikahi Fernand Mondego.

Di penjara, Dantes bertemu dengan pendeta Faria, yang memiliki peta ke pulau emas Monte-Cristo. Di pulau Monte-Cristo, Dantes menemukan banyak harta karun. Dia bisa membeli kapal dan mengubah identitasnya sebagai Pangeran Monte-Cristo. Dari sini dimulailah balas dendam Dantes pada teman-temannya.

Plot yang digunakan menarik dengan fakta yang diungkapkan Dantes untuk mendapatkan keadilan. Kebenaran yang tersembunyi secara bertahap terungkap. Ada juga intrik politik dalam novel ini.

4. Nyonya Bovary oleh Gustave Flaubert (1856)

Novel oleh Gustave Flaubert (instagram.com/lauralovebook)

Dokter Charles Bovary baru saja kehilangan istrinya. Rouault, seorang pasien dan teman Charles, mencoba menghibur Charles yang sedang berduka. Rouault mencatat bahwa Charles tertarik pada putrinya Emma. Rouault menawarkan Charles untuk menikahi putrinya. Charles dan Emma akhirnya menikah, meskipun Emma tidak tahu apakah dia mencintai Charles.

Emma sering kesal dengan sikap Charles yang kaku dan dingin. Emma senang membaca novel roman dan berharap akan kisah cinta yang penuh gairah dan gairah. Charles dan Emma pindah ke kota dekat Normandia, kota yang lebih modern dan eklektik. Emma bertemu Leon dan mereka saling menyukai. Kisah selanjutnya adalah perselingkuhan Emma tanpa sepengetahuan Charles.

Lanjutkan membaca artikel berikut

Favorit Editor

Mengangkat tema ibu rumah tangga kafir, novel Nyonya Bovary telah mengejutkan pembacanya di abad ke-19, karya ini mematahkan kaum konservatif saat itu. Perselingkuhan oleh wanita tidak umum pada saat itu.

5. L’Étranger karya Albert Camus (1942)

Novel oleh Albert Camus (instagram.com/la_fenetre_litteraire)

Mersault menerima kabar bahwa ibunya telah meninggal dan segera pergi ke panti jompo. Namun, Mersault tidak sedih. Seminggu setelah kematian ibunya, Mersault berkencan dengan Marie. Raymond, Mersault, dan Marie pergi ke pantai bersama teman-teman mereka. Di sana mereka bertemu dengan saudara dari mantan kekasih Raymond. Sebagai balas dendam, saudara lelaki mantan kekasih Raymond memukulinya dan mereka bertengkar. Mersault menyela mereka dan kembali ke penginapan.

Mersault kembali ke pantai untuk menenangkan diri. Dia melihat sekelompok musuh Raymond membawa pisau. Sinar matahari yang terik membuat Mersault mengira massa akan menikamnya dengan pisau. Panik, Mersault menembakkan senjatanya ke arah mereka, membunuh mereka. Ceritanya berkisar pada kasus pembunuhan yang dilakukan oleh Mersault. Mersault dijatuhi hukuman mati karena putusan hakim terkait dengan kematian ibunya dan tidak terkait dengan kasus penembakan. Meski begitu, Mersault tidak menyesali tindakannya.

Novel ini mengangkat tema absurditas. Alur cerita digambarkan datar dan minimal kontradiktif. Karakter Mersault sendiri merepresentasikan keberadaan manusia dengan campur tangan alam. Saat penembakan terjadi dan kematian ibunya ada hubungannya dengan alam. membaca novel L’Étranger Agak sulit karena ada unsur filosofi di dalamnya. Namun, Camus mampu membungkus cerita dengan kalimat yang indah.

Baca juga: 6 Rekomendasi Film Thriller Berdasarkan Novel yang Wajib Kamu Tonton!

6. L’Enfant de Sable oleh Tahar Ben Jelloun (1985)

Novel oleh Tahar Ben Jelloun (instagram.com/ferelle.dawn)

Mengingat latar belakang budaya Arab di Maroko, L’enfant de Sable atau Anak Pasir bercerita tentang seorang ayah yang memiliki 7 anak perempuan dan sangat menginginkan anak ke-8 berjenis kelamin laki-laki. Sayangnya, istrinya melahirkan seorang gadis kecil. Sang ayah kemudian membuat anak laki-laki dari gadis kecil itu dan menamainya Ahmed.

Ahmed, yang bernama asli Zahra, dibesarkan seperti laki-laki, berpakaian seperti anak laki-laki dan memiliki hak istimewa dalam keluarga. Sebagai seorang remaja, Ahmed mulai mengalami kebingungan identitas. Ahmed awalnya bingung mengapa seorang pria bisa menstruasi dan memiliki organ vital wanita. Ahmed meninggalkan rumah mencoba menemukan identitas aslinya.

L’enfant de Sable berdasarkan budaya Islam patriarki di Maroko yang mengutamakan laki-laki dalam segala hal. Sang ayah tak mau malu karena tak punya anak yang dianggap aib. Bersamaan dengan ketidaksetaraan gender, ambisi ayahnya membuat Ahmed mengalami krisis identitas dan kemudian memulai pengembaraan untuk menemukan dirinya yang sebenarnya.

7. Candide Volataire (1759)

Roman Voltaire (instagram.com/tukangmoco)

Candide adalah seorang siswa yang belajar di bawah Pangloss, seorang filsuf yang mengajarkan doktrin positivisme. Pangloss selalu mengajarkan bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia didefinisikan dan ditentukan apa adanya. Candide selalu melakukan apa yang dikatakan gurunya, bahkan di setiap saat dia menghadapi bencana.

Cerita selanjutnya berkisar pada perjalanan Candide untuk menyelamatkan kekasihnya Cunégonde. Candide selalu menghadapi kesulitan dan rintangan, tetapi dia selalu menerima dengan lapang dada saat dia diajar oleh gurunya. Pandangan dan prinsip hidup ini mempengaruhi kehidupan Candide, yang terus ditandai dengan nasib buruk.

novel calon menunjukkan bahwa optimisme yang berlebihan hanya mendatangkan malapetaka. Voltaire, sebagai salah satu filsuf dan penulis terpenting abad Pencerahan, mempromosikan gagasan bahwa dunia ini adalah distopia, seperti bencana yang dihadapi Candide.

8. Le Ventre de l’Atlantique oleh Fatou Diome (2003)

Roman Fatou Diome (instagram.com/leslettresetlesflemmards)

Berasal dari Senegal, Salie bekerja untuk imigran di Paris. Madike melihat kesuksesan Salie, adiknya, dan ingin mengikuti Salie ke Prancis dengan menjadi pesepakbola. Madicke selalu membayangkan bahwa kehidupan di Paris seperti kehidupan di surga. Paris penuh dengan lampu berkelap-kelip, gaji tinggi, dan makanan enak.

Sayangnya, Madicke tidak melihat realitas sosial kehidupan di Paris yang sedang diperangi. Salie sering menghadapi pelecehan dan rasisme karena kulitnya yang hitam. Paris tidak seindah di TV. Kehidupan di Paris adalah hitam dan putih.

Novel ini berjudul dalam bahasa Inggris Perut Atlantik. Novel ini berdasarkan pengalaman penulis yang merupakan pendatang. Tidak hanya menunjukkan realitas masyarakat Prancis modern, tetapi juga menggambarkan orang-orang dari Senegal terpencil di jantung Atlantik yang hidup dalam kemiskinan.

Jika Anda sedang mencari bahan bacaan, rekomendasi novel Prancis di atas bisa menjadi referensi Anda. Kedelapan novel yang disebutkan di atas bisa menambah wawasan Anda tentang khazanah sastra Prancis.

Baca juga: 5 Rekomendasi Baru Kritik Kapitalisme dan Hiruk Pikuk

Komunitas IDN Times adalah media yang menawarkan platform untuk menulis. Semua karya tulis adalah tanggung jawab penulis sepenuhnya.

Source: www.idntimes.com