PHRI Jatim memprediksi okupansi hotel akan meroket di pergantian tahun - WisataHits
Jawa Timur

PHRI Jatim memprediksi okupansi hotel akan meroket di pergantian tahun

Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Timur memprediksi okupansi atau tingkat hunian hotel akan meroket pada malam tahun baru 2022/2023.

Dwi Cahyono, Ketua Umum PHRI Jatim, mengatakan berdasarkan data terakhir dari hampir seribu hotel yang tergabung dalam PHRI Jatim, rata-rata okupansi pada malam Natal 2022 mencapai 76 persen.

Pada malam pergantian tahun, menurut Dwi, okupansi hotel cenderung lebih tinggi dibanding saat Natal. Di beberapa lokasi bahkan bisa mencapai 100 persen.

“Saya mengumpulkannya sampai minggu lalu, beberapa hari yang lalu. Pada malam Natal, Jawa Timur rata-rata mencapai 76 persen. Rata-rata berarti Non-Bintang dan Bintang. Hotel berbintang secara keseluruhan menyumbang 80 persen. Bahkan, peringkat bintangnya lebih tinggi. Kemudian daerah tertentu justru lebih tinggi,” kata Dwi, Kamis (29/12/2022).

“Insya Allah tahun baru semakin tinggi, hampir setiap tahun ramalannya. Untuk natal sampai malam tahun baru lepas landas. Bahkan beberapa destinasi ada sudah dipesan seperti Batu, Pasuruan, Pandaan, Tretes, Trawas,” imbuhnya.

Dibandingkan dengan titik waktu yang sama saat awal pandemi Covid-19 dua tahun lalu yang hanya 10 hingga 15 persen, tingkat hunian tahun ini bisa dikatakan meningkat drastis. Kemudian, pada 2021, saat aturan lockdown dilonggarkan, okupansi naik menjadi 56-60 persen.

Dwi Cahyono berharap okupansi hotel bisa mencapai 100 persen pada malam tahun baru di Jawa Timur. Bahkan menurut dia, layanan ini tidak bisa menutup biaya operasional selama dua tahun terakhir. Termasuk 10-15 persen hotel di Jawa Timur yang hingga saat ini belum bisa membuka fasilitas dan kamar secara keseluruhan seperti sebelum pandemi.

“Bisa 100 persen kalau melihat kondisi cuaca, tidak buruk sampai kurang dari beberapa hari, tidak ada peringatan, tidak ada indikasi BOR rumah sakit. Insya Allah tutup. sudah dipesan. Kalaupun belum bisa dikembalikan, semoga bisa membantu,” harapnya.

Dalam kesempatan itu, ia juga menjelaskan bahwa dari hampir seribu hotel di Jawa Timur, okupansi akomodasi di destinasi wisata lebih tinggi.

“Batu, Malang, Pandaan, Pasuruan, Bromo dan sekitarnya sebenarnya lebih tinggi. Apakah rata-rata semuanya 76 persen,” jelasnya.

Sedangkan di kota besar seperti Surabaya, okupansi akan lebih rendah dibandingkan di kawasan wisata.

“Kalau liburan, liburan, malam tahun baru, di kota besar tidak terlalu tinggi. Karena semua orang keluar. mengunjungi, orang dari Surabaya sendiri Biasanya 5 persen lebih rendah dari total hunian. Artinya Natal sekitar 70 persen,” pungkasnya. (lta/dfn/ipg)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button