Tresno Baturetno, Wisata Minat Khusus Desa Penghasil Kopi Oleh KKN Tematik ITN Malang Angkat 8 Isu Strategis Desa - WisataHits
Jawa Timur

Tresno Baturetno, Wisata Minat Khusus Desa Penghasil Kopi Oleh KKN Tematik ITN Malang Angkat 8 Isu Strategis Desa

WAKTU INDONESIA, MALANG – “Tresno Baturetno”, nantinya menjadi Wisata Minat Terbatas (nieche) atau Wisata Minat Khusus. Hasil Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT), Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP), Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang) telah memasuki tahap finalisasi, memberikan lampu hijau untuk implementasi gagasan.

KKN Tematik ITN Malang di Desa Baturetno, Dampit, Kabupaten Malang telah mengangkat delapan tema strategis yang disajikan secara digital melalui peta tematik, e-book, pelaporan video online dan pengelolaan pariwisata berbasis online.

Kegiatan Tim Peneliti Destrada (Desain Strategis Desa) merupakan bagian dari Hibah Penelitian Ilmiah (Hibah Penelitian Desa) yang dibiayai oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan melalui program hibah satu tahun Lembaga Pengelola Dana Pendidikan. Dana yang terkumpul dikelola oleh dua mata kuliah pengusul, yaitu mata kuliah Arsitektur dan mata kuliah Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) ITN Malang.

Dekan FTSP, ITN Malang, Dr. orang Irlandia Hery Setyobudiarso M.Si, menjelaskan hibah penelitian ilmiah KKNT di desa Baturetno mencoba mengembangkan potensi budidaya kopi. Alhasil, mahasiswa didampingi dosen dapat membuat wisata minat khusus sebagai bentuk optimalisasi produk kopi dan potensi geografis desa yang sangat menarik untuk dijadikan kunjungan wisata.

Team-KKN-Thematic-ITN-Malang-a.jpg

“Mudah-mudahan ke depan bisa direvitalisasi menjadi desa yang lebih menarik. Untuk menarik wisatawan. Efeknya akan meningkatkan perekonomian masyarakat desa. KKN tematik ini juga menjadi model bagi prodi arsitektur, PWK dan prodi lainnya di ITN Malang dalam mengembangkan potensi desa,” kata Hery usai FGD di desa Baturetno, Senin (29/8/2022).

Tim peneliti Destrada telah memulai kegiatannya di desa Baturetno sejak Maret 2022. Destrada merupakan inisiasi perencanaan strategis desa yang dilakukan secara partisipatif dengan melibatkan masyarakat untuk saling belajar mengidentifikasi masalah dan potensi pembangunan desa melalui pengamatan langsung, analisis pemetaan, proses digitalisasi dan program aksi.

M Nelza Mulki Iqbal, ST MSc, Dosen Arsitektur ITN Malang mengatakan setelah melalui berbagai proses di lapangan dan berinteraksi dengan warga Desa Baturetno, muncul delapan isu strategis dari hasil penyempitan 29 isu strategis di Desa Baturetno yang ditetapkan. Kedelapan tema tersebut adalah transportasi, sumber daya air, perkebunan, industri, pariwisata, perdagangan dan jasa, adat istiadat, serta seni dan budaya.

“Berdasarkan edisi kali ini, kami merencanakan beberapa inisiatif aksi, salah satunya berupa paket wisata minat khusus desa terpadu. Kegiatan penelitian desa ini akan berlanjut hingga Desember dan akan kami selesaikan untuk dipresentasikan ke desa,” kata Nelza. Selain Nelza, dr. Debby Budi Susanti, ST MT, Dosen Arsitektur, dan Antonio Heltra Pradana, ST MURP, Dosen PWK ITN Malang yang mendampingi tujuh mahasiswa KKNT di Baturetno.

Hasilnya, kegiatan ini akan menghasilkan model pembelajaran bagi MBKM untuk membangun desa, metode perencanaan strategis desa, diseminasi hasil penelitian melalui penerbitan buku dan jurnal ilmiah, dan promosi kemandirian dan kebersamaan desa melalui produksi pengetahuan dan tindakan kolektif.

Team-KKN-Thematic-ITN-Malang-b.jpg

“Tresno Baturetno” adalah sistem yang dibuat untuk upaya pembangunan desa berbasis potensi unggulan yang akan dimasukkan dalam paket wisata. Di sini pengunjung dapat merasakan secara langsung proses budidaya kopi dari hulu hingga hilir dan mengenal desa Baturetno secara utuh melalui potensi budaya, alam, dan wisatanya.

Menurut Nelza, Tresno Baturetno akan menjadi slogan pariwisata dengan permintaan terbatas (nieche) di desa Baturetno. Ini merupakan integrasi dari delapan tema strategis yang ditemukan selama kerja lapangan. Ide wisata terbatas ini juga mencoba rebranding potensi kopi desa Baturetno yang sudah terkenal dengan nilai sejarahnya. Selain itu, paket wisata juga meningkatkan potensi desa lain seperti Gua Payung, Sumber Kotes, produk UMKM dan industri kayu kopi.

“Hasil penelitian kami tidak ada dalam bentuk prasasti mati. Namun dalam bentuk sistem pengelolaan wisata desa terpadu, diharapkan langgeng dan dapat melestarikan potensi desa,” imbuhnya.

Keunikan kopi Baturetno menjadi daya tarik tersendiri. Tidak hanya rasanya yang enak, namun juga cerita sejarah yang mengiringi keberadaan kopi di desa Baturetno.

Konon kopi Baturetno sudah tumbuh sejak Belanda menyerbu desa ini dan mendirikan pabrik kopi bernama Tretes Panggung 21 sebelum dibakar pada masa agresi militer dan kemerdekaan Indonesia. Tanah berkapur di desa Baturetno mungkin menjadi alasan mengapa kopi di desa ini memiliki cita rasa yang berbeda. Selain itu, desa Baturetno memiliki peraturan desa (perdes) tentang panen kopi, yang mengatur waktu buka dan tutup panen kopi dan hanya mengambil kopi dari biji merah. Perdes ini merupakan satu-satunya peraturan desa di Indonesia yang mengatur tentang panen kopi dan telah dilaksanakan sejak tahun 1980-an.

Keistimewaan wisata tersebut dipilih agar tidak mengganggu aktivitas utama masyarakat di Desa Baturetno yang 80 persennya adalah petani kopi. Selain itu, dengan jarak tempuh dua jam dari Kota Malang, wisata minat khusus menjadi pilihan yang logis dibandingkan wisata massal yang juga biasa terjadi.

Bagi wisatawan yang akan berkunjung ke Baturetno, jalurnya cukup mudah. Pengunjung hanya perlu melakukan reservasi melalui akun Instagram @tresnobaturetno. Dengan harga paket 100.000 rupiah, wisatawan mengikuti tour “Sedino De Baturetno” (Satu Hari di Baturetno). Fasilitas yang diterima berupa pemandu wisata, paket destinasi Baturetno yaitu Sumber Kotes, Goa Payung dan Puncak Tresno. Serta paket edukasi kopi dari sejarah kopi Baturetno, proses penanaman, pengolahan dan penyajian kopi. Paket ini sudah termasuk makan siang dan souvenir berupa produk kopi Baturetno dan souvenir kayu kopi.

“Karena ini wisata khusus terbatas, rencananya hanya menerima rombongan maksimal 20 orang. Pemesanan awalnya dimungkinkan dua kali seminggu. Sabtu dan Minggu. Wisatawan yang mengunjunginya dipandu langsung oleh tim dari kelompok sadar wisata Baturetno. Tugas kami adalah menyediakan sistem, alat dasar penyajian kopi, furniture cafe portable dan souvenir kayu kopi yang juga didesain oleh mahasiswa,” jelas Nelza.

KKN Tekmatic ITN Malang juga berencana memberikan capacity building berupa pengelolaan media sosial, budidaya kopi dan konten pariwisata. Kedepannya, pengenalan wisata ini seharusnya dapat meningkatkan perekonomian warga desa Baturetno. Selain itu, Desa Baturetno saat ini tergolong kategori desa maju, siap menjelma menjadi desa mandiri dengan destinasi wisata minat khusus. “Ketika kita sebagai praktisi melihat potensi desa, kita tidak perlu memulai hal baru yang menghabiskan banyak biaya. Namun, kita memiliki kewajiban untuk mengembangkan potensi lokal yang sudah ada dan membangkitkan kesadaran masyarakat untuk bekerja mewujudkan mimpi bersama,” ujarnya.

**)

Dapatkan update informasi harian terpilih dari TIMES Indonesia dengan bergabung di Grup Telegram TI Update. Suka, klik tautan ini dan bergabung. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi Telegram di ponsel Anda.

Source: www.timesindonesia.co.id

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button