Tol Jogja Solo dikhawatirkan akan mengalami kemacetan parah. Ini adalah langkah pemerintah kota! - WisataHits
Jawa Tengah

Tol Jogja Solo dikhawatirkan akan mengalami kemacetan parah. Ini adalah langkah pemerintah kota!

Harianjogja.com, JOGJA — Pengoperasian jalan tol atau tol Jogja-Solo yang diperkirakan akan dimulai pada akhir tahun 2025 atau awal tahun 2026 diperkirakan akan berdampak serius pada lalu lintas (traffic) dan perkotaan. Kota Jogja yang menjadi salah satu wilayah terdampak mengakui pertumbuhan kendaraan pribadi di wilayahnya kemungkinan besar cukup signifikan sehingga menyebabkan kemacetan parah. Hal ini dikarenakan aksesibilitas yang lebih mudah dan faktor kenyamanan yang ditawarkan oleh infrastruktur yang ada.

Kepala Dinas Perhubungan Kota Jogja Agus Arif Nugroho mengatakan, pihaknya telah melakukan kontak dengan sejumlah pihak terkait untuk membahas solusi konkrit pengoperasian tol Jogja-Solo. Presentasi akademik dan kajian juga dikirimkan kepada para pemangku kepentingan untuk memprediksi tidak ada kemacetan lalu lintas atau kemacetan mematikan di sejumlah zona penyangga Jogja.

“Kami sudah mempersiapkan sejauh ini. Dan banyak hal yang telah dipelajari, tetapi hanya otoritas lalu lintas yang mempelajari, dalam hal manajemen lalu lintas, seperti apa potensi kemacetan yang ada. Kami juga sudah berkoordinasi dengan pihak lain dan kami berharap ini menjadi perhatian semua pihak, tidak hanya menyerahkan ke daerah,” kata Agus, Senin (8/8/2022).

BACA JUGA: Pengamat Usulkan Ganjar Pranowo Jadi Timses Puan di Pilpres 2024

Agus mengatakan, salah satu dampak nyata pengoperasian jalan tol tersebut adalah peningkatan kepadatan lalu lintas. Seiring dengan perbaikan jalan di Jogja dan akses yang semakin mudah dan cepat, sulit untuk meminimalkan peningkatan jumlah kendaraan pribadi yang akan menuju ke Jogja. Karena banyak daerah yang sebelumnya dilalui sebelum tol dipangkas dan lebih cepat.

“Peningkatan volume kendaraan pasti signifikan. Sekarang jauh, ke kanan, dari Bawen, Kartosuro, Salatiga dan dulu lewat Boyolali. Setelah tol ini selesai, Kalikangkung Semarang akan langsung mengarah ke Jogja. Misalnya sebelum tol Jalan dari Bawen ke Jogja akan memakan waktu dua jam lagi, mungkin besok sudah sampai. Bawen kesini 30 menit, 1,5 jam lebih cepat, jadi masyarakat lebih suka naik mobil pribadi,” jelas Agus.

Pihaknya memprediksi, tingkat kejenuhan jalan atau (v/c) ratio Jogja akan menjadi nomor satu setelah tol tersebut beroperasi di titik-titik jalan tertentu. Saat ini, v/z ratio Jogja secara umum berada pada kisaran 0,5-0,6, kecuali untuk kawasan pusat ekonomi dan wisata atau musim liburan. Agus mengimbau adanya intervensi khusus di Kota Jogja, misalnya berupa pembangunan infrastruktur atau hal lainnya untuk mengoptimalkan sektor transportasi.

“Kami berharap lebih banyak intervensi dalam penyiapan infrastruktur di kota Jogja atau di daerah lain seperti superprioritas. Tapi harus dilakukan secara penuh, kalau parsial tidak akan maksimal,” jelasnya.

Hal ini penting dan mendesak karena prakiraan dan kajian Kementerian Perhubungan menganggap jalan-jalan di kota Jogja akan menghitam akibat lonjakan kendaraan pribadi pasca operasi tol. “Tentu kami melihat ini sebagai efek positif jika ada kemauan untuk dewasa. Karena setelah jalan tol volumenya akan lebih tinggi, bahkan ada jalan yang kami prediksi akan memiliki rasio v/c lebih dari satu atau berwarna hitam dan tidak lebih merah,” kata Agus.

Anggota Kelompok PKS DPRD Kota Jogja Nurcahyo Nugroho mengatakan sektor pariwisata diharapkan menjadi salah satu sektor yang mengalami pertumbuhan positif setelah beroperasinya jalan tol Jogja-Solo. Tersedianya akses mendorong wisatawan untuk menggunakan transportasi darat yang tentunya lebih cepat dan mudah. Oleh karena itu, ia menekankan bahwa masyarakat pariwisata harus siap.

“Sepertinya, mungkin setelah tol beroperasi di Jakarta, orang cenderung naik mobil pribadi daripada naik pesawat karena perhitungan durasinya hampir sama, tapi dengan kendaraan pribadi bisa.” explore tempat-tempat di Jogja lebih leluasa. ,” dia berkata.

Potensi ini harus ditanggapi dengan serius oleh otoritas yang bertanggung jawab. Menurutnya, diperlukan persiapan yang matang dan detail untuk memanfaatkan peluang ekonomi yang akan dibawa oleh keberadaan jalan tol di masa depan. “Itu bisa jadi potensi karena dengan kendaraan pribadi bisa ke tempat-tempat lain di Jogja dan masyarakat perlu bersiap untuk itu,” kata Nurcahyo.

Source: jogjapolitan.harianjogja.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button