29 Tahun Penantian Haji, Kemenag Boyolali Minta Orang Tua Daftarkan Anak - Solopos.com - WisataHits
Jawa Tengah

29 Tahun Penantian Haji, Kemenag Boyolali Minta Orang Tua Daftarkan Anak – Solopos.com

SOLOPOS.COM – Kepala Kantor Kementerian Agama Boyolali (Kemenag) Hanif Hanani saat diwawancarai wartawan di Mal Layanan Umum (MPP) Boyolali, Senin (10/3/2022). (Solopos.com/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI–Waktu tunggu haji di Boyolali diperkirakan 29 hingga 30 tahun. Jadi jika seseorang mendaftar pada titik ini, calon jemaah haji (calhaj) baru tidak bisa berangkat sebelum berusia 29 tahun.

Kepala Kantor Kementerian Agama Boyolali (Kemenag) Hanif Hanani mengatakan, meski masa tunggunya 29 hingga 30 tahun, namun pendaftaran haji bisa dimulai pada usia 12 tahun.

Iklan Nimo Highland, wisata hits Bandung mirip Santorini, Yunani

“Jadi kalau anak itu ulang tahun ke 12 maka himbauan kepada orang yang memiliki tanggungan lebih silahkan mendaftarkan anaknya. [haji] dulu,” ujarnya kepada wartawan, Senin (10/3/2022).

Dia mengatakan jika seorang anak terdaftar pada usia 12, 30 tahun kemudian anak tersebut masih berusia 40-an.

“Kalau sudah pensiun nanti” [baru] mendaftar [haji]keberangkatannya sekitar 90 tahun,” jelasnya.

Saat ditanya kemungkinan memperpendek masa tunggu, Hanif mengatakan kemungkinan itu tidak berkurang karena ahli waris bisa langsung menggantikan Calhaj yang sudah meninggal atau sakit permanen.

Dengan pindah ke ahli waris, kata dia, akan sedikit mempersingkat antrian haji. Kecuali keberangkatan haji dibatalkan oleh ahli waris, hanya dapat digantikan oleh calhaj lain.

“Saya minta maaf, misalnya seribu orang meninggal, sebagian besar yang dibatalkan hanya nol poin berapa persentasenya. Rata-rata digantikan oleh ahli waris,” jelasnya.

Ditanya soal penambahan kuota haji, Hanif mengatakan akan tergantung pada kemauan pemerintah Arab Saudi. Kesiapan itu, kata dia, bisa berarti tempat tidur dan toilet bagi banyak jemaah haji, terutama yang berada di Mina dan Arafah.

Soal biaya pemberangkatan haji, Hanif mengatakan setoran awal saat ini masih Rp 25 juta.

“Kemarin ada pembahasan, saya kira akan ada penyesuaian karena subsidi terlalu tinggi. Ada kemungkinan uang jaminan tidak akan ditambah Rp 25 juta lagi, tapi baru dibicarakan. Belum ada angkanya,” jelasnya.

Sebelumnya, Kepala Dinas (Kasi) Penyelenggaraan Haji dan Umrah Pusat Layanan Haji dan Umrah Terpadu (PLHUT) Kementerian Agama (Kemenag) Boyolali Sauman mengatakan, waktu tunggu tersebut berbeda dengan 783 Calhaj Boyolali yang telah membayar pembayaran haji pada 2020. Mereka memiliki masa tunggu lebih lama kurang dari delapan sampai sembilan tahun sejak pendaftaran pada awal 2011 atau 2012.

“Kalau melihat ruang tunggu yang sudah ada bertahun-tahun, saya kira karena jumlah pendaftar yang banyak dan terbatasnya kuota yang diberikan oleh pemerintah Arab Saudi,” ujarnya. solopos.com, Senin (11/4/2022).

Di sisi lain, Sauman memperkirakan jumlah umat Islam yang ingin menunaikan rukun Islam kelima. Ia menemukan bahwa dengan bertambahnya jumlah, jemaah sudah sangat paham dan paham tentang haji, sehingga mereka ingin menunaikan ibadah tersebut.

Ketika ditanya apakah ada cara untuk mempercepat daftar tunggu haji, Sauman mengatakan itu adalah kebijakan antara pemerintah Arab Saudi dan pemerintah negara lain.

“Jelas, jika Arab Saudi membuat konsesi, waktu tunggu akan lebih pendek. Jadi 30 tahun masih bisa berubah, tahun depan bisa naik atau turun,” ujarnya.

Sauman mengatakan, waktu tunggu haji bisa dikurangi jika calhaj meninggal dan kemudian pendaftaran haji dicabut. Hal ini dapat meningkatkan peluang bagi calhaj lain untuk menunaikan ibadah haji lebih cepat.

Selain itu, tambahan kontingen dari pemerintah Arab Saudi juga akan mengurangi waktu tunggu haji secara signifikan.

Source: www.solopos.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button