Tirta Kahuripan bekerja sama dengan KP2C untuk menjaga sungai

tweet

Perumda Tirta Kahuripan Air Minum yang diwakili oleh Krisman Nuryadin selaku Asisten Manager Pengelolaan Sumber Daya Air dan Puarman selaku Ketua KP2C sepakat untuk berkolaborasi dalam kesiapsiagaan bencana terkait sungai Cikeas dan Cileungsi untuk kepentingan masyarakat Kabupaten Bogor.

KP2C sudah lama dikenal sebagai komunitas yang fokus pada kegiatan sistem peringatan dini banjir dan kepedulian terhadap pengelolaan lingkungan sungai. Tentunya kegiatan ini sangat erat kaitannya dengan kepentingan Perumda Air Minum Tirta Kahuripan yang sangat bergantung pada sungai sebagai sumber air baku untuk diolah menjadi air minum yang bersih bagi masyarakat Kabupaten Bogor.

Dalam keterangannya, Puarman memberikan gambaran permasalahan sungai yaitu: 1. Rusaknya vegetasi di sekitar sungai sehingga sering terjadi banjir saat musim hujan, 2. Pembuangan limbah ratusan industri rumahan dan industri besar, 3. Sampah rumpun bambu dan limbah rumah tangga. Peran KP2C adalah memberikan peringatan dini kepada masyarakat yang tinggal di bantaran sungai hilir jika terjadi banjir di hulu sungai dan melakukan patroli sungai untuk memantau kelestarian sungai sekaligus memberikan edukasi kepada masyarakat yang dapat diakses sehingga sungai dapat menjadi tujuan wisata tepi sungai yang layak secara ekonomi dan ekologis.

Krisman Nuryadin juga mengakui bahwa Perumda Air Minum Tirta Kahuripan tentunya akan mendapatkan manfaat dari kegiatan positif KP2C dan bersedia mendukung program tersebut. Peringatan dini akan terjadinya banjir dan pencemaran limbah di hulu sungai memberikan waktu bagi Perumda Air Minum Tirta Kahuripan untuk melakukan antisipasi lebih awal agar tidak menimbulkan kerugian besar dan memaksimalkan suplai air di waduk agar air bersih dapat mengalir normal pada saat-saat kritis. itu.

Perumda Tirta Kahuripan Air Minum dan KP2C akan mengajak dinas terkait untuk melakukan river walk untuk melihat secara langsung keadaan vegetasi sungai dan dampak pembuangan limbah industri terhadap kualitas air sungai, apalagi mengingat musim kemarau di bulan Maret akan sangat buruk dan tidak bisa bahkan diolah menjadi air bersih, sehingga yang dirugikan adalah masyarakat Kabupaten Bogor sendiri. Tentunya hal-hal tersebut di atas memerlukan perhatian dari instansi terkait untuk memberikan sanksi dan edukasi yang tegas, dengan harapan akan terciptanya kesadaran bahwa menjaga sungai berarti menjaga ketersediaan air bersih bagi masyarakat Kabupaten Bogor. [] Hari

Source: news.google.com