Tidak perlu jauh-jauh ke hutan, Anda bisa belajar berbagai jenis burung dari kawasan kampus Yogyakarta - WisataHits
Yogyakarta

Tidak perlu jauh-jauh ke hutan, Anda bisa belajar berbagai jenis burung dari kawasan kampus Yogyakarta

TEMPO.COYogyakarta – Ternyata padatnya perkotaan tidak serta merta membuat orang semakin sulit menemukan satwa liar di alam bebas. Di Yogyakarta, di halaman kampus ternyata masih bisa melihat dan mempelajari berbagai jenis burung dan perilakunya di alam liar.

Seperti halnya Kelompok Pengamat Burung Bionik Universitas Negeri Yogyakarta (KPB Bionic UNY). Dari pantauan rombongan belajar yang mempelajari segala hal tentang burung, setidaknya ditemukan 33 jenis burung di kawasan kampus UNY yang berlokasi di Jalan Colombo, Karangmalang, Depok, Kabupaten Sleman, Yogyakarta selama tahun 2022.

“Dari 33 jenis burung yang diamati di kawasan kampus UNY, ada beberapa jenis yang saat ini cukup sulit ditemukan,” kata anggota Bionik UNY Desti Rohmawati pada Selasa, 29 November 2022.

Desti mencontohkan, jenis burung yang cukup sulit ditemukan di alam liar namun pernah diamati terbang di pepohonan kawasan kampus UNY, seperti kuduk kepodang hitam (Oriolus chinensis)Gelatik Jawa (Padda oryzivora), Elang Cina (Accipiter soloensis) dan kerang jawa (Tito alba).

Burung penyanyi dengan bulu yang indah, Kepodang dikenal sebagai burung pesolek yang selalu tampil cantik, rapi dan bersih meski sedang membangun sarang. Sedangkan burung pipit Jawa adalah burung pengicau kecil dengan panjang sekitar 15 sentimeter Estrildidae. Burung pipit Jawa memiliki kepala hitam, pipi putih, dan paruh merah besar.

Elang botak Cina adalah spesies burung pemakan kodok, belalang, kadal dan burung kecil yang memiliki habitat di hutan dataran rendah, hutan pegunungan dan daerah pesisir. Mereka menyebar hingga ketinggian 900 meter di atas permukaan laut.

Kemudian serak jawa adalah burung hantu atau barn owl yang merupakan spesies burung besar yang mudah dikenali sebagai burung hantu putih.

Anggota komunitas bionik UNY lainnya, Aghnan Pramudihasan, menjelaskan bahwa pada tahun-tahun sebelumnya, spesies polong hitam masih cukup mudah ditemukan di areal pohon Fakultas Ilmu Sosial FMIPA Rektorat gedung dan Fakultas Teknik. “Tapi sekarang sudah sangat jarang ada kemungkinan tertangkap oleh pemburu liar karena termasuk burung kicau untuk dilombakan,” katanya.

Sedangkan burung pipit Jawa yang dulunya mudah ditemui di area laboratorium Fakultas MIPA UNY Gymnasium (GOR) dan laboratorium terpadu Fakultas Ekonomi hanya dapat dilihat di dekat Fakultas Ekonomi. Pendidikan (FIP). “Elang Cina khususnya sering duduk di pohon taman lab biologi, tapi sekarang tidak pernah muncul lagi,” kata Aghnan.

Kepala Bionik UNY David Suharjanto mengatakan, pendataan burung di kampus ini merupakan observasi yang melibatkan analisis spesies, jumlah dan sebaran burung yang dilakukan di beberapa titik yang mencakup seluruh area kampus UNY. Diukur dengan Shannon-Wienner Diversity Index, data keanekaragaman burung di kampus UNY sebesar 2,65. “Indeks tersebut menunjukkan keanekaragaman burung di kampus UNY tergolong sedang,” ujarnya.

Baca juga: Jakarta Bird Land, tempat bermain dan belajar tentang burung di ibu kota

Selalu update informasi terbaru. Lihat berita terkini dan berita unggulan dari Tempo.co di kanal Telegram Tempo.co Update. Klik Pembaruan Tempo.co untuk bergabung. Anda harus menginstal aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button