Tes keperawanan di Candi Sukuh, akurat tanpa bantuan medis - WisataHits
Jawa Tengah

Tes keperawanan di Candi Sukuh, akurat tanpa bantuan medis

KARANGANYARNEWS – Tidak harus medis untuk menjalani tes keperawanan, bisa juga dilakukan di kompleks Candi Sukuh.
Hasil tes keperawanan di Candi Sukuh? Diyakini bahwa sebagian besar orang di sekitar tujuan wisata warisan kuno ini masih sangat akurat.
Nah, jika Anda ingin tes keperawanan secara non medis, terutama bagi pria yang ingin menikah namun meragukan kesucian pasangannya, datanglah ke Candi Sukuh.

Baca Juga: Cek Fakta, Benarkah Candi Borobudur Bukan Termasuk 7 Keajaiban Dunia?
Cara atau ritual tes keperawanan di Candi Sukuh juga sangat sederhana. Selain tidak mengandung unsur pornografi, harganya juga tidak mahal.
Informasi didapat saat ia sedang menjalani ritual tes keperawanan di Candi Sukuh dan tidak melakukan kontak atau bahkan kontak fisik dengan lawan jenis.
Mengumpulkan berbagai sumber literasi KaranganyarNews.com Candi Sukuh tersebut dibangun pada akhir masa kejayaannya atau sebelum runtuhnya kerajaan Majapahit di bawah pemerintahan Maharaja Brawijaya V.

Baca Juga: Dharma Yatra di Candi Borobudur, 50 Tokoh Buddha Bertemu Ganjar Pranowo
Didirikan pada era kemunduran agama Hindu di Jawa, Candi Sukuh di Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah menyimpang dari kaidah baik arsitektur maupun ornamen (patung dan relief) konstruksi candi Hindu.

Penyimpangan candi Sukuh, sebagaimana dijelaskan dalam kitab Wastu Widya, antara lain adalah adanya pahatan atau relief alat kelamin laki-laki dan perempuan, yang disebut lingga dan yoni dalam bahasa arkeolog, di lantai dasar gapura atau gapura masuk.
Bentuk fisik relief alat kelamin laki-laki dan perempuan di candi sukuh dikatakan sangat vulgar dan berbeda dengan lingga dan yoni di beberapa candi hindu di tempat lain.

Baca Juga: Candi Borobudur Meninggalkan Warisan Astrologi di Masa Lalu
Karena keunikan tersebut, Candi Sukuh yang menjadi tempat ritual pembuktian keperawanan warga sekitar disebut Candi Porno.
“Ini tidak dirancang untuk mengeksploitasi pornografi,” kata Mbah Leppo, 63, kepada KaranganyarNews.com. Relief dua organ reproduksi manusia di Candi Sukuh menurutnya memiliki makna simbolis sekaligus filosofi kehidupan yang mendalam.
Tokoh spiritual di dekat Candi Sukuh menyebutkan bahwa hal itu dimaksudkan sebagai wahana “Ngeruwat sengkala lan sukerta”, sebuah tradisi ritual spiritual untuk menangkal dan menumpahkan semua aura spiritual negatif dalam tubuh manusia.

Baca Juga: Candi Sukuh di Karanganyar Sekilas Mirip Piramida Maya di Meksiko, Mana yang Lebih Tua?
Beberapa arca sesosok laki-laki memegang alat kelamin juga ditemukan di kompleks candi Sukuh yang bangunan utamanya berbentuk piramida, mirip dengan bangunan suci suku Maya di Meksiko.
Di serambi bangunan tua ini, masyarakat setempat diyakini memiliki mitologi yang unik dan sangat menarik.
“Sebagai tempat ritual pembuktian kesucian, tes keperawanan,” jelasnya.Caranya, wanita yang menjalani tes keperawanan di Candi Sukuh diwajibkan memakai kain jarit sebagai pembalut.

Baca Juga: Candi Borobudur Meninggalkan Warisan Astrologi di Masa Lalu
Ritual selanjutnya, wanita yang mengenakan sapu tangan, menaiki gedung utama, melewati puluhan anak tangga yang sempit dan sangat licin.
“Hanya masalah waktu sebelum pelataran tertinggi candi sukuh diketahui. Kalau kukunya sobek, dianggap perempuan itu sudah najis atau tidak perawan,” kata tokoh masyarakat yang juga Kepala UGD Karanganyar itu. ***

Source: karanganyarnews.pikiran-rakyat.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button