Studio Film Zaman Belanda hingga Istana Istana Air - WisataHits
Yogyakarta

Studio Film Zaman Belanda hingga Istana Istana Air

Studio Film Zaman Belanda hingga Istana Istana Air

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV – Tempat wisata di Yogyakarta sangat beragam. Tak hanya terkenal dengan keindahan alamnya, beberapa tahun belakangan ini sejumlah tempat wisata di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) bernuansa kuno menjadi viral karena lokasinya yang terpencil. Instagramable.

Beberapa tempat wisata ini cocok untuk wisatawan yang ingin merasakan nuansa perjalanan kembali ke masa lalu:

1. Studio Alam Gamplong

Turis berfoto di depan bangunan bergaya antik di kawasan perkotaan di Studio Alam Gamplong, Kamis, 29 Desember 2022. (Sumber: Kompas TV/Nadia Intan F.)

Sebelum menjadi destinasi wisata, Studio Alam Gamplong antara lain menjadi lokasi syuting film-film nasional Manusia Bumi, Habibie dan Ainun, sebaik Kisah Cinta Sultan Agung yang Tak Terungkap.

Di sanggar film ini, wisatawan bisa menikmati bangunan-bangunan bernuansa zaman Belanda hingga 70-an, antara lain rumah panggung, benteng Belanda, bangunan Tionghoa, rumah Betawi dan lain sebagainya. Ada juga trem yang bisa dinaiki pengunjung.

Huruf-huruf di kawasan wisata ini juga sepertinya menggunakan ejaan Belanda atau Indonesia kuno, misalnya trem yang berjalan di sana bertuliskan “Gambir Willemsplein” atau gedung stasiun bertuliskan “Vangst Van Het Vuur Soerabaja”.

Studio yang berlokasi di Gamplong 1, Sumberrahayu, Moyudan, Kabupaten Sleman, DIY ini dibangun atas prakarsa Mooryati Soedibyo, seorang pengusaha sekaligus pendiri produk kecantikan dan perawatan tubuh asal Surakarta, Jawa Tengah.

Baca juga: Wisata Kuliner di Yogyakarta, Coba Mie Ayam yang Lagi Viral Ini: Jenis Kuah Kental Hingga Porsi Brutal

Untuk masuk ke studio Gamplong, pengunjung hanya diminta untuk ikhlas menyediakan dana. Namun, untuk menaiki trem dan mengakses area tertentu di gedung ini, pengunjung harus membeli tiket seharga Rp 10.000 untuk setiap perjalanan.

Pengelola juga menawarkan paket akses gratis senilai Rp 35.000 untuk empat tiket, yang memungkinkan pengunjung akses gratis ke semua area di Studio Alam Gamplong, termasuk Roemah Annelis (film bumi manusia), rumah Hasri Ainun Habibie (film Habibie dan Ainun) dan naik trem.

Tiket masuk gratis di Studio Alam Gamplong, Sleman, Yogyakarta, Kamis (29/12/2022). (Sumber: Kompas TV/Nadia Intan F.)

Pengunjung akan dikenakan biaya tambahan Rp 10.000 jika membawa kamera. Anda akan diminta untuk menuliskan keperluan kamera tersebut, baik itu foto pribadi, foto produk, maupun foto prewedding. Setelah itu, petugas akan memberikan kartu izin untuk membawa kamera.

Studio Gamplong buka setiap hari mulai pukul 09.00 WIB hingga 17.00 WIB. Terdapat sejumlah fasilitas antara lain kamar mandi, tempat makan dan mushola yang dapat digunakan pengunjung.

Bangunan di studio ini akan berubah secara berkala menyesuaikan dengan kebutuhan film dan era sejarah film.

Baca juga: Wisata Kuliner Cita Rasa Eropa di Yogyakarta Ini Sedang Hits di Kalangan Anak Muda

2. Kebun

Gerbang masuk objek wisata Tamansari di kota Yogyakarta, 8 Mei 2018. (Sumber: Kraton Yogyakarta)

Tempat Wisata Tamansari merupakan kompleks taman air milik Keraton Yogyakarta yang dibangun pada masa Sri Sultan Hamengkubuwono I sekitar tahun 1758 M sebagai penghormatan kepada Permaisuri.

Tamansari termasuk dalam kawasan Taman Kampung Rukun, Kecamatan Kraton, Kota Yogyakarta. Lokasinya tidak jauh dari Keraton Yogyakarta.

Arti dari Taman Sari adalah sebuah taman yang sangat indah dan mempesona. Memasuki tempat ini Anda akan melihat kolam-kolam yang dulunya merupakan tempat rekreasi keluarga kerajaan.

Wisatawan yang mengunjungi tempat ini dapat merasakan bagian dari pengalaman rekreasi keluarga Sultan di abad ke-18 di taman air.

mengutip majalah Sekilas Tentang Taman Sari Yogyakarta Guesthouse ditulis oleh Theresiana Ani Larasati, Tamansari juga sering disebut sebagai Istana Air atau benteng parit.

Baca Juga: Sandiaga Uno Bilang Turis di Yogyakarta Mau Mentai Salmon Sushi, Netizen Gila

Selain itu, juga terdapat lorong bawah tanah di kawasan Tamansari. Pasalnya, selain untuk rekreasi, tempat ini juga berfungsi sebagai tempat pertahanan keluarga Sultan.

Tamansari buka setiap hari mulai pukul 09.00 WIB hingga 15.00 WIB. Untuk masuk ke tempat wisata ini, pengunjung harus membayar tiket sebesar Rp 5.000.

Selain kolam renang, area yang paling banyak dipilih pengunjung untuk berfoto biasanya adalah area Sumur Gumuling. Ada tangga dari lima arah yang bertemu melalui mata air.

Seorang turis berpose di masjid bawah tanah Sumur Gumuling, Tamansari, Yogyakarta, 9 Agustus 2018. (Kredit: Kompas TV/Nadia Intan F.)

Air Mancur Gumuling melingkar berfungsi sebagai masjid bawah tanah di zaman kuno. Selain masjid, ada pula Pulo Panembung yang dulunya digunakan Sultan sebagai tempat meditasi.

Berada di tengah-tengah Telaga Segaran, kedua bangunan ini seolah menjorok ke luar di tengah hamparan air yang sangat luas.

Berdasarkan informasi dari website Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Tamansari dulunya luasnya lebih dari 10 hektar dengan 57 bangunan. Bangunan-bangunan tersebut berupa gedung, kolam pemandian, jembatan gantung, saluran air, danau buatan, pulau buatan, masjid dan lorong bawah tanah.

Namun setelah diguncang beberapa gempa besar, banyak bangunan Tamansari yang hancur dan terbengkalai, sehingga tanah terlantar tersebut digunakan warga untuk membangun rumah.

Setelah beberapa kali dipugar dan diperbaiki, bangunan Tamansari yang tersisa kini bisa dinikmati wisatawan.

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button