Karangwuni Sukoharjo, Gempol Pleret Center yang Berpotensi Pecah Tol Solo - Solopos.com - WisataHits
Jawa Timur

Karangwuni Sukoharjo, Gempol Pleret Center yang Berpotensi Pecah Tol Solo – Solopos.com

Karangwuni Sukoharjo, Gempol Pleret Center yang Berpotensi Pecah Tol Solo – Solopos.com

SOLOPOS.COM – Warga melintas di depan Kantor Desa Karangwuni, Polokarto, Sukoharjo pada Jumat (1/6/2023). (Solopos.com/Magdalena Naviriana Putri).

Solopos.com, SUKOHARJO — Wacana seputar pembangunan Jalan Lingkar Timur-Selatan, atau Jalan Lingkar Solo, tidak hanya soal persawahan dan permukiman.

Namun juga berdampak pada wilayah desa penghasil Gempol Pleret yaitu Desa Karangwuni, Polokarto, Sukoharjo.

Promosi Hyperlocal Tokopedia Meroket Penjualan Online Sebesar 147%

Menurut Kepala Desa (Kades) Karangwuni Hartono, wacana pembangunan jalan tol itu diperkirakan akan membagi desanya menjadi dua sisi, yakni sisi barat dan sisi timur jalan tol.

“Kantor kelurahan [Balai Desa] saya mempunyai [jika pembangunan tol dilangsungkan] tapi hanya di sisi timur saja,” ujarnya saat ditemui wartawan di Desa Karangwuni, Jumat (1/6/2023).

Beriklan dengan kami

Dia mengatakan, tol Solo yang akan dibangun tepat di atas perkampungan. Dikhawatirkan kemungkinan ini akan mengubah kawasan tersebut menjadi desa mati.

Seperti yang dikatakan Bupati Sukoharjo, Etik Suryani, pihaknya lebih memilih pembangunan berupa ring line atau jalan lingkar. Itu dipilih untuk merevitalisasi ekonomi warganya.

“Hanya di jalan lingkar ekonomi tetap berjalan. Kalau jalan tol telat saja, desa mati nanti,” keluh Hartono.

Berdasarkan pemetaan, jalan tol tersebut akan memiliki lebar sekitar 60 meter. Sawah seluas 3 hektare di desanya disebut terkena dampak. Selain itu, tidak sedikit warga sekitar yang terkena dampak pembangunan tersebut.

Beberapa warga memiliki pandangan yang berbeda, beberapa warga setuju sementara yang lain tidak setuju. Menurutnya, sebagian warga yang memiliki lahan merasa puas dengan pembangunan tersebut.

Namun beberapa warga lainnya yang rumahnya terkena dampak memilih untuk tidak setuju, karena meyakini bahwa desa Karangwuni memiliki nilai sejarah tersendiri sebagai sebuah rumah.

Beriklan dengan kami

“Untuk ring road, desa kami memiliki potensi Gempol Pleret, nanti bisa direvitalisasi dengan membuat pusat Gempol Pleret,” ujarnya.

Sementara itu, Camat Polokarto Heri Mulyadi mengatakan, ada dua kantor kepala desa di wilayahnya yang berisiko terkena dampak pembangunan tol, yakni di Desa Karangwuni dan Bugel, berdasarkan roadmap (rencana pembangunan) yang diterimanya.

Heri mengatakan pembangunan jalan tol tersebut masih dalam tahap studi kelayakan. Saat ini, dia belum bisa memastikan kebenaran pembangunan tersebut karena proyek tersebut masih dalam penyelidikan.

“Sebuah tim datang dari tengah, itu sudah lama sekali. Masih dalam penyelidikan,” kata Heri.

Saat tim datang, mereka mendapat informasi bahwa jalan tol tersebut akan menghubungkan Solo-Jogja. Menurutnya, tol timur-selatan nantinya akan melintas di Polokarto melalui Desa Wonorejo, Ngombakan, Karangwuni, Bugel dan menuju Pandeyan, Kecamatan Grogol.

Sementara itu, warga belum dihubungi terkait rencana tersebut karena proyek tersebut masih dalam tahap studi lapangan.

Bupati Sukoharjo

Sebelumnya, Bupati Sukoharjo, Etik Suryani, sempat keberatan dengan wacana pembangunan Bypass Timur-Selatan Surakarta atau biasa disebut Solo Bypass.

Beriklan dengan kami

Ia menilai wacana pembangunan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan merusak sebagian besar lahan sawah lindung (LSD) di Kabupaten Makmur.

“Jujur sebagai Bupati Sukoharjo saya tidak menentang jalan tol ini, tapi justru menentang karena LSD mengganggu. Karena kita akan bertahan [jalan tol] dari Kecamatan Gatak, Mojolaban, Grogol, Bendosari, Nguter, semuanya hampir terkena LSD,” kata bupati saat ditemui wartawan di kawasan Solobaru, Grogol, Sukoharjo, Rabu (1/4/2023).

Dia menyesal ketika itu terjadi. Mengingat Sukoharjo merupakan penyangga pangan Provinsi Jawa Tengah. Selain itu, kata Bupati Etik, terkait dengan pembangunan, kemungkinan juga akan mengganggu perkembangan wilayah Sukoharjo.

Dia mengatakan, jika pembangunan jalan tol dilanjutkan, akan berdampak pada LSD di lebih dari tujuh kecamatan di Sukoharjo. Usulan itu, kata dia, akan disampaikan dalam rapat koordinasi antardaerah, meski dia tidak menyebutkan kapan pertemuan itu akan dilakukan.

Senada dengan itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan dan Penelitian Daerah Sukoharjo (Bapelbangda) Rudiyanto sebelumnya juga mengatakan, jika dilihat dari desain kajian yang ada, ia memperkirakan pembangunan jalan tersebut akan melewati banyak sawah lindung (LSD). .

Hal ini tentu saja menjadi perhatian pemerintah daerah. Dia berharap pemerintah dapat membuat keputusan yang lebih bijak dengan mempertimbangkan dampak sosial, ekonomi dan lingkungan.

“Kami berharap pemerintah bisa mendengarkan aspirasi daerah karena ini proses yang panjang,” kata Rudiyanto.

Beriklan dengan kami

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button