Sistem tanggap bencana menjangkau masyarakat dan rumah tangga di desa-desa sebelum musim berbunga

TRIBUNJOGJA.COM – Indonesia memiliki 74.962 desa yang tergolong rawan bencana alam. Berdasarkan data IRB (2021), lebih dari 53.000 desa/Kelurahan berada di kawasan rawan bencana.

28 persen dari seluruh desa mengalami bencana. Bahkan data BNPB per 15 Juli 2022 mencatat 2.021 bencana alam.

Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan sistem kesiapsiagaan bencana yang dapat menjangkau hingga ke tingkat masyarakat pra sejahtera dan rumah tangga di desa-desa.

Hal tersebut terungkap dalam lokakarya berbagi pengalaman penanggulangan bencana di tingkat kota dan desa/miskin di Desa Kesiman Kertalangu, Kec. Denpasar Timur, Kota Denpasar, Provinsi Bali, Selasa (19/7/2022).

Direktur Jenderal Pembangunan Desa dan Desa Kementerian Desa, PDTT Sugito bersyukur telah dipercaya oleh Direktorat Advokasi dan Kerjasama Desa dan Desa untuk menyelenggarakan acara tingkat regional ASEAN.

Desa dipilih sebagai lokasi kegiatan SOMRDPE ini, ujarnya, sejalan dengan slogan Kemendes PDTT, yaitu: “Percaya pada Desa, Desa Bisa”.

“Desa dapat menjadi tuan rumah tidak hanya acara regional, tetapi juga acara nasional bahkan acara tingkat ASEAN,” katanya.

Dirjen juga menegaskan bahwa SOMRDPE (Pertemuan Pejabat Senior Pembangunan Pedesaan dan Penanggulangan Kemiskinan) merupakan wadah bagi pejabat tinggi negara⊃2; ASEAN yang fokus pada isu pembangunan desa dan pengentasan kemiskinan. Forum ini didirikan pada tahun 1997.

“Berbagai program dan kegiatan telah dilakukan, namun kegiatan SOMRDPE ini baru pertama kali dilaksanakan di desa sejak Dirjen PDP ditunjuk sebagai focal point SOMRDPE Indonesia pada tahun 2020,” imbuhnya.

Sugito menambahkan, Desa Kesiman Kertalangu merupakan salah satu contoh desa lain yang layak dijadikan ajang promosi pendidikan dan potensi wisata luar negeri yang dikelola Badan Usaha Milik Desa atau BUMDes.

Source: jogja.tribunnews.com