Sejarah Kluthuk Jaladara Railroad, kereta uap berusia lebih dari satu abad yang melewati jantung Kota Solo - WisataHits
Yogyakarta

Sejarah Kluthuk Jaladara Railroad, kereta uap berusia lebih dari satu abad yang melewati jantung Kota Solo

KOMPAS.com – Sepur Kluthuk Jaladara merupakan salah satu ikon wisata Kota Solo.

Naik kereta uap ini, wisatawan bisa merasakan sensasi menaiki kereta tua di tengah jalan log Kota Solo.

Mengapa disebut kereta kuno? Karena lokomotif dan dua kereta penumpang berusia lebih dari satu abad.

Awalnya Sepur Kluthuk Jaladara berjalan di atas lokomotif uap C12 18 yang dibangun pada tahun 1896 oleh pabrik Hartmann di Jerman. Kayu jati digunakan sebagai bahan bakar lokomotif ini.

Baca Juga: Jadwal dan Harga Kereta PP Cepu-Surabaya Saat Ini

Dikutip dari dehub.go.idSetelah selesai masa pengabdiannya, C12 18 dipindahkan ke Depot Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah.

Lokomotif hitam ini digunakan disana sebagai lokomotif lurus untuk rangkaian kereta api. Selain itu, C12 18 juga bertugas mengangkut sejumlah KA penumpang atau barang di jalur cabang Cepu-Blora-Purwodadi.

Lokomotif tersebut kemudian diawetkan di Museum Kereta Api Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Namun, pada September 2009, lokomotif uap C12 18 dipindahkan dari Ambarawa ke Solo atas permintaan Pemkot Solo.

C12 18 digunakan Pemkot Solo untuk mengangkut KA wisata Jaladara dari Stasiun Purwosari ke Stasiun Solo Kota. Dikutip dari kai.heritage.id, kehadiran kereta api ini untuk melengkapi wisata budaya dan sejarah di kota Solo.

Baca Juga : Jadwal Kereta Api Malang – Yogyakarta Terbaru 2022 dan Harga Tiket

Dalam pengoperasiannya, lokomotif uap C12 18 menarik dua kereta penumpang. Kedua kereta penumpang itu juga berusia lebih dari satu abad.

Kedua kereta penumpang ini dibangun di Belanda pada tahun 1906. Keduanya terbuat dari kayu jati pilihan dan memberikan kesan klasik. CR 16 memiliki kapasitas 40 kursi memanjang, sedangkan CR 44 memiliki kapasitas 36 kursi menghadap.

Kemudian, pada 6 Februari 2020, C12 18 masuk ke “sister level”, yaitu lokomotif uap buatan Jerman D 1410 yang diproduksi tahun 1921.

Dilaporkan oleh surakarta.go.id, Lokomotif D 1410 terakhir beroperasi pada tahun 1958 di wilayah Jawa Barat. Lokomotif tersebut kemudian akan disimpan di kompleks Taman Mini Indonesia Indah (TMII).

Sejak April-November 2019, lokomotif uap produksi Jerman itu direstorasi petugas di Balai Yasa. Hingga akhirnya pada tahun 2022, D 1410 dibawa ke Solo untuk menemani C12 18.

Baca Juga: Jadwal KA Departemen Lempuyangan – Pasar Senin Terbaru 2022 dan Harga Tiket

Source: yogyakarta.kompas.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button