Selain Bali, Sejumlah Maskapai Asing Tawarkan Penerbangan Langsung ke Indonesia - Solopos.com - WisataHits
Jawa Tengah

Selain Bali, Sejumlah Maskapai Asing Tawarkan Penerbangan Langsung ke Indonesia – Solopos.com

SOLOPOS.COM – Ilustrasi pesawat terbang (freepik.com)

Solopos.com, JAKARTA — Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengumumkan sejumlah maskapai asing sudah mulai menawarkan penerbangan langsung ke beberapa destinasi wisata di Indonesia selain Bali.

“Kemarin saya menyaksikan langsung bagaimana Malaysia Airlines membuka penerbangan langsung dari Kuala Lumpur ke Pekanbaru (Provinsi Riau). Ini menjadi milestone di awal G20 banyak penerbangan langsung,” ujarnya dalam The Weekly Brief bersama Sandi Uno yang dipantau secara virtual di Jakarta, Senin.

Promo Dukung BUMN Binaan UMKM Go Online, Tokopedia Registrasi 2.000 NIB

Selain Malaysia Airlines, Jeju Air Korea Selatan juga telah membuka penerbangan ke Manado di Sulawesi Utara setelah kedua belah pihak menandatangani kesepakatan.

“Kami mengapresiasi dan berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami,” ujar Menteri Pariwisata dan Industri Kreatif.

Demikian pula Garuda Indonesia akan melayani penerbangan dari Jepang ke Bali tiga kali seminggu pada hari Selasa, Kamis, dan Sabtu. Rencananya akan dibuka pada awal November 2022.

Baca juga: Luar Biasa! Suryoart Sukoharjo Kalahkan 1.200 UMKM Jadi Souvenir Resmi KTT G20

Secara resmi, Garuda Indonesia akan mengumumkan dari kota mana wisatawan di Jepang dapat melakukan perjalanan ke Bali.

Sandiaga memprediksi kota Narita dan Osaka di Jepang akan menjadi titik keberangkatan wisatawan asing ke Bali seperti saat pandemi Covid-19.

“Setelah kami berjuang, penerbangan langsung lebih banyak akhirnya datang ke Indonesia. Kami berharap pembukaan direct flight ini tidak memecah negara dari masing-masing destinasi tetapi justru datang ke dalam negeri,” ujarnya.

Di sisi lain, Gubernur Bali Wayan Koster mengatakan telah mengajukan permohonan kepada Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi untuk penambahan penerbangan ke Bali guna menurunkan harga tiket pesawat.

“Saya sudah minta Menteri Perhubungan untuk menambah penerbangan ke Bali dan menurunkan harga tiket agar lebih banyak wisatawan yang berkunjung ke pulau itu,” kata Koster di Denpasar, Senin (19 September 2022).

Baca Juga: Kunjungi Pasar Gede Solo, Mendag Zulhas: Harga Komoditas Normal

Dibatasi oleh harga tiket yang mahal

Menurutnya, jika harga tiket pesawat turun, maka kunjungan ke Bali akan lebih banyak, dan kenaikan harga menjadi penyebab rendahnya persentase kunjungan wisatawan domestik.

“Kalau jalan-jalan ke Bali dengan berempat dan keluarga akan terasa sangat kuat, misalnya kalau tiket Rp 500.000, lalu kalau berempat harganya Rp 2 juta, cukup berat,” kata Gubernur Bali.

Sejak perekonomian Bali mulai pulih pada Maret 2022, jumlah wisman mencapai 10.000 orang per hari dan jumlah wisman mencapai 12.000-14.000 per hari melalui jalur penerbangan Bandara I Gusti Ngurah Rai.

“Faktanya, kondisi Bali saat ini dibandingkan sebelum Covid-19 sudah mencapai lebih dari 50 persen untuk wisman. Sedangkan wisatawan domestik 30-40 persen agak dibatasi karena kenaikan harga tiket,” kata Gubernur Buleleng.

Baca Juga: Menparekraf Ajak Masyarakat Jangan Jatuh Cinta Drakor

Dia menyadari Bali yang perekonomiannya 54 persen bergantung pada sektor pariwisata sempat mandek selama dua tahun dan mencatatkan pertumbuhan negatif bahkan pada 2020.

“Karena pariwisata mandek, ekonomi Bali menyusut hingga -9,31 persen pada 2020, pembacaan terendah dan terdalam di Indonesia, dan ini pertama kali dalam sejarah provinsi Bali hal ini terjadi,” kata Wayan Koster di Gedung Ksirarnawa. , Taman Budaja.

Seiring dengan pulihnya Bali, angka tersebut masih akan menunjukkan pertumbuhan negatif pada tahun 2021 namun akan menyusut menjadi -2,47 persen dan baru pada tahun 2022 menjadi 1,46 persen pada kuartal pertama dan 3,04 persen pada kuartal kedua mengalami pertumbuhan positif.

Baca Juga: Pengembangan Pariwisata, Pemkot Solo Rancang Buku Cerita di Balik Mitos

Karena itulah Wayan Koster ingin memanfaatkan kondisi baik ini untuk mengembalikan Bali ke kondisi semula dengan target pertumbuhan ekonomi 3,5-4 persen pada kuartal ketiga dan di atas 4 persen pada kuartal keempat.

Jika target tersebut terpenuhi dengan semua aspek yang mendukung pemulihan pariwisata di Pulau Dewata, Koster optimistis bisa kembali normal 5 persen pada 2023.

“Saat ini Bali di bawah rata-rata nasional, itulah sulitnya menjadi daerah yang bergantung pada pariwisata,” katanya.

Source: www.solopos.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button