Pembangunan Candi Mangkunegaran, Bhre Cakarahutomo Wira Sudjiwo Bertemu Ganjar Pranowo – Halo Semarang - WisataHits
Jawa Tengah

Pembangunan Candi Mangkunegaran, Bhre Cakarahutomo Wira Sudjiwo Bertemu Ganjar Pranowo – Halo Semarang

Halo Semarang – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, tamu kehormatan tiba di Gedung Kantor Puri Gedeh pada Kamis (7/7/2022).

Tamu kehormatan tersebut adalah Sri Paduka Mangkunegara X, KGPAA Bhre Cakarahutomo Wira Sudjiwo. Pertemuan tersebut membahas rencana pengembangan Pura Mangkunegaran Surakarta sebagai salah satu pusat kebudayaan Jawa.

“Sebagai pusat budaya Jawa, kami memiliki misi besar untuk menggali budaya, melestarikan budaya dan juga mengembangkannya lebih jauh,” kata Kanjeng Gusti Bhre usai bertemu Ganjar.

Bhre menjelaskan, pembangunan Candi Mangkunegaran tentunya harus relevan dengan perkembangan zaman sekarang.

Namun dalam perkembangannya akan selalu berlandaskan pada nilai-nilai dan akar Mangkunegaran yang telah ada hingga saat ini. Baik dari segi budaya, pariwisata maupun pengetahuan.

“Namun yang terpenting jangan sampai melupakan landasan dan akar seseorang, yaitu paugeran (aturan), adat dan tradisi. Nilai-nilai yang ada di Pura Mangkunegaran akan menjadi pondasi kita untuk selama-lamanya, termasuk pembangunan kita,” ujarnya.

Bhre mengungkapkan, dukungan Ganjar Pranowo dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemerintah Provinsi Jawa Tengah) dalam upaya pengembangan Candi Mangkunegaran menjadi salah satu pusat kebudayaan Jawa sangat luar biasa.

Diharapkan Candi Mangkunegaran dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dapat bersinergi dalam berbagai kegiatan kebudayaan di masa mendatang.

“Saya sangat senang dan merupakan suatu kehormatan bagi kami untuk bertemu dengan gubernur. Kami sangat senang dan berterima kasih atas dukungannya yang luar biasa. Kepercayaan dan dukungan beliau kepada kami untuk terus berkembang dan tentunya berharap Pura Mangkunegaran dapat bekerjasama dengan pemerintah provinsi kedepannya khususnya pada kegiatan budaya,” ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, Bhre juga menyampaikan beberapa kegiatan yang akan segera digelar oleh Pura Mangkunegaran. Salah satunya adalah Karnaval Malam Pusaka 1 Suro, yang telah dibatasi selama dua tahun terakhir karena pandemi Covid-19.

Selain itu, ada misi budaya yang dilakukan para penari Mangkunegaran untuk road show ke tiga negara.

“Acara kita selanjutnya adalah upacara adat karnaval pada malam 1 Suro nanti pada 29 Juli nanti. Dalam beberapa bulan mendatang kami juga akan mengadakan roadshow ke misi budaya internasional bagi para penari kami untuk tampil di tiga negara. Jadi bulan ini kami akan ke Malaysia dan kami akan tampil di sana. Mereka tampil di Australia bulan depan dan Thailand berikutnya. Mohon doanya agar semuanya berjalan lancar dan lancar,” kata Bhre.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyampaikan keinginan KGPPA Mangkunegaran X Bhre Cakarahutomo untuk merevitalisasi keraton atau Candi Mangkunegaran sesuai gagasannya.

Selain melestarikan dan mengembangkan budaya, revitalisasi Candi Mangkunegaran juga dapat membuka ruang publik untuk merasakan budaya Jawa, khususnya budaya keraton.

“Saat ini telah tertunda dan saya senang karena Gusti Bhre ingin melakukan semacam revitalisasi kastil dengan seninya, dengan budayanya. Dia akan mengatur keadaan keraton saat ini agar bisa dikembangkan nanti,” katanya.

Tentang perkembangan keraton, Ganjar mengungkapkan bahwa tarian Gusti Bhre sudah pernah ditampilkan. Begitu juga dengan ide untuk mengembangkan batik lebih jauh sehingga memiliki corak yang lebih banyak. Dari sisi pariwisata, Ganjar memunculkan ide untuk memasukkan kegiatan “Dinner with The King” dengan menu masakan raja kuno.

“Saya juga membantu dan mendukung ide-ide kreatif terkait pariwisata, budaya dan seni. Dalam konteks pariwisata, itu adalah penggunaan kastil. Idenya adalah makan malam dengan raja. Ternyata meski tidak rutin, disepakati dilakukan kemarin. Jadi kalau itu bisa jadi paket wisata yang bagus,” ujarnya.

Untuk mendukung itu semua, Ganjar mendorong adanya ketertiban di kawasan keraton bagi wisatawan. Misalnya, zona mana yang tidak boleh dikunjungi atau dimasuki wisatawan dan zona mana yang diperbolehkan. Bahkan, dia mendorong wisatawan untuk merasakan bagaimana rasanya tinggal di istana.

“Kemudian puri dapat direvitalisasi dengan potensi yang ada dan menjelma menjadi kekinian dalam jalinan pariwisata, seni dan budaya. Wow itu mengesankan. Jadi banyak dan mudah-mudahan nanti ada acara dan bisa juga paket wisata, bahkan sampai ke tingkat pendidikan dan pembukaan ruang publik di keraton untuk partisipasi masyarakat. Dari sudut pandang saya, istana dan desa sangat dekat, dan kemudian ini menjadi pusat budaya, pusat seni yang sangat baik, “katanya. (HS-08)

Source: halosemarang.id

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button