Sejarah Museum Kereta Api Ambarawa, tempat ini sangat penting bagi penjajah Belanda - Semua halaman - WisataHits
Jawa Tengah

Sejarah Museum Kereta Api Ambarawa, tempat ini sangat penting bagi penjajah Belanda – Semua halaman

Kereta wisata B 2502 di Museum Stasiun Ambarawa, Jawa Tengah.

Kereta wisata B 2502 di Museum Stasiun Ambarawa, Jawa Tengah.

Intisari-Online.com – Bagaimana sejarah Museum Kereta Api Ambarawa?

Museum Kereta Api Ambarawa merupakan salah satu tempat wisata sejarah di Semarang.

Di Museum Kereta Api Ambarawa terdapat koleksi kereta api dari masa Hindia Belanda hingga sebelum kemerdekaan Republik Indonesia, termasuk sarana, prasarana, dan perlengkapan administrasi.

Beberapa koleksi aset sejarah perkeretaapian seperti 26 lokomotif uap, 4 lokomotif diesel, 5 kereta api dan 6 gerbong dari berbagai daerah.

Museum ini menyimpan puluhan lokomotif uap tua abad ke-18 yang sudah tidak berfungsi lagi.

Selain itu, di antara kereta api uap tua yang tersimpan di sana, beberapa masih aktif, seperti lokomotif B 2502 yang digunakan sebagai kereta wisata dengan rute dari Stasiun Ambarawa ke Bedono.

Pengunjung juga dapat menikmati wisata hubungan Ambarawa-Tuntang (PP) dengan lokomotif angkut jenis lokomotif uap dan kereta diesel antik.

Bagaimana sejarah Museum Kereta Api Ambarawa?

Baca Juga: Sebutkan Beberapa Peran Tokoh Pembangunan Agama Islam di Indonesia! Salah satunya adalah Sunan Giri yang menyebarkan Islam di luar Jawa

Baca Juga: Ada Topik Tertunda, Kapan Tepatnya Libur Tahun Baru Islam 1 Muharram 2022? Simak pernyataan Kementerian Agama berikut ini

Museum Kereta Api Ambarawa pernah menjadi stasiun bernama Stasiun Willem I dan dibangun oleh Nedherlandsch Indien Spoorweg Maatschappij (NISM).

Stasiun ini diresmikan pada 21 Mei 1873.

Nama Willem I diambil dari nama benteng logistik dan barak militer Hindia Belanda – Benteng Willem I yang letaknya tidak jauh dari stasiun kereta api.

Masyarakat setempat selama ini menyebutnya Benteng Pendem (tersembunyi).

mulai kompas.comAmbarawa sendiri dipilih sebagai lokasi dibangunnya benteng tersebut karena letaknya yang strategis sebagai benteng pertahanan militer pasca Perang Diponegoro (1825-1830).

Ambarawa dapat digambarkan sebagai kota militer yang membantu kota garnisun Magelang dalam mengendalikan pedalaman.

“Pembangunan rel kereta api di Ambarawa sangat penting untuk pengerahan militer Hindia Belanda saat itu,” kata Djoko Setijowarno, pengamat transportasi dan dosen Fakultas Teknik Sipil Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata, kepada kompas.com .

Karena pentingnya wilayah Jawa Tengah, maka semua kabupaten atau kota di Jawa Tengah dilintasi kereta api pada masa Hindia Belanda. Dan hanya ada satu kabupaten yang tidak dilintasi jalur kereta api, yaitu Salatiga, yang juga karena alasan geografis.

Baca Juga: Dipamerkan di Kebun Binatang Manusia, Ini Mengakhiri Kisah Selk’nam, Salah Satu Suku Pribumi Terakhir di Amerika Selatan

Baca Juga: Rusia Ubah Taktik Serang di Ukraina, Kembali Kerahkan Pasukan Massal di Tiga Wilayah Selatan Ukraina, Itu Tujuannya

Kota Ambarawa merupakan persimpangan jalan dari Semarang menuju Yogyakarta dan Surakarta.

Pembangunan jaringan kereta api NISM di Ambarawa juga menjadi syarat bagi perusahaan untuk mendapatkan izin konsesi pembangunan jalur kereta api pertama Semarang-Vorstenlanden (Solo-Yogyakarta).

NISM berkomitmen untuk membangun jalur kereta api lintas cabang sepanjang 37 km antara Kedungjati dan Ambarawa untuk keperluan militer.

Kemudian Stasiun Willem I (Stasiun Ambarawa) dibangun sebagai terminal.

Pada tanggal 1 Februari 1905, pembangunan jalur kereta api menuju Secang-Magelang dilanjutkan, yang meliputi jalur kereta api khusus, rel zig-zag.

Pada awal pengoperasiannya, stasiun Willem I digunakan sebagai sarana angkutan barang ekspor dan angkutan militer di Jawa Tengah.

Pada tahun 1976, stasiun ini dinonaktifkan oleh Gubernur Jawa Tengah saat itu Supardjo Rustam untuk dijadikan museum kereta api.

Sementara itu, konversi stasiun menjadi museum merupakan upaya penyelamatan lokomotif uap.

Baca Juga: Patut Dikecewakan Publik Di Indonesia Sebelum Meninggal Kopda Muslim Ternyata Dapat Rs 120 Juta Untuk Membayar Penembak Istrinya Dari Jumlah Terdekat Itu

Baca Juga: Latihan yang Menyebabkan Kesalahan Fatal Angkatan Darat AS Alihkan Fokus Militer ke Indonesia di Seluruh Indo-Pasifik Secara Terbuka Diawasi oleh 8 Negara

Stasiun Ambarawa juga dipilih karena memiliki latar belakang sejarah yang berkaitan dengan Pertempuran Ambarawa.

Selain itu, saat itu Stasiun Ambarawa masih memiliki teknologi lama yang masih bisa beroperasi.

Bagi Anda yang ingin berkunjung ke Museum Kereta Api Ambarawa, lokasinya berada di Desa Panjang, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Jam buka terakhir Museum Kereta Api Ambarawa adalah setiap hari pukul 08.00-16.00 WIB.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita

KONTEN IKLAN

Video Unggulan

Source: intisari.grid.id

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button