Sampoerna dukung kemandirian desa wisata di DIY - WisataHits
Yogyakarta

Sampoerna dukung kemandirian desa wisata di DIY

Harianjogja.com, JOGJA—Keberadaan desa wisata dan desa wisata menjadi bagian dari upaya masyarakat desa membangun kemandirian. Tujuan dari upaya tersebut adalah multiplayer effect dalam pelaksanaan desa wisata dan desa wisata.

Desa wisata membutuhkan atraksi, fasilitas dan aksesibilitas. Ketiganya akan bergantung pada infrastruktur dan personel. Oleh karena itu, pemberdayaan masyarakat pedesaan sangat penting dilakukan secara berkelanjutan.

Pandemi global yang muncul menjadi ujian nyata akan pentingnya resiliensi atau resiliensi di desa wisata atau desa wisata. Untuk merefleksikan dan berbagi pengalaman, Stapa Center menyelenggarakan diskusi panel tentang “Pandemi Global, Penguatan dan Ketahanan Desa Wisata dan Wisata Pedesaan” dengan dukungan Sampoerna For Indonesia.

BACA JUGA: Kejaksaan Agung DIY Buka Pusat Rehabilitasi Pengguna Narkoba, Ini Lokasinya

Diskusi panel ini akan berlangsung pada Minggu (7/722) di Hotel Royal Ambarrukmo Yogyakarta dan merupakan bagian dari program penguatan potensi desa setempat untuk pengembangan desa wisata. Untuk periode 2021-2022, program ini menargetkan lima desa.

Dua desa yang berada di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), yaitu Desa Pagerharjo, Samigaluh, Desa Kulonprogo dan Desa Hargobinangun, Pakem, Sleman. Kini ada tiga desa lagi di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, yang menjadi buffer zone Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS). Ketiga desa tersebut adalah Desa Wonosunyo, Gempol; Desa Tlogosari, Tutur; dan Desa Sumberrejo, Purwosari.

Menurut Regional Manager for Engagement and Sustainability PT HM Sampoerna Tbk, Kukuh Dwi Kristianto, program ini merupakan upaya PT HM. Sampoerna, Tbk mendukung upaya desa untuk mengelola potensinya, khususnya menuju kemandirian dan keberlanjutan.

Program ini menerapkan pendekatan multi-stakeholder ketika Sampoerna bekerja sama dengan pemerintah, organisasi sipil dan masyarakat desa dengan program CSR-nya yang dikemas dengan slogan Sampoerna Untuk Indonesia.

BACA JUGA: Rentetan Tawuran Antar Golongan di Babarsari, Polda DIY Selidiki 8 Orang

“Kami berharap dapat bertukar pengalaman dan peluang dari diskusi panel ini, sehingga dapat dikembangkan strategi untuk memperkuat desa wisata dan desa wisata,” kata Kukuh.

Pandemi global yang sudah berlangsung sekitar tiga tahun ini, kini benar-benar menunjukkan tren pemulihan. “Kecepatan proses pemulihan sangat bergantung pada resiliensi atau resiliensi yang kita miliki. Selain itu, pentingnya kerja sama semua pihak akan membantu mempercepat pemulihan yang ada,” ujarnya.

Dalam sambutannya yang dibacakan Kepala Biro Pariwisata DIY Singgih Raharjo, Gubernur DIY Sri Sultan HB X mengatakan dalam penguatan desa wisata, potensi yang ada harus dimanfaatkan. DIY memiliki potensi besar untuk pengembangan desa wisata budaya.

“Kami sangat mengapresiasi apa yang telah dilakukan Sampoerna untuk Indonesia melalui diskusi panel dan implementasi program CSR. Semoga bisa bermanfaat bagi masyarakat,” kata Singgih.

BACA JUGA: Booster Jadi Travel Mandatory, Pemerintah Daerah: Bisa Dorong Perbaikan Rumah

Dalam materi yang disampaikan sebagai keynote speaker, Menteri Desa PDTT Halim Iskandar mendukung dan mengapresiasi apa yang dilakukan Sampoerna untuk Indonesia. “Kementerian desa melihat bahwa kunci membangun ketahanan desa adalah fokus pada pembangunan dan pemberdayaan, yang merupakan dua kunci penting yang perlu dilakukan,” kata Halim.

Diskusi panel ini dihadiri oleh kepala desa dan pengelola desa wisata, pendamping desa serta dinas pemberdayaan masyarakat dan dinas pariwisata se-DIY.

Source: jogjapolitan.harianjogja.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button