Pulang kampung, empat pemain NTB Pra-PON 2019-2020 resmi gabung Lombok FC - WisataHits
Jawa Tengah

Pulang kampung, empat pemain NTB Pra-PON 2019-2020 resmi gabung Lombok FC

BALL AID: CEO Lombok FC Rannya Agustyra Kristiono bertemu dengan manajer tim Persipura Yan Permenas Mandenas dan memberikan bantuan sepak bola serta perlengkapan untuk klub-klub di Raja Ampat.

MATARAM—Sebanyak empat pemain pra PON NTB 2019/2020 resmi bergabung dengan Lombok Fottball Club (LFC), klub sepak bola profesional yang didirikan oleh anggota DPR RI dari Dapil NTB 2/P. Lombok, H. Bambang Kristiono, SE (HBK). Empat talenta berbakat NTB sebelumnya bermain untuk klub sepak bola di Bali, Jawa Timur, dan Jawa Tengah.

Keempat pemain tersebut adalah Nanda Juanda yang sebelumnya bermain di Bali United, juara bertahan Liga 1 Indonesia, lalu Apriyanto yang sebelumnya bermain di Perseden Denpasar, Bali. Mereka bergabung dengan Yanuar Baihaqi yang sebelumnya bermain di PS Batang, Jawa Tengah, dan Fahrurrozi Beko yang sebelumnya bermain di PS Mojosari Putra, Jawa Timur.

“Bahkan ada pemain penyerang lain yang telah menandatangani kontrak dengan Lombok FC,” kata HBK dalam keterangan pers, Minggu (24/7) di Mataram.

Namun, salah satu pesepakbola ternama di NTB entah kenapa malah menghalangi langkah sang pemain untuk membela Lombok FC dan malah mengirimnya ke luar daerah. Meski sang pemain sudah sepakat untuk menjadi bagian penting dari skuat Lombok FC. Padahal, pelatih dan penasehatnya tidak punya masalah di klub sebelumnya.

“Sekarang terjawab mengapa klub sepak bola NTB sulit bersaing di level yang lebih tinggi, di level nasional. Tidak peduli seberapa amatir cara berpikir karakter sepakbola,” kata HBK.

Wakil Ketua Komisi I DPR RI ini menegaskan karakter sepakbola harus mengutamakan karir dan jam terbang pemain. Bukan gengsi atau keegoisan.

HBK menegaskan, dulu banyak pemain NTB yang diperbolehkan bermain di luar. Karena NTB belum memiliki klub yang dikelola secara profesional. Namun saat ini NTB sudah memiliki Lombok FC. Klub yang pelatih, sarana dan prasarana pendukungnya tidak kalah mencolok dari klub sepak bola di pulau Jawa.

Karena pemain tersebut tidak bergabung untuk mengisi kekosongan pemain yang tersisa, HBK menjelaskan, Lombok FC terpaksa kembali merekrut pemain dari luar NTB. Dan pilihan jatuh pada Clifton Fonataba, pemain jebolan klub sepak bola Persipura Jayapura.

“Clifton Fonataba adalah talenta muda sepak bola asal Papua yang baru saja kembali dari dua tahun di Pro Direct Academy di Aveiro, Portugal,” tambah HBK.

Lombok FC kini memiliki skuat lengkap. Terdiri dari 25 pemain. Mereka dilatih oleh pelatih kepala Jessie Mustamu, mantan manajer klub sepak bola PSIS Semarang.

Jessie Mustamu akan bergabung dalam tugas kepelatihannya oleh asisten pelatih Viktor Simon Badawi, mantan asisten pelatih PON Kaltim yang menggantikan asisten pelatih sebelumnya pensiunan S. Margono.

Berbicara secara khusus kepada pelatih Fabio Oliveira, pelatih asal Brasil, Chief Executive Officer (CEO) Lombok FC, Rannya Agustyra Kristiono menjelaskan bahwa pelatih berlisensi AFC itu kini dipercaya oleh manajemen Lombok FC sebagai Direktur Teknik klub.

“Saya pikir semangat pelatih Fabio ada di sana. Kelola pemain dan pelatih. Tidak di manajemen. Dan terlihat sangat jelas dia lebih menikmatinya sekarang,” kata Rannya.

Dara yang sedang menyelesaikan pendidikannya di Brunell University London ini juga memastikan penilaian dan pembenahan baik manajemen, staf kepelatihan maupun pemain terus dilakukan oleh Lombok FC sebelum perhelatan Liga 3 NTB dimulai. “Tujuannya tentunya untuk mendapatkan bottom line atau garis bawah yang terbaik,” kata Rannya.

Untuk melengkapi starting XI mereka, Lombok FC bahkan menyelenggarakan enam pertandingan persahabatan yang hasilnya menunjukkan tren positif. Hal ini menunjukkan bahwa staf pelatih memahami pemain mana yang harus berada di posisi mana. Dan ada beberapa pemain yang harus berpindah posisi, seperti Nanda Juanda yang awalnya murni striker, kini menjadi gelandang serang.

“Saya yakin Lombok FC akan lebih matang, koheren dan mampu memenuhi ekspektasi mereka di sisa masa persiapan,” tambah Rannya.

Serangkaian kejadian tak terduga memang sempat mewarnai sejumlah laga uji coba dan persahabatan. Seperti keseruan di lapangan. Hal ini, kata Rannya, telah dinilai dan dikoreksi oleh manajemen. Jadi tidak boleh terjadi lagi.

“Pelatih dan pemain harus lebih pendiam, lebih dingin, dan lebih profesional. Kamu tidak boleh kasar dan tidak pengertian, ”kata Rannya.

Rannya sendiri berkesempatan bertemu dan berinteraksi langsung dengan talenta muda sepakbola di wilayah Raja Ampat Papua Barat beberapa waktu lalu saat mendampingi HBK dalam rehat kunjungan kerja ke Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat.

Dan bersama pengurus tim Persipura Yan Permenas Mandenas yang juga anggota Komisi I DPR RI dari Partai Gerindra, Rannya juga memberikan bantuan bola dan kaus untuk beberapa klub komunitas di Kabupaten Raja Ampat yang dikenal sebagai tuan rumah bagi wisatawan bawah laut yang terkenal memiliki destinasi wisata. itu.

“Kami banyak belajar dari masyarakat Raja Ampat yang telah berhasil menjaga kelestarian kawasan pegunungan dan laut yang masih lestari. Tak heran jika Raja Ampat dikenal sebagai destinasi wisata selam terbaik di dunia karena keanekaragaman hayati, terumbu karang, dan biota lautnya,” tutup Rannya. (gt/rls)

Source: radarlombok.co.id

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button