Politeknik Negeri Cilacap menggunakan matahari dan angin untuk menghasilkan listrik - WisataHits
Jawa Tengah

Politeknik Negeri Cilacap menggunakan matahari dan angin untuk menghasilkan listrik

Cilacap, Jawa Tengah (ANTARA) – Tim Pengabdian Masyarakat Politeknik Negeri (PNC) Cilacap menggunakan energi surya dan angin sebagai pembangkit listrik hybrid untuk menghidupkan pompa air untuk mengairi sawah di Desa Widarapayung Wetan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.

“Pompa air tanah ini menggunakan teknologi sistem angin surya (SWS) yang memadukan energi matahari dan angin sebagai pembangkit listrik,” kata Afrizal Abdi Musyafiq, Ketua Tim Pengabdian Masyarakat PNC, Selasa di Cilacap, Jawa Tengah.

Dikatakannya, prinsip pompa air tanah yang menggunakan teknologi SWS hampir sama dengan pompa air tanah yang menggunakan teknologi sistem rumah surya (SHS) yang dikembangkan PNC bersama PT Pertamina di Desa Kalijaran, Kecamatan Maos, Cilacap.

Menurut dia, perbedaan hanya terletak pada sumber energi yang digunakan untuk menghasilkan listrik untuk pompa air.

“Kalau di SHS hanya menggunakan tenaga surya, di SWS menggabungkan tenaga surya dan angin, sehingga menjadi pembangkit listrik hybrid,” jelasnya.

Pompa air tanah dengan teknologi SWS ini menggunakan energi matahari pada siang hari dan energi angin pada malam hari.

Menurut dia, sisa listrik yang dihasilkan atau tidak digunakan untuk pompa air tanah disimpan dalam baterai sehingga bisa digunakan untuk keperluan lain.

“Ngomong-ngomong, Desa Widarapayung Wetan Kecamatan Binangun masih berada di pesisir pantai, sehingga suplai angin cukup baik untuk menutupi kebutuhan pompa air tanah dengan teknologi SWS,” ujar dosen Sistem Pembangkit Listrik dan Energi Terbarukan ini. kursus.

Menurutnya, pompa air tanah dengan teknologi SWS yang mampu mengalirkan 10-12 meter kubik air per hari ini dilengkapi dengan tempat penampungan air berkapasitas 1.000 liter dan ditempatkan di tengah areal persawahan Widarapayung. Desa.

Baca Juga: Digitalisasi Distribusi BBM Bersubsidi Menjadi Anugerah Bagi Nelayan

Selain itu, Afrizal mengatakan pengembangan pompa air tanah dengan teknologi SWS ini merupakan bagian dari program kerjasama antara PNC dengan pemerintah desa Widarapayung Wetan untuk mendukung transformasi pembentukan desa wisata di kawasan yang telah berlangsung sejak tahun 2021.

Di tahun kedua itu, katanya, seluruh tim fakultas PNC mengajukan proposal pengabdian masyarakat berbasis penerapan teknologi kepada masyarakat.

“Ada tiga tim fakultas dari jurusan teknik elektro kami. Khusus untuk tim yang saya pimpin, mereka menggunakan panel surya dan baling-baling untuk menghasilkan listrik melalui teknologi. sistem angin surya,” dia berkata.

Sementara itu, tim kedua dari program studi teknik elektro telah membangun pompa air tanah berteknologi SHS yang dilengkapi dengan penampung air berkapasitas 1.000 liter dan dapat berjalan selama lima jam.

Menurutnya, pompa air tanah yang menggunakan teknologi SHS tidak jauh dari pompa air tanah yang menggunakan teknologi SWS.

“Kedua pompa air tanah itu bisa mengairi 5 hektar sawah yang merupakan lahan bengkok Desa Widarapayung Wetan,” jelasnya.

Sementara tim ketiga sedang membangun, katanya Stasiun pengisian bertenaga surya, yang dapat digunakan wisatawan untuk mengisi daya ponsel.

Di masa depan, lanjutnya, itu mungkin Stasiun pengisian Sistem tenaga surya dapat dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan kendaraan bertenaga listrik.

“Tapi sementara itu, kami berevolusi Stasiun pengisian Skala kecil untuk HP dulu karena untuk skala besar investasinya tidak kecil,” ujarnya.

Dalam hal ini, pihaknya menghitung nilai ekonomis termasuk jumlah tahun kemampuan Stasiun pengisian itu.

“Setelah kelayakan ekonominya terpenuhi, lebih mudah untuk meningkatkannya, tinggal dikalikan saja,” kata Afrizal.

Baca Juga: Pertamina Cilacap Tegaskan Komitmen Pimpin Biorefinery

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button