Penggunaan dana untuk promosi budaya DIY - WisataHits
Yogyakarta

Penggunaan dana untuk promosi budaya DIY

Harianjogja.com, JOGJA – Dinas Kebudayaan DIY telah menyalurkan dana keistimewaan kepada seluruh kelompok elemen masyarakat di DIY melalui urusan kebudayaan. Hal itu dibahas dalam acara talk show memperingati satu dekade keistimewaan do-it-yourself bertajuk “Budaya Jumangkah Waspada” di Museum Sonobudoyo, Yogyakarta pada Selasa malam (30/8/2022).

Untuk memperingati satu yayasan istimewa, seluruh kepala dinas kebudayaan kabupaten dan kota berpartisipasi selama DIY. Rangkaian kegiatan berupa pemotongan tumpeng yang dilakukan Kepala Dinas Kebudayaan DIY Dian Lakshmi Pratiwi bersama Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten dan Kota. Selain itu, penuh dengan hiburan dan talk show terkait dana istimewa. Talkshow ini didampingi dan disutradarai oleh seniman Den Baguse Ngarso, Dalijo dan kelompoknya. Dilanjutkan dengan pertunjukan wayang kulit dengan lakon Wahyu Makutho Romo dan dalang Sri Mulyono.

Direktur Dinas Kebudayaan DIY Dian Lakshmi Pratiwi mengatakan kondisi pemahaman masyarakat terhadap Danais saat ini mulai meningkat. Sosialisasi kepada masyarakat terus dilakukan di masyarakat sesuai konsep yang sejalan dengan program perencanaan di bidang kebudayaan. Gereja harus memastikan bahwa harus ada konsep yang jelas terkait pengajuan Danais. Karena program yang dilaksanakan harus berdampak pada masyarakat. Sehingga pemanfaatan Danais diperhatikan oleh masyarakat.

BACA JUGA: Panitia Seleksi DIY Dorong Mabes Maritim Serahkan Program Pendanaan Melalui Danais

“Sulitnya penganggaran Danais, yang perlu dipahami oleh kelompok-kelompok gereja, tidak bisa mendadak, tetapi harus dimasukkan ke dalam perencanaan terlebih dahulu. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam sistem. Kadang anggaran ada tapi sistem tidak mengizinkan,” kata Dian, Selasa (30/8/2022) dalam acara talk show memperingati satu dekade privilese perbaikan rumah.

Dian mengatakan salah satu contoh kegiatan budaya adalah Wayang yang diadakan di wilayah DIY. Meskipun merupakan peristiwa budaya, namun dapat dirasakan langsung oleh masyarakat, yang tidak hanya untuk hiburan atau pelestarian budaya, tetapi juga untuk kepentingan ekonomi.

“Di ruang DIY, wayang setiap hari ada, tidak berkelompok, tapi secara keseluruhan ekosistem wayang, meski semalam ada wayang. Dampaknya tidak bisa diukur dalam satu peristiwa, tetapi dalam satu entitas dampaknya luar biasa.“Kuliner, penyedia UMKM makanan, kemudian pekerja seni, pengelola acara hingga pelaku UMKM, apalagi saat acaranya di desa,” ujarnya.

Kepala Dinas Kebudayaan Kulonprogo Niken Probo Laras menambahkan, jumlah pengajuan terkait pemanfaatan program Danais oleh kelompok masyarakat di Kulonprogo terus meningkat. Ini merupakan indikator bahwa Danais sangat terbuka kepada publik. Bahkan di Kulonprogo, hingga Agustus tahun ini, lamaran untuk pentas seni dan upacara adat sudah habis karena banyaknya pendaftar.

BACA JUGA: Wilayah DIY Selatan Jadi Beranda

“Kami memiliki Ripparda yang menawarkan wisata berbasis budaya dan kawasan strategis untuk pariwisata nasional. Kami satu objek wisata dengan Sugriwa Subali Ballet, ini adalah artefak budaya yang tariannya sangat menarik,” ungkapnya.

Direktur Dinas Kebudayaan Kota Jogja Yetti Martanti memastikan semua kelompok masyarakat di Kota Jogja memiliki akses ke Danai asli sesuai kebutuhan. Pemahaman kelompok tentang akses juga meningkat. “Bahkan sekarang banyak, karena banyaknya sanggar seni yang harus memiliki NIK, sekarang sudah banyak yang mendaftar. Keberkahan Danais dirasakan oleh masyarakat kota Jogja,” ujarnya.

Kepala Dinas Kebudayaan Gunungkidul Agus Mantara yang hadir dalam talkshow tersebut mengatakan, dengan dukungan Danais, sudah ratusan pertunjukan budaya di Gunungkidul. Berkat Danais, berbagai potensi budaya telah dikembangkan untuk mendukung pariwisata.

“Sehingga budaya menjadi inkubator ekonomi, industri budaya. Kami mendukung program-program pariwisata yang perlu bersifat global, bisa berupa wisata budaya dan wisata olahraga. Bagaimana budaya menjadi daya dukung pariwisata, itu yang kita lakukan di Gunungkidul,” ujarnya.

BACA JUGA: Memperingati Dekade Keistimewaan yang Melibatkan Banyak Pihak

Source: jogjapolitan.harianjogja.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button