Pengamat Ekonomi Unisma: Pemerintah tidak salah resep menghadapi ancaman resesi 2023 - WisataHits
Jawa Timur

Pengamat Ekonomi Unisma: Pemerintah tidak salah resep menghadapi ancaman resesi 2023

WAKTU INDONESIA, MALANG – Pengamat ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Malang (FEB Unisma) yang juga pengusaha, R Djoni Sujatmoko mengingatkan, pemerintah sedang menyusun resep yang salah untuk menghadapi ancaman resesi pada 2023.

“Di luar masalah itu, kita harus mengantisipasinya. Pemerintah jangan sampai salah resep,” kata Djoni saat dikonfirmasi TIMES Indonesia, Jumat (4/11/2022).

Ia menjelaskan, Indonesia memiliki pengalaman yang baik dengan krisis ekonomi tahun 2008. Saat itu, Sri Mulyani selaku Menteri Keuangan Republik Indonesia berhasil bertahan dari krisis.

Indonesia bisa sukses, kata Djoni, karena kekuatannya terletak pada konsumsi domestik yang berkelanjutan. Siapapun dengan pendapatan tetap sangat dianjurkan untuk berbelanja produk lokal.

“Tujuannya adalah untuk membalikkan perekonomian Indonesia. Transaksi antar komponen bangsa berlangsung agar kita bisa bertahan. Padahal, ekspor kita turun 12 persen saat itu, tapi kita mampu karena pengeluaran,” katanya.

Presiden Jokowi juga menekankan perlunya penguatan UMKM. Djoni mengatakan hal itu benar dan dia meminta untuk terus diperkuat dari semua sektor.

“Belajar dan mengalami, Indonesia dinilai lebih siap menghadapi ancaman resesi pada 2023. Kita tidak hanya harus mengharapkan mereka, kita juga harus melawan mereka untuk menghindari resesi. Ya, dengan menggenjot konsumsi dalam negeri,” ujarnya.

Pembacaan risiko resesi pada 2023 didorong oleh pandemi Covid-19 dan kondisi geopolitik global seperti konflik yang semakin dalam antara Rusia dan Ukraina.

“Negara-negara besar seperti Amerika telah merespon dengan menaikkan suku bunga. Hal ini telah menyebabkan perubahan dalam masalah keuangan global. Bagaimana kita bereaksi terhadap hal ini? Kita perlu memeriksa di mana resesinya? Di luar Indonesia. Saat ini Indonesia tidak sedang mengalami resesi,” jelasnya.

“Sekarang, dengan pengalaman itu, pemerintah bisa memperlakukan pola yang sama. Sekali lagi, jangan sampai salah resep. Kami yakin pemerintah bisa melakukannya,” tambahnya.

Djoni menekankan pentingnya menjaga transaksi lokal di dalam negeri. Termasuk penanaman modal dalam negeri. Hal ini penting dilakukan untuk kepentingan nasional. Harus ada semangat kebersamaan.

“Kita perlu memperkuat devisa. Untuk perusahaan asing di Indonesia, kami minta mereka yang biasanya membayar dividen untuk menguranginya. Untuk membantu negara ini karena mereka dibesarkan di negara ini juga. Pahlawan kita, TKI TKW, menyuruh kita menabung di negara kita untuk memperkuat cadangan devisa kita,” jelasnya.

Pemilik NK Group juga menegaskan ketahanan pangan nasional untuk cadangan pangan masih berada pada level yang baik. Yang perlu diingat, lanjut Djoni, tidak ada produk yang melimpah, tetapi tidak ada transaksi.

“Jangan menahan investasi, investasi dalam negeri harus berputar. Kekuatan Indonesia terletak pada UMKM. Biarkan mereka bertahan dulu, apalagi baru keluar dari pandemi Covid-19. Untuk Republik untuk bertahan hidup, harus ada produksi. Produksi harus dikonsumsi. Jangan menunggu untuk menahan. Sebaliknya, transaksi domestik akan meningkat,” katanya.

Ia menilai Sri Mulyani memiliki resep yang tepat untuk menghadapi ancaman resesi di tahun 2023. Pengalaman tahun 2008 menjadi pelajaran penting untuk diulang. Selain itu, Jokowi menegaskan impor harus dikurangi.

“Sudah bagus, tapi perlu diasah lagi. Diperkuat lagi,” pungkasnya.

**)

Dapatkan update informasi harian terpilih dari TIMES Indonesia dengan bergabung di Grup Telegram TI Update. Suka, klik tautan ini dan bergabung. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi Telegram di ponsel Anda.

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button