La Lati, SH Bersama Kepala Dinas Pekerjaan Air H. Guntur Priambodo, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Penanggulangan Banjir di Desa Ujung - WisataHits
Jawa Timur

La Lati, SH Bersama Kepala Dinas Pekerjaan Air H. Guntur Priambodo, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Penanggulangan Banjir di Desa Ujung

baca 2

Jawa Timur (Globaldraftnews.com) – Menanggapi serentetan kritik dari berbagai sektor masyarakat DPU Pengairan Kabupaten Banyuwangi beberapa hari terakhir terkait luapan air dan peningkatan limpasan air rob yang berujung pada banjir yang menggenangi rumah warga, Kampung Ujung kerap ditemui.

La Lati, SH bertemu dengan Kepala DPU Pengairan Guntur Priambodo Selasa (11/8/2022) di Pintu Air/Bendungan Kalilo, Kampung Ujung, Desa Kepatihan, Kecamatan, Banyuwangi, Kabupaten Banyuwangi.

Dari hasil diskusi antara La Lati, SH dengan Guntur Priambodo yang disertai observasi langsung ke lapangan sungai Kalilo, diketahui bahwa DPU Pengairan telah merencanakan solusi jangka pendek, menengah dan panjang untuk mengatasi masalah banjir dan kenaikan tersebut. pasang surut yang akan ditanggulangi di wilayah desa Ujung yang disebut Semarang-Banyuwangi.

Kepala DPU Tata Air Kabupaten Banyuwangi Guntur Priambodo menjelaskan, dalam waktu dekat akan dilakukan normalisasi Sungai Kalilo dan rencana pembongkaran (pemotongan tanggul) untuk ditangani sebagai bagian dari program jangka pendek. program dengan banjir musiman, Kampung Ujung sering bertemu saat ini,” jelasnya.

Guntur melanjutkan, rencana normalisasi eksekusi tidak hanya bisa diterapkan ke Dinas PU Pengairan tetapi juga pembicaraan dengan pihak terkait lainnya seperti Pelindo III, DPR, dan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi.

“Karena suatu pekerjaan, harus ada rencana kegiatan dan rencana penggunaan anggaran, pedomannya harus jelas agar kita tidak disalahkan,” jelas Guntur.

Meski begitu, Guntur mengatakan, “Perencanaan jangka panjang ini akan dilakukan dengan desain konsep modern seperti konsep sungai-sungai di Eropa, termasuk wacana konsep destinasi wisata sungai modern, untuk keluar dari kondisi kumuh Kalilo. Sungai menjadi destinasi wisata sungai modern yang akan meningkatkan perekonomian warga.” Desa Ujung bisa bangkit kembali. , program perencanaannya sudah ada dan akan kami laksanakan secara bertahap dan berkesinambungan sebagai wujud pengabdian saya di akhir masa jabatan saya di DPU Pengairan yang hanya berlangsung 3 tahun,” jelasnya.

Sementara itu, di tempat yang sama, La Lati, HH yang juga melakukan observasi langsung ke lokasi dan mengunjungi warga Desa Ujung, sangat berterima kasih kepada Gutur Priambodo yang tidak menolak kritikan tetapi menanggapi kritikan.

“Dengan turun langsung ke lapangan, melihat keadaan sungai dan mendengarkan keluhan langsung warga Desa Ujung, termasuk mengambil semua kritikan yang datang dari berbagai kalangan terhadap Dinas Pekerjaan Umum Pengairan sebagai acuan tambahan bagi Pak Guntur. ,” kata Lalati.

La Lati melanjutkan, “Dalam catatan sejarahnya, masalah banjir dan meningkatnya limpasan air rob di Desa Ujung sudah mewabah bagi warga Desa Ujung sejak zaman Belanda, hingga saat ini belum ada konsep atau desain yang lebih tepat sebagai solusi permanen. ,” ujarnya usai pertemuan dengan warga dan tokoh masyarakat desa.

Lelati juga mengatakan, “Kondisi musim hujan saat ini dan membanjirnya kritik terhadap DPU Pengairan tidak akan ada habisnya jika kita hanya bekerja dalam lingkaran kritik tanpa menciptakan solusi yang tepat, konsep desain yang tepat dan implementasi yang tepat dari program tersebut. dilakukan normalisasi oleh yang terlibat, ahli di bidangnya,” jelasnya.

Karena itu perlu diketahui dampak pendangkalan sungai akibat penumpukan material yang menyebabkan posisi ujung selatan desa lebih rendah dari posisi air sungai, posisi ujung selatan desa. Nanti desa akan kebanjiran, bahkan dua kali sebulan, yaitu pada bulan purnama pertama dan sekaligus,” katanya.

Sementara itu, peningkatan limpasan air rob atau yang dikenal dengan istilah banjir rob oleh warga sekitar biasanya berdampak lebih besar pada permukiman warga di ujung utara desa, sehingga pertemuan banjir darat dan banjir air laut lebih berpeluang teratasi. ” tutupnya. (Edi/Tim).

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button