Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta akan diperluas ke Pecinan lainnya - WisataHits
Yogyakarta

Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta akan diperluas ke Pecinan lainnya

TEMPO.CO, Yogyakarta – Salah satu event yang masuk dalam kalender event Yogyakarta yaitu Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY), pada saat diselenggarakan selalu dipadati oleh masyarakat dan wisatawan dari berbagai daerah dan latar belakang budaya. Tanggal 17 PBTY yang akan dilaksanakan mulai tanggal 30 Januari hingga 05 Februari 2023 di Kelurahan Ketandan Kota Yogyakarta dapat dikunjungi oleh masyarakat dan wisatawan secara langsung setelah tahun 2020, dan pada tahun 2021 hanya dilaksanakan secara daring.

Acara yang digelar selama seminggu untuk merayakan Imlek di Yogyakarta sejak pertama kali digelar 16 tahun lalu ini selalu dipusatkan di Pecinan Desa Ketandan. Ketandan adalah salah satu ruas di Jalan Malioboro Yogyakarta.

Melihat antusiasme masyarakat yang besar terhadap acara tersebut, Pemerintah DI Yogyakarta juga menyarankan agar kedepannya dapat mencoba untuk memperluasnya ke titik-titik Pecinan lainnya di Yogyakarta. “Ke depan PBTY juga harus bisa dikembangkan lebih lanjut di tempat lain seperti desa Kranggan,” kata Wakil Gubernur KGPAA DI Yogyakarta Paku Alam X dalam keterangannya di acara XVIII. Panitia PBTY di Yogyakarta pada Selasa 15 November 2022.

Kampung Kranggan yang terletak di sebelah barat Tugu Jogja ini dikenal sebagai salah satu kawasan Pecinan di Yogyakarta. Kranggan juga merupakan rumah bagi Candi Poncowinatan, serta Pecinan Ketandan, yang berdampingan dengan Candi Gondomanan yang sama bersejarahnya di kota Yogyakarta.

Jika event PBTY bisa diperluas ke dua lokasi pecinan, baik Ketandan maupun Kranggan akan semakin ramai dikunjungi wisatawan, menurut Paku Alam. Mengingat acara PBTY selama ini telah terselenggara dengan rapi dan lancar, panitia tetap teliti dan matang dalam setiap persiapan acara.

“Apalagi setelah pandemi Covid-19 selama lebih dari dua tahun, kini masyarakat haus akan hiburan, panitia sedang berkoordinasi dengan pihak terkait semaksimal mungkin untuk menyesuaikan tempat penyelenggaraan acara,” kata Paku Alam. “Khususnya pada tahun 2023, PBTY akan dilaksanakan di Desa Ketandan yang terkenal dengan kepadatan keramaiannya.”

Menurut Paku Alam, jika acara berlangsung lebih dari satu hari seperti PBTY, mekanisme yang lebih nyaman dapat diciptakan bagi para pengunjung. Misalnya dengan tarif parkir dengan tiket acara.

Paku Alam menyarankan agar tiket taman dan tiket masuk bisa digabungkan. “Pengunjung bisa menunjukkan tiket acara untuk membayar parkir, sehingga pengunjung tidak perlu mengeluarkan biaya ekstra untuk membayar parkir,” ujarnya. Panitia penyelenggara, penjaga taman dan vendor bekerja sama untuk menghindari pengunjung yang membebani dengan biaya parkir yang mahal.

Direktur Eksekutif PBTY Sugiarto mengatakan acara tersebut bertujuan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat di Yogyakarta dan sekitarnya setelah dua tahun dilanda pandemi Covid-19. “Selain itu diharapkan adanya akulturasi budaya, meningkatkan keakraban dan meningkatkan toleransi antar sesama warga,” ujarnya.

Sugiarto menjelaskan, acara PBTY sendiri diprakarsai oleh Jogja Chinese Art and Culture Center (JCACC), forum bersama 14 asosiasi Tionghoa di Yogyakarta. Untuk sponsor PBTY XVII tahun 2023 adalah Persatuan Hakka Yogyakarta mengangkat tema Bangkitnya Jogjaku, Untuk Indonesia.

“Dalam rangka memperingati Tahun Baru Imlek 2574, Himpunan Paguyuban juga akan menggelar berbagai kegiatan di PBTY selama seminggu,” kata Sugiarto.

Pameran meliputi seni budaya, bazar dan pameran dengan sekitar 200 stand usaha mikro, kecil dan menengah DI Yogyakarta serta pentas seni selama tujuh hari berturut-turut. “Pekan Budaya Tionghoa di Yogyakarta ini terbuka untuk umum karena bertujuan untuk mempererat rasa persaudaraan antar sesama, menjaga dan membangun kebersamaan, serta meningkatkan toleransi,” kata Sugiarto.

Baca juga: Beragam potensi wisata di tempat kelahiran pahlawan nasional

Selalu update informasi terbaru. Tonton breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di channel Telegram “http://tempo.co/”. klik https://t.me/tempodotcoupdate bergabung. Anda harus menginstal aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button