Owabong Purbalingga satu-satunya di Jawa Tengah menjadi properti percontohan wisata tribahasa - WisataHits
Jawa Tengah

Owabong Purbalingga satu-satunya di Jawa Tengah menjadi properti percontohan wisata tribahasa

Papan informasi di Owabong Purbalingga menggunakan tiga bahasa. Masing-masing dalam bahasa Indonesia, bahasa nasional dan bahasa Inggris. (Joko Santoso/Serayunews)

Objek Wisata Perairan Bojongsari (Owabong) di Desa Bojongsari, Kecamatan Bojongsari, Purbalingga telah ditetapkan sebagai Objek Wisata Percontohan Trilingual oleh Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah (Jawa Tengah). Masing-masing dalam bahasa Indonesia, bahasa nasional dan bahasa Inggris.

Purbalingga, serayunews.com

“Ini suatu kehormatan bagi kami. Karena tanggalnya ditetapkan oleh Pusat Bahasa Jawa Tengah. Mereka juga akan mendukung kami menggunakan tiga bahasa hingga 2024,” kata Plt Chief Executive (Direktur) Owabong Eko Susilo didampingi Owabong Hotel Manager Abdi Legowo kepada serayunews.com, Kamis (24/11/2022).

Alasan penunjukkan Pusat Bahasa Jawa Tengah karena Owabong secara konsisten menggunakan tiga bahasa untuk menginformasikan pengunjung. Berdasarkan petunjuk masuk serta berbagai hal yang ada di objek wisata milik Pemkab Purbalingga itu, ditulis dalam tiga bahasa.

“Semua orang Indonesia, Jawa Banyumasan dan Inggris,” katanya.

Ia menceritakan, Kepala Balai Bahasa Jawa Tengah Ganjar Harimansyah juga hadir langsung untuk menyampaikan informasi penunjukan Owabong sebagai objek wisata dengan menggunakan tiga bahasa tersebut. Menurutnya, ini merupakan suatu kehormatan bagi Owabong.

“Karena kita satu-satunya objek wisata di Jateng yang dijadikan percontohan,” ujarnya lagi.

Sebelumnya, Hotel Owabong juga telah mendapatkan Penghargaan Prasidatama 2022 dari Pusat Bahasa Jawa Tengah sebagai hotel yang menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Menanggapi penunjukan Owabong sebagai objek percontohan wisata yang menggunakan tiga bahasa, Kepala Balai Bahasa Jawa Tengah Ganjar Harimansyah mengatakan, pihaknya akan terus memberikan dukungan.

“Kami berharap kedepannya pengelola obyek wisata dapat menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, juga menggunakan bahasa Inggris dan bahasa daerah dalam memberikan informasi. Sehingga pengunjung dari berbagai latar belakang dapat memahami perbedaan informasi yang disampaikan,” ujarnya.

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button