One Way Nasib Kayutangan Dibahas Besok | Berita Malang hari ini | Malang Posco Media - WisataHits
Jawa Timur

One Way Nasib Kayutangan Dibahas Besok | Berita Malang hari ini | Malang Posco Media

One Way Nasib Kayutangan Dibahas Besok |  Berita Malang hari ini |  Malang Posco Media

MALANG POSCO MEDIA-Rencana percobaan lalu lintas satu arah (traffic) di Koridor Kayutangan akan diputuskan besok (25/1). Di sisi lain, Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Cagar Budaya Kampung Kajoetangan berupaya dengan sungguh-sungguh untuk menginisiasi peningkatan kunjungan wisatawan.

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang Widjaja Saleh Putra mengatakan, keputusan masa uji coba menunggu hasil rapat koordinasi dengan Forum Transportasi.

“Insyaallah Rabu ini (Rabu, 25 Januari 2023) kami koordinasikan Forum Transportasi. Tempatnya di kantor dishub,” jelas Jaya, sapaan akrab dishub kota Malang itu.

Rapa dengan Forum Lalin untuk menentukan langkah selanjutnya. Termasuk kepastian masa uji coba di lalu lintas satu arah. Ia menjelaskan, selain anggota Forum Transportasi yakni Dishub, Polres Malang Kota dan pakar transportasi, Rakor Forum Transportasi akan mengundang warga terdampak.

Salah satunya menyuarakan keberatan dari sopir bus. Jaya menegaskan, pihaknya akan memberikan penjelasan lebih rinci. Terkait penataan trayek angkot selama uji coba satu arah Kayutangan.

“Nanti juga akan dijelaskan pengaturannya agar pengendara angkot yang melintas jalurnya tidak saling bergesekan. Nanti akan kami share ke sesama sopir angkutan umum,” jelas Jaya.

Mantan Kepala Unit Layanan Pengadaan (ULP) Kota Malang itu mengatakan, pihaknya telah melakukan kontak dengan warga setempat pada pekan lalu. Yakni di beberapa wilayah di wilayah RW di Desa Kauman.

Sosialisasi tersebut dimaksudkan untuk merespon penolakan yang tersebar di seluruh Kayutangan. “Kami diundang untuk menyuarakan saran dan keberatan. Kami juga mensosialisasikan pentingnya jalan satu arah ini. Kami mempertimbangkan beberapa saran atau masukan dari warga dan akan dibahas nanti dalam forum transportasi,” katanya.

Sementara itu, Purwono Tjokro Darsono, Sekretaris Organisasi Angkutan Darat Kota Malang (Organda), mengatakan, Senin (23/01) malam kemarin, pihaknya belum menerima undangan forum angkutan pekan ini. Namun, ketika nantinya diminta untuk berpartisipasi, mereka tetap akan menyampaikan aspirasi yang sudah disampaikan sejak awal.

Pria yang akrab disapa Ipung itu menjelaskan, para sopir angkutan umum Malang yang terkena dampak sistem satu arah masih keberatan jika ada sistem satu arah di koridor Kayutangan.

Sementara itu, warga sekitar Kayutangan masih menentang rencana penerapan sekali pakai. Salah satunya diungkapkan Ketua RT 2 RW 10 Kelurahan Kauman Purnomo.

Menurut Purnomo, kawasan persimpangan Jalan Kawi dan Jalan KH Hasyim Asyari atau Talun akan menjadi titik penumpukan kendaraan. Karena dari arah Jalan Arjuno, Jalan Kawi dan Jalan KH Hasyim Asy’ari mengarah ke Jalan Arif Rahman Hakim. Sedangkan sekolah dengan jumlah siswa yang banyak terdapat di kawasan Jalan Arjuno dan Jalan Kawi.

“Di daerah ini banyak sekolah, di sekitar Arjuno ada SMPN 8, di SMA Kawi Lab ada SMPN 6, di Kawi ada SMA Arjuno dan masih banyak SD lainnya. Jalan Arjuno dan Jalan Bromo merupakan jalur alternatif untuk memasuki kota. Tentu akan menumpuk,” kata Purnomo.

Warga lainnya, Hendra warga Desa Kauman RT 2 RW 9 bahkan menyebut warga akan mengambil langkah tegas jika rencana satu arah itu tetap diterapkan.

Begitu juga di daerah lain. Ketua RT 4 RW 10 Desa Kauman, Sumarsito mengatakan, meski sudah dilakukan sosialisasi, dia yakin masih banyak masyarakat yang menentang rencana satu arah itu.

Sumarsito menuturkan, warga khawatir jika salah satu arah diblokir, perekonomian akan terganggu. Kunjungan bisnis diperkirakan akan menurun.

Di sisi lain, belakangan ini diakui bahwa jumlah kunjungan wisatawan ke situs cagar budaya Kampung Kajoetangan mengalami penurunan. Hal ini diyakini karena banyak wisatawan lebih tertarik untuk menghabiskan waktu mereka di koridor depan Kayutangan karena live music dan suasana yang lebih hidup di malam hari.

Melihat kondisi tersebut, Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kampung Kajoetangan Heritage kini menyiapkan beberapa program untuk mendorong wisatawan kembali berwisata ke desa tersebut. Program tersebut dikemas dalam bentuk event. Diantaranya Festival Keroncong, Festival Padang Bulan dan Kuliner di Kampung Kayutangan.

“Nanti, mungkin acaranya akan dimulai pada bulan Februari. Rencananya mau tukar tempat karena kalau di kampung lumayan luas. Mungkin nanti di tepi sungai, Banyu Biru, atau di suatu tempat nanti,” kata Mila Kurniawati, Ketua Pokdarwis Kampung Kajoetangan kemarin.

Itu juga akan dihias nanti di beberapa tempat di desa. Yaitu dengan menambahkan lampu kayutangan klasik. Sehingga diharapkan masyarakat tertarik untuk masuk ke desa tersebut.

“Lampu sedang dalam proses pemasangan, tiang lampu sebenarnya sudah dibangun tapi belum dimulai. Tentu saja, itu juga harus menarik pengunjung di malam hari, ”katanya.

Sementara terkait dapur desa, Mila mengatakan pihaknya nantinya akan membedakan UMKM yang ada di desa Kayutangan. Terutama yang menjual masakan tradisional dengan harga terjangkau. Mila yakin ini akan menjadi pembeda dengan yang sudah ada di koridor depan Kayutangan Heritage.

“Tentu kami juga mencari pembeda dengan yang ada di koridor. Sehingga pada akhirnya mereka tidak akan menjadi rival, tapi saling melengkapi. Karena mungkin kalau dari luar tidak memungkinkan, kami akan memenuhi apa yang dicari pengunjung di desa itu,” jelas Mila.

Ia pun berharap Kajoetangan Heritage Village kembali dikunjungi wisatawan di masa mendatang. Tidak hanya di depan gang tetapi juga di desa sehingga semua orang bisa merasakan manfaatnya.

“Akan ada segmen. Mungkin yang cari warung kopi atau sekedar nongkrong bisa di depan. Tapi untuk kuliner tradisional atau jajanan murah bisa masuk ke dalam. Jadi kita akan mencari perbedaan-perbedaan itu,” katanya.

“Jadi nanti bukan saingan, tapi saling melengkapi. Karena kalau dari luar kita tidak bisa, mungkin kita akan memenuhi apa yang dicari pengunjung di desa,” pungkasnya. (ica/ian/van)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button