Mengunjungi Masjid Unik Bergaya Tionghoa di Lombok - KBK - WisataHits
Jawa Timur

Mengunjungi Masjid Unik Bergaya Tionghoa di Lombok – KBK

Masjid bergaya Tionghoa di Dusun Jurang Malang, Desa Pakuan, Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat. (Foto: Antara)

Posting dilihat: 29

MATARAM – Lombok dikenal sebagai pulau seribu masjid. Salah satu masjid di pulau Lombok terlihat berbeda dari masjid lainnya. Masjid unik ini terletak di Dusun Jurang Malang, Desa Pakuan, Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat.

Nama Masjid Ridwan terkenal dengan arsitektur Cinanya yang unik.

Masjid Ridwan didirikan pada tahun 2011 yang diprakarsai oleh H. Maliki, seorang Tionghoa yang masuk Islam. Saat mengerjakan bangunan tersebut, ia dibantu oleh salah satu temannya yang ahli dalam bidang desain arsitektur.

Seluas 90 hektar, terdiri dari masjid, taman, titik foto, kolam renang, payung besar, area cuci, gudang dan tempat parkir, semuanya dirancang seperti bangunan Cina.

Masing-masing bentuk dan dekorasi masjid memiliki makna tersendiri, seperti kubah, sudut bangunan segi delapan, sisi bangunan, dan dekorasi masjid bertulisan kaligrafi.

Hiasan di sisi pintu masuk bertulisan aksara Tionghoa, warna masjid merah dan kuning, di halaman masjid terdapat payung dan jembatan penghubung perbukitan.

Dengan arsitektur bangunan khas China, memiliki makna islami seperti kubah tiga lapis yang dimaknai sebagai filosofi manusia yang hidup dalam kandungan. Kemudian di dunia ini dan akhirnya di akhirat.

“Saya ingin membawa nilai-nilai Islam ke masjid yang saya bangun. Kalau orang Tionghoa percaya, atap yang bertumpuk itu berarti orang tersebut adalah orang dari kasta tinggi dan keturunan kesultanan,” kata H. Maliki selaku pemilik Masjid Ridwan.

Di setiap sudut dan sisi kubah Masjid Ridwan terdapat 23 sudut yang berhiaskan nama nabi dan nama bidadari, memancarkan warna-warna indah.

Ditambah dengan suasana yang sejuk dan jauh dari keramaian, membuat orang beribadah (berdoa) di dalamnya semakin nyaman.

Selain itu juga terdapat foto tokoh agama yang pemikirannya sangat berpengaruh di pulau Lombok, dan di setiap foto terdapat orang yang memperkenalkan H. Maliki kepada Islam.

Ada juga payung besar di depan Masjid Ridwan dan jembatan yang menghubungkan bangunan masjid dengan bukit di sebelah masjid. Apalagi payung besar yang menghiasi halaman masjid memberikan kesan berada di kota Mekkah.

Lokasinya yang berada tepat di atas perbukitan menunjukkan bahwa pemiliknya ingin merasa dekat dengan tuannya. Karena pada zaman dahulu orang bermeditasi pada titik tertinggi untuk mengambil keputusan.

Maliki mendapat ide untuk membangun masjid setelah mendengar Tausyiah di radio tentang kisah Nabi Musa AS yang mendaki bukit untuk bersekutu dengan tuhannya.

“Setelah mendengarkan ceritanya, saya membangun masjid seperti itu di atas bukit,” katanya.

Dipenuhi dengan warna merah dan kuning merupakan warna yang harus ada dalam kehidupan masyarakat Tionghoa karena warna melambangkan kebaikan, warna identitas bagi etnis Tionghoa dan juga melambangkan kegembiraan dalam kepercayaan etnis.

Berbeda dengan warna pintu masuk masjid yang terbuat dari kayu jati, motif bunga matahari yang indah diukir dalam warna hitam-cokelat, melambangkan kesuburan dan kemakmuran.

Di sebelah pintu masuk terdapat dua tulisan Cina di kiri dan kanannya, yang artinya “Walaupun kita jauh, kita dekat karena kita bersaudara Muslim”. Kemudian pasal yang lain menjelaskan bahwa semua orang di muka bumi ini bersaudara.

Selain sebagai tempat ibadah, Masjid Ridwan merupakan salah satu objek wisata religi di Dusun Jurang Malang. Bahkan, karena bentuknya yang unik, masjid ini resmi dijadikan ikon Desa Pakuan pada tahun 2013.

Banyak pengunjung yang datang untuk mengabadikan momen tersebut dengan berfoto selfie di setiap sudut masjid, terutama pada hari Sabtu dan Minggu (libur).

Dengan posisi Masjid Ridwan yang berada tepat di atas perbukitan dan dikelilingi taman yang asri, pengunjung yang datang ke tempat ini akan merasakan kenyamanan dan keindahan saat melihat bangunan masjid yang unik dan indah.

Salah satu pengunjung, Zainal, mengungkapkan bahwa arsitektur yang indah dan angin sepoi-sepoi membuatnya ragu untuk meninggalkan masjid. Saya ingin tinggal di tempat ini.

Ia mengaku sangat menyukai masjid karena banyak tempat yang bisa dijadikan spot foto dan tempatnya juga jauh dari keramaian.

Masjid Ridwan tidak hanya sebagai tempat ibadah dan wisata, tetapi juga sering digunakan sebagai tempat pernikahan, dengan pemilik masjid memberikan hadiah langsung berupa kambing atau uang tunai.

Tidak hanya mereka yang akan menikah, tetapi juga warga yang ingin melakukan kegiatan sosial seperti khitanan, begawe (pernikahan), temu/percakapan didukung jika diperlukan.

Jika kegiatan sosial atau keagamaan berlangsung di masjid, mereka difasilitasi oleh pemilik masjid sesuai dengan kebutuhan mereka.

Sore hingga malam, Masjid Ridwan digunakan sebagai tempat belajar Al-Qur’an bagi anak-anak yang rumahnya dekat dengan tempat tersebut.

Sementara itu, masyarakat Dusun Jurang Malang sangat menerima pembangunan Masjid Ridwan yang bernuansa Tionghoa. Karena bangunan tersebut merupakan tempat ibadah bagi umat Islam.

Dari segi ekonomi, warga sekitar juga memanfaatkan wisata sebagai tempat berdagang dan menjadi satpam (parkir).

Karena tidak ada loket tiket masuk Masjid Ridwan, pemilik ingin pengunjung merasa nyaman di tempat ini sehingga semua orang bisa mengunjungi wisata unik ini.

Sumber: Antara

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button