Museum Kotagede Menghadirkan Wisata Edukasi Sejarah dan Peninggalan... - WisataHits
Yogyakarta

Museum Kotagede Menghadirkan Wisata Edukasi Sejarah dan Peninggalan…

LANGIT7.ID, Yogyakarta – Museum Kotagede merupakan salah satu museum yang memiliki konsep berbasis masyarakat.

Museum ini diperuntukkan bagi masyarakat yang ingin wisata edukasi sekaligus ingin mengetahui sejarah peristiwa dan perjalanan sejarah di Kotagede secara keseluruhan serta keterkaitannya dengan tempat-tempat yang masih terjaga keindahannya.

Wisatawan dapat merasakan tradisi yang masih dijunjung tinggi dan dilestarikan di Kotagede sebagai daya tarik wisata. Museum ini juga hadir sebagai pusat informasi pertama dari Museum Hidup Kotagede.

Baca juga: Kawasan Taman Gunung Langit ditetapkan sebagai akomodasi wisata

Edukator Museum Kotagede Inro Living Museum Candra Datey Novitasari mengatakan, tujuan dibuatnya museum ini karena Kotagede begitu kompleks dalam banyak hal, baik dari segi sejarah, adat istiadat, warisan budaya, pergerakan masyarakat hingga kuliner dari abad ke-16.

“Kotagede yang terdiri dari banyak museum hidup seperti Masjid Gede Mataram, Makam Raja-Raja Mataram dan Watu Gilang Watu Gatheng diperkenalkan melalui Intro Living Museum,” kata Candra, Jumat (12/2/2022).

Ia berharap pengenalan Living Museum dapat menjadi titik awal untuk mengenal museum hidup lain yang ada di Kotagede. “Mudah-mudahan wisatawan semakin tertarik mengunjungi museum kehidupan Kotagede yang sesungguhnya,” ujarnya.

Museum Kotagede Intro Living terletak di Jalan Tegal Gendu No. 20 Kota Yogyakarta DIY dan buka setiap hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 hingga 16.00 WIB.

Mengunjungi museum pendidikan ini, Sahabat Langit7 akan disuguhkan potensi 4 klaster di Kotagede, yaitu Klaster Situs Arkeologi dan Bentang Alam Sejarah, Klaster Teknologi Tradisional, Klaster Seni Pertunjukan Sastra, Tradisi dan Kehidupan Sehari-hari serta Klaster gerakan sosial. .

Di Klaster Arkeologi dan Sejarah, pengunjung dapat melihat peninggalan berupa artefak, bangunan, cagar budaya dan lainnya. Untuk kluster Ketrampilan Tradisional berisi informasi tentang peninggalan arsitektural dan kerajinan perak.

Rumpun sastra, seni pertunjukan dan adat istiadat mencakup kemampuan untuk menciptakan seni dan kuliner Kotagede yang unik seperti kipo dan waru. Sedangkan Klaster Gerakan Sosial berkaitan dengan perjalanan sejarah terkait kemunculan dan perkembangan organisasi sosial dan kemasyarakatan di Kotagede. Termasuk perannya dalam kemerdekaan Indonesia.

Museum Kotagede didasarkan pada keadaan lingkungan di luar tembok museum, namun tetap dibutuhkan titik temu untuk menjadi jangkar keberadaan Museum Kotagede. Titik ini disebut Museum Kotagede: Intro Living Museum, yang terletak di bangunan budaya-sejarah Rumah Kalang.

Baca Juga : 4 Syarat Bepergian Ke Tempat Ibadah Keagamaan Di Luar Islam

Rumah Kalang ini berfungsi sebagai pusat informasi mengenai potensi kawasan cagar budaya Kotagede. Pembangunan Rumah Kalang dan beberapa koleksi di Museum Kotagede berasal dari hibah tokoh Kotagede dan masyarakat.

Rumah Kalang yang kini menjadi aset pemda DIY ini sebelumnya milik BH Noerija, salah satu tokoh Wong Kalang. Wong Kalang turut membentuk identitas Kotagede, bukan hanya karena karakter arsitektur bangunannya yang khas, tetapi juga karena peran sosial, budaya, dan ekonominya.

Bangunan Rumah Kalang yang dibangun secara bertahap pada tahun 1931-1938 memadukan banyak gaya dengan pola unik yang berbeda dengan arsitektur lain pada masanya. Ada gaya arsitektur tradisional Jawa, Cina, dan Eropa yang membentuk identitas arsitektur Rumah Kalang.

(jadi)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button