Menumbuhkan semangat kebangsaan siswa dengan pengenalan budaya - WisataHits
Jawa Timur

Menumbuhkan semangat kebangsaan siswa dengan pengenalan budaya

Setya Amri Prasaja (kanan) dalam memberikan teknik penulisan aksara Jawa menggunakan teknologi digital. [wawan triyanto]

Museum Pleret gelar JSM di Tugu Pahlawan
Surabaya, Bhirawa

Pameran Cross Musea Classics Nusantara 2022 yang akan diselenggarakan di Museum Sepuluh November Surabaya di kompleks Tugu Pahlawan Surabaya pada 26-28 Juli tidak hanya menampilkan benda-benda bersejarah, tetapi juga memberikan edukasi kepada pengunjung dan menumbuhkan rasa nasionalisme.
Surabaya, Kediri, Sumenep dan Di Yogjakarta mengikuti pameran dengan tema “Mengenal Sejarah Kerajaan Tanah Nusantara”. Beberapa benda bersejarah dari kerajaan dipajang. Museum Pleret yang dikelola oleh Dinas Kebudayaan (Kundha Kakulturn) Daerah Istimewa Yogyakarta ini berpartisipasi dalam presentasi pameran bertema Medang: Sejarah dan Kebudayaan Mataram Kuno.
Museum Pleret menampilkan foto-foto prasasti kikuk, benda-benda logam yang diyakini berasal dari Mataram kuno serta benda-benda perunggu yang dikumpulkan di Museum Pleret, foto-foto wadah emas yang dihiasi relief cerita Ramayana (mangkuk Ramayana), kemudian ditemukan patung pada masa Mataram Kuno yaitu Arca Jambala.
Selain itu, Kementerian Kebudayaan (Kundha Kakulturn) DI Yogyakarta juga mengadakan Museum Friends Meeting (JSM) yang mengundang siswa-siswi SMA se-Surabaya, antara lain SMA/SMK Barunawati, SMAN 6, SMA Kristen Frateran, SMKN 12, SMKN 7 , SMKN 2, SMA Stella Maris dan SMA Ta’miriyah.
Untuk menambah wawasan bagi mahasiswa, Kundha Kakulturen memperkenalkan narasumber Datta Parama Satwika, Pengajar Museum 10 November, Setya Amri Prasaja (Kasi Bahasa dan Sastra), Sukma Fatimah dan Stella Wulandari.
Dalam pertemuan di lapangan, Budi Husada, Kepala Bagian Tata Usaha dan Pengembangan Museum Sejarah, Bahasa, Sastra, dan Kundha Kakulturan Yogyakarta mengatakan, tujuan kegiatan ini adalah untuk memberikan edukasi sekaligus mendekatkan museum kepada pelajar dan masyarakat.
Melalui museum, mereka dapat berkenalan dengan sejarah, budaya, dan pengetahuan lainnya. “Ada 50 museum di Jogjakarta dan akan kita jajaki dan perkenalkan ke masyarakat karena museum juga tempat pendidikan dan pariwisata,” katanya, Rabu (27 Juli).
Budi juga menjelaskan, pihaknya sengaja mengajak mahasiswa JSM untuk menambah wawasan budaya dan menumbuhkan jiwa nasionalisme. Siswa merupakan generasi pertama bangsa dan diharapkan ketika mempelajari sesuatu mereka tetap berlandaskan pada budaya bangsa.
Sementara itu, nara sumber Datta Parama Satwika menekankan bahwa masyarakat harus melestarikan warisan budaya. “Benda dan bangunan cagar budaya harus dilindungi dan tidak dirusak,” ujarnya kepada para mahasiswa.
Sementara itu, narasumber Setya Amri Prasaja memperkenalkan penulisan aksara Jawa menggunakan teknologi digital. Misalnya, mengirim pesan melalui WhatsApp atau media sosial dengan aksara Jawa.
Setya Amri mengatakan, saat ini banyak mahasiswa dan masyarakat yang memanfaatkan teknologi digital untuk belajar dan berkomunikasi dengan aksara Jawa. Generasi milenial menyukai tantangan dan mereka belajar menulis aksara Jawa melalui dunia maya, apalagi sekarang sudah ada keyboard aksara Jawa.
Salah satu peserta, Gema Rasya dari SMK Barunawati mengatakan, kegiatan JSM bermanfaat untuk menambah pengetahuan tentang sejarah dan budaya. “Saya sangat senang mengikuti kegiatan ini karena menambah wawasan sejarah saya,” ujarnya.
Begitu pula Zeva Farros yang mengaku tertarik belajar menulis aksara Jawa melalui teknologi digital. “Saya tertarik belajar aksara Jawa,” kata siswa SMKN 7 ini. [wwn]

Source: www.harianbhirawa.co.id

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button