Menteri Perhubungan, BMKG, BRIN dan BNPB menggelar rapat koordinasi, membahas ekspektasi dan rekomendasi cuaca ekstrim - WisataHits
Jawa Tengah

Menteri Perhubungan, BMKG, BRIN dan BNPB menggelar rapat koordinasi, membahas ekspektasi dan rekomendasi cuaca ekstrim

TEMPO.CO, jakarta – Dinas Perhubungan menggelar rapat koordinasi bersama BMKG, BRIN dan BNPB untuk membahas prakiraan cuaca ekstrim yang akan terjadi pada masa liburan Natal dan Tahun Baru atau Nataru. Selain itu juga dibahas rekomendasi sebagai bahan acuan pengelolaan transportasi.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan lonjakan jumlah penumpang selama libur Nataru dan potensi kondisi cuaca ekstrem akan mengancam keselamatan perjalanan. “Oleh karena itu, kami akan terus berkoordinasi secara intensif dengan BMKG, BRIN dan BNPB,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis, 29 Desember 2022.

Sejumlah daerah seperti Jabodetabek, Jawa Barat, dan Jawa Tengah diprakirakan akan mengalami peningkatan pergerakan penumpang selama libur Nataru. Serta beberapa selat yang akan dipadati penumpang ferry yaitu Selat Sunda, Selat Bali dan Selat Lombok. Kawasan tersebut sangat penting untuk mengantisipasi cuaca buruk.

Ia mengatakan, rekomendasi kondisi cuaca sangat dibutuhkan oleh Kementerian Perhubungan bersama pengelola sarana dan prasarana transportasi. Tujuannya untuk menerbitkan pedoman di bidang transportasi.

Misalnya, Budi Karya mencontohkan dengan menerbitkan Notice to Airmen (NOTAM) di bidang penerbangan untuk menunda penerbangan atau membatalkan penerbangan. Kemudian menerbitkan Surat Kuasa Berlayar (SPB) di bidang maritim dan penyeberangan untuk menunda pelayaran kapal selama ditentukan cuaca, gelombang dan arus laut dalam kondisi ekstrim.

“Rekomendasi ini sangat kami perlukan untuk mengingatkan masyarakat yang akan berwisata,” kata Budi Karya. “Jadi jika cuaca mengancam keselamatan perjalanan, kami akan mengeluarkan kebijakan secara tegas untuk menunda perjalanan transportasi sampai cuaca membaik.”

Selain itu, Budi Karya juga akan berkoordinasi dengan pimpinan daerah, khususnya di daerah-daerah yang mengalami lonjakan jumlah penumpang yang cukup signifikan pada saat hari raya Nataru. Dan diminta lebih waspada terhadap gangguan cuaca yang terjadi.

“Ada sejumlah insiden di sektor transportasi karena cuaca. Makanya kami minta Dirjen menerapkan pedoman yang lebih ketat. Misalnya membatasi kendaraan dengan muatan tertentu atau membatalkan perjalanan demi keselamatan bersama,” kata Budi Karya.

Sementara itu, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan berdasarkan prakiraan cuaca periode 29 Desember 2022 hingga 1 Januari 2023 di Jabodetabek, kemungkinan terjadi hujan sedang hingga sangat lebat.

“Besok (30 Desember) akan terjadi hujan lebat hingga sangat lebat di sebagian besar wilayah Jabodetabek. Sedangkan pada lusa (31 Desember) dan 1 Januari 2023 akan terjadi hujan ringan hingga sedang,” kata Dwikorita.

Kepala BRIN Laksana Tri Handoko mengatakan, pihaknya melakukan Operasi Modifikasi Cuaca (TMC). TMC dapat mengubah cuaca baik dengan meningkatkan intensitas presipitasi di lokasi tertentu (rain amplifikasi) atau menurunkan intensitas presipitasi di lokasi tertentu (rain amplifikasi)pengurangan hujan).

“Kami melakukan unggulan di sejumlah daerah sejak 25-28 Desember 2022 dan akan terus dilakukan hingga awal Januari 2023,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala BNPB Suharyanto menjelaskan, pelaksanaan TMC memerlukan koordinasi pemerintah daerah untuk menentukan situasi darurat di daerah masing-masing. “Ketika keadaan darurat telah diumumkan, tim TMC dapat dengan cepat melakukan operasi penyemaian melalui udara,” kata Suharyanto.

Baca juga: Terbaru: Dampak Kondisi Cuaca Ekstrim Terhadap Perjalanan, Profil Bendungan Beringin Sila Rp 1,72 T

Ikuti berita terbaru Tempo di Google News, klik di sini.

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button