Bakorwil Bojonegoro menggelar rapat koordinasi untuk percepatan penanggulangan kemiskinan ekstrim - WisataHits
Jawa Timur

Bakorwil Bojonegoro menggelar rapat koordinasi untuk percepatan penanggulangan kemiskinan ekstrim

Untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan ekstrim, Bakorwil Bojonegoro menggelar rapat koordinasi di wilayah kerjanya, di Aula Mliwis putih kecamatan Bakorwil.

Bojonegoro, Bhirawa

Dalam rangka percepatan penanggulangan kemiskinan ekstrem, Bakorwil Bojonegoro menggelar rapat koordinasi di wilayah kerjanya kemarin (6 September) di Aula Mliwis putih Kotamadya Bakorwil.

Para kepala dinas, instansi, dinas, seksi atau perwakilan pemerintah provinsi Jawa Timur dan pemerintah kabupaten/kota di seluruh wilayah kerja Bakorwil Bojonegoro juga hadir dalam rapat koordinasi tersebut.

Ketua Bakorwil Bojonegoro Agung Subagyo yang diwakili oleh Kepala Dinas Kesra Edhi Sigit Satyanto mengatakan, memajukan kesejahteraan masyarakat merupakan salah satu tujuan dasar negara kita, yang tentunya menjadi tugas dan tanggung jawab negara. pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, dan pemerintah desa untuk mengusahakannya.

“Memang tidak bisa kita pungkiri bahwa angka kemiskinan di Indonesia maupun di Provinsi Jawa Timur masih tinggi hingga saat ini, yang berarti masih banyak masyarakat yang tidak kaya raya,” ujarnya.

Jumlah penduduk miskin berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Tim Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Nasional (TNP2K) pada Maret 2020 menunjukkan bahwa jumlah penduduk miskin di Provinsi Jawa Timur sebanyak 4.419.100 jiwa (11,40%) dan di atas rata-rata nasional sebesar 9,78%.

“Sekarang jumlah penduduk miskin ekstrim sebanyak 1.812.210 jiwa (4,5%), juga lebih tinggi dari rata-rata nasional 3,9%,” katanya.

Pada Maret 2021, kemiskinan ekstrem di Jawa Timur menurun, namun kondisi ini tidak mengurangi secara signifikan jumlah penduduk yang hidup dalam kemiskinan ekstrem di Jawa Timur yang masih 4,4% di atas rata-rata nasional 4%. Pada saat yang sama, Presiden Republik Indonesia telah “memperingatkan” bahwa kemiskinan ekstrem harus 0% pada tahun 2024.

Berdasarkan data dari sumber yang sama, 8 kabupaten/kota di wilayah kerja Bakorwil Bojonegoro, yaitu Bojonegoro, Tuban, Lamongan, Gresik, Mojokerto, Jombang, Nganjuk dan Mojokerto memiliki konsentrasi penduduk sangat miskin yang tinggi.

“Data Maret 2020 menunjukkan jumlah penduduk sangat miskin sebanyak 476.880 jiwa atau 26,3% dari jumlah penduduk sangat miskin Provinsi Jawa Timur (tertinggi dari 5 Bakorwil di Provinsi Jawa Timur),” jelasnya.

Beberapa waktu lalu, Tim Monev Bakorwil Bojonegoro bersama dengan Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Kabupaten/Kota (TKPK) melakukan Monev di wilayah kerja Bakorwil Bojonegoro dalam rangka penanggulangan kemiskinan ekstrim.

Data umum muncul dari kegiatan-kegiatan tersebut, antara lain sejumlah program kebijakan penanggulangan kemiskinan ekstrem dicanangkan oleh pemerintah dan pemerintah daerah, mis. B. PKH, BLT, BPNT, BST, KIP, BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan dan sebagainya di wilayah kerja Bakorwil Bojonegoro, dan telah dilaksanakan dengan cukup baik dengan dukungan stakeholders terkait.

“Namun, percepatan tersebut masih belum memberikan kontribusi yang signifikan dalam mengurangi kemiskinan ekstrim. Hal ini tentunya meningkatkan kesadaran kita bersama bahwa kita perlu melakukan sesuatu untuk mempercepat pengentasan kemiskinan ekstrim,” kata Sigit.

Sementara itu, Presiden menekankan pada percepatan pengentasan kemiskinan ekstrem melalui Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2022 yang menggariskan perlunya integrasi, sinergi program, kerjasama antar departemen/lembaga dan pemerintah daerah.

“Mengingat kondisi tersebut, perlu adanya pemetaan dan identifikasi kebutuhan tunjangan kesejahteraan (PPKS) terkait pengobatan yang akan diterima,” ujarnya.

Selain itu, menurut Sigit, hampir semua kabupaten/kota di wilayah kerja Bakorwil Bojonegoro memiliki potensi daerah yang layak untuk dikembangkan dan diyakini mampu meningkatkan opini masyarakat, misalnya dalam bidang pariwisata baik alam, buatan , Wisata Religi atau Sejarah, Bidang Kerajinan. .

“Misalnya kerajinan dari kayu jati, daun pandan dan berbagai industri kreatif kecil lainnya,” ujarnya. Upaya peningkatan pendapatan masyarakat sangat miskin dengan penguatan sektor ekonomi kerakyatan akan efektif, efisien dan efektif jika kegiatan difokuskan pada pengembangan produk yang sesuai dengan karakteristik potensi daerah dan masyarakatnya. Di tempat dengan tingkat kemiskinan ekstrim yang tinggi, yaitu melalui gerakan One Village One Product (Ovop) serta pengembangan forum kemitraan UMKM.

Selain ovop dan pengembangan forum kemitraan UMKM, juga perlu adanya sinkronisasi data fakir miskin atau data individu sebagai entry point bagi pelaksanaan berbagai program penanggulangan kemiskinan, seperti: B. Kesejahteraan, jaminan kesehatan, pendidikan, pekerjaan, bantuan perumahan, perbaikan sanitasi dan air, bersih dan sebagainya. [bas.dre]

Source: www.harianbhirawa.co.id

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button