Menjaga kelestarian cagar budaya, kendaraan terbatas di Kota Lama Semarang - WisataHits
Jawa Tengah

Menjaga kelestarian cagar budaya, kendaraan terbatas di Kota Lama Semarang

Menjaga kelestarian cagar budaya, kendaraan terbatas di Kota Lama Semarang

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG – Pembatasan kendaraan bermotor di jalan raya kawasan Kota Lama, Semarang, Jawa Tengah diperketat. Langkah ini bertujuan untuk melestarikan cagar budaya daerah tersebut.

“Bahkan banyak jalan yang kita siapkan sebagai zona pejalan kaki untuk kawasan kota tua. Kami ingin membatasi akses kendaraan dan mobil penumpang,” kata Sekretaris Dinas Perhubungan Kota Semarang Danang Kurniawan di Semarang.

Sebuah portal dipasang di Jalan Letjen Suprapto, pintu masuk Kota Tua, mencegah lewatnya kendaraan setinggi lebih dari 2,1 meter dan larangan kendaraan dengan berat lebih dari tiga ton.

Dermaga beton juga telah ditambahkan di beberapa ruas jalan yang semula terbuka untuk kendaraan, dan pekerjaan satu arah telah dilakukan di beberapa ruas untuk membatasi jumlah kendaraan yang masuk.

“Padahal, di sini (di kota tua, Red) bangunan rentan rusak akibat getaran yang ditimbulkan oleh kendaraan yang melintas,” ujarnya.

Menurutnya, upaya pengurangan arus kendaraan di Kota Tua Semarang dilakukan dengan dua langkah, yakni melarang kendaraan di ruas jalan tertentu dan jalan yang dibatasi arus kendaraan.

“Ada bagian tertentu yang kami larang dan kedua kami batasi. Kami akan memberikan contoh kapan Hari tanpa kendaraan bermotor dan Malam bebas mobil Mari kita mulai dengan penerapannya. Pasti akan ada lebih banyak bagian seperti ini,” katanya.

Danang menjelaskan, kawasan Kota Tua Semarang sedang dipersiapkan dengan banyak akses pejalan kaki atau pedestrian sehingga lebih nyaman untuk dikunjungi sebagai tujuan wisata.

“Kita akan terus menciptakan kawasan untuk pejalan kaki yang ramah dan aman, kemudian ada kawasan dengan kendaraan non listrik atau jalur untuk sepeda,” kata Danang.

Selain itu, kata dia, akses angkutan umum juga akan ditingkatkan agar terkoneksi, misalnya menghubungkan stasiun kereta api yang sudah ada dengan kawasan Kota Lama.

Bahkan, kata dia, halte Trans Semarang yang ada saat ini sedang dihitung ulang agar penempatannya lebih efektif bagi penumpang.

“Kami memiliki survei yang disebut Origin and Destination. Jadi di mana halte bus ditempatkan secara efektif nanti untuk para penumpang. Jadi kemana kamu pergi, kemana kamu turun? sebuah ‘menghubungkan’,” dia menekankan.

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button