Menjadi pusat pariwisata merupakan langkah Pemerintah Kota Bandung di kawasan Alun-alun untuk meningkatkan perekonomian - WisataHits
Jawa Barat

Menjadi pusat pariwisata merupakan langkah Pemerintah Kota Bandung di kawasan Alun-alun untuk meningkatkan perekonomian

Laporan Wartawan Tribun Jabar Muhamad Nandri Prilatama

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG – Kawasan sekitar Alun-Alun Kota Bandung merupakan salah satu pusat pariwisata yang dapat meningkatkan perekonomian di Kota Bandung.

Luas alun-alun meliputi Jalan Dalem Kaum, Jalan Kepatihan, Jalan Banceuy, Jalan Cikapundung Barat dan Viaduct.

Pemerintah Kota Bandung tetap berkomitmen untuk memulihkan perekonomian, termasuk meningkatkan pendapatan asli daerah dan meningkatkan kesejahteraan para pemangku kepentingan bisnis.

Ketua Satgas Pemulihan Ekonomi Kota Bandung Eric M. Attauriq mengatakan pertumbuhan ekonomi tahun 2018 sebelum Covid adalah 7,08 persen.

Kemudian, pada 2019, awal pandemi adalah 6,79 persen. Apalagi pada 2020 akan menjadi -2,28 persen dan memasuki pemulihan ekonomi sebesar 3,76 persen pada 2021.

“Pandemi benar-benar memperburuk kondisi ekonomi. Sangat terasa di Alun-alun dan sekitarnya, di mana kegiatan ekonomi sangat bergantung pada interaksi langsung, seperti landmark bersejarah, pusat perbelanjaan, dan ruang publik,” katanya di Balai Kota, Jumat (8/5/2022).

Baca Juga: Mulai Besok, Alun-Alun Indramayu Akan Direvitalisasi, Berikut Potret Rencana Pembangunannya

Eric menambahkan, kawasan Alun-alun memiliki potensi besar untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Kota Bandung. Pada tahun 2018, Perwal nomor 811 Tahun 2018 disusun terkait Pedoman Perancangan PPK Alun-alun Kota. Dalam Perpres tersebut, alun-alun sebagai kawasan strategis kota didasarkan pada kepentingan ekonomi dan pola konsep penataan kawasan sekitar alun-alun.

“Kami telah mengidentifikasi empat lokasi prioritas untuk penataan, yaitu kawasan Dalem Kaum dan Kepatihan, Banceuy, Jalan Cikapundung Barat-Soekarno dan Viaduct,” katanya.

Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kota Bandung Atet Dedi Handiman mengatakan ada 140.000 UMKM, menurut data statistik.

Saat ini ada 8.662 data dari kantor KUMKM, mulai dari NIK, nama jenis usaha, aset, omzet dan akses ke lembaga keuangan.

“Akibat pandemi, jumlah pelaku UMKM justru bertambah. Mungkin karena ada yang di-PHK atau kehilangan pekerjaan, mereka beralih ke perusahaan. Kami juga melakukan upaya pendampingan dengan enam asisten pada tahun 2020, dengan satu asisten mewakili 25-30 pemangku kepentingan bisnis. Kemudian pada 2020 akan ada 15 asisten untuk 450 UMKM, sedangkan pada 2020 akan ada 22 asisten hingga 600 perusahaan,” katanya.

Baca Juga: STT Bandung Gandeng Disdagin Kota Bandung, Menuju UMKM Go To International

Dukungan yang diberikan meliputi pengelolaan usaha mikro, pelaporan keuangan dasar, pembukuan dan corporate branding, serta peningkatan kualitas kapasitas produksi yang diberikan oleh dukungan tersebut.

Selain itu, upaya dukungan hukum dilakukan untuk memastikan mereka menjalankan bisnis sesuai dengan ketetapan, termasuk legalitas bisnis seperti izin.

Source: jabar.tribunnews.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button