Ini adalah strategi pemerintah kota untuk memulihkan perekonomian di kawasan Alun-Alun Bandung - WisataHits
Jawa Barat

Ini adalah strategi pemerintah kota untuk memulihkan perekonomian di kawasan Alun-Alun Bandung

luas persegiluas persegi

Kawasan Alun Alun masih menjadi salah satu tempat wisata terpopuler bagi para pelancong yang datang ke Bandung. Dengan demikian, tempat tersebut mampu meningkatkan perekonomian di Kota Bandung.

Kawasan Alun-alun tidak hanya meliputi Jalan Dalem Kaum tetapi juga Jalan Kepatihan, kawasan Banceuy, Cikapundung Barat dan kawasan Viaduct.

Di tengah pandemi COVID-19, Pemerintah Kota Bandung (Pemkot) terus berupaya menghidupkan kembali perekonomian. Salah satunya adalah meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) dan meningkatkan kesejahteraan pelaku ekonomi.

Gulir untuk membaca

Gulir untuk membaca

Menurut Kepala Satgas Pemulihan Ekonomi Kota Bandung Eric M. Attauriq, Eric M. Attauriq mengatakan melihat pertumbuhan ekonomi tahun 2018 sebelum Covid-19 sebesar 7,08 persen. Pada 2019, masuknya pandemi Covid 19 sebesar 6,79 persen.

Sementara itu, pada 2020, pandemi Covid-19 sebesar -2,28 persen, dan pada 2021 mulai memasuki masa pemulihan ekonomi sebesar 3,76 persen.

“Jadi bisa dilihat bahwa pandemi berdampak besar terhadap perekonomian. Tentu saja terasa di dalam dan di sekitar Alun-alun, di mana kegiatan ekonomi sangat bergantung pada interaksi tatap muka. Seperti tempat wisata sejarah, kawasan perbelanjaan, ruang publik,” kata Eric.

Eric mengatakan kawasan Alun-alun memiliki potensi besar untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di kota Bandung. Oleh karena itu, pada tahun 2018 telah diterbitkan SK Walikota No. 811 Tahun 2018 tentang Pedoman Penataan Kota PPK Alun-alun.

Peraturan tersebut menyebutkan bahwa alun-alun merupakan kawasan perkotaan yang strategis berdasarkan kepentingan ekonomi dan konsep penataan lingkungan alun-alun.

“Yang sudah dilakukan Pemkot Bandung adalah menetapkan 4 lokasi prioritas penataan, yaitu kawasan Dalem Kaum dan Kepatihan, kawasan Banceuy, Cikapundung Barat – Jalan Soekarno dan kawasan Viaduct,” ujar Eric yang juga asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Kota Bandung.

Di tempat yang sama, Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (KUMKM) Kota Bandung Atet Dedi Handiman mengatakan jumlahnya mencapai 140.000, menurut data statistik. Sedangkan data layanan KUMKM sebanyak 8.662. Tercatat NIK, nama jenis usaha, aset, omzet, lalu akses ke lembaga keuangan.

“Apalagi dengan adanya pandemi, jumlah UMKM meningkat. Mungkin ada yang di PHK karena pandemi, kehilangan pekerjaan, sehingga menjadi pelaku bisnis. Keberadaan Covid ini dikenal sebagai keterkaitan dengan ekosistem digital, sehingga jual beli online dimanfaatkan oleh UMKM dalam negeri,” jelasnya.

“Pertama-tama strateginya tahun 2020 kita ada 6 asisten pendamping. Pendamping adalah 25 sampai 30 pelaku ekonomi. Pada tahun 2021, 15 pendamping adalah sekitar 450 UMKM. Pada 2020, 22 asisten akan mencapai 600 perusahaan,” tambahnya.

Apa yang dilakukan dalam mendukung termasuk manajemen mikro, pelaporan keuangan dasar, akuntansi serta branding perusahaan.

“Selain itu, ada peningkatan kualitas kapasitas produksi yang diberikan dengan dukungan. Kemudian ada juga pendampingan hukum, agar kegiatan usaha tersebut tidak melanggar apa yang telah ditentukan. Salah satunya adalah legalitas perusahaan seperti perizinan,” ujarnya.

Sementara itu, salah satu pelaku bisnis, Susi, mengaku terjun ke dunia bisnis karena kebutuhan yang harus dipenuhi.

Ia selaku pemilik Keripik Pisang Bu Susi mengatakan, awalnya hanya menghasilkan satu rasa. Namun, dengan berkembangnya bisnis, kini ada beberapa varian.

“Alhamdulillah, saat ini ada beberapa rasa. Untuk pemasaran saya dipromosikan oleh layanan KUMKM, jadi diperlukan legalitas. Produk sudah berlabel Halal, PIRT, HAKI, quality check sudah selesai. Semuanya gratis dan didukung oleh BDC (Bussines Development Center),” ujarnya.

“).attr({ ketik: ‘teks/javascript’, src: ‘ }).prependTo(“head”); if ($(“.instagram-media”).length > 0) $(”

Source: ihram.republika.co.id

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button